Mohon tunggu...
Amad Sudarsih
Amad Sudarsih Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pengurus CLICK (Commuter Line Community of Kompasiana), Ketua RailSafer (Indonesian Railway Safety Care), Inisiator KOMPAK (Komunitas Pecinta Kereta Api), 2006-2015 fokus sbg jurnalis perkeretaapian, tiap hari naik KRL, tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Setahun Lalu Kunikmati Monorail Jakarta

4 Juni 2014   01:21 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:44 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun sudah berjalan sekian bulan, perkembangan pembangunan monorel nyaris tak terlihat aktifitasnya. Bahkan saat ini justru pembangunan MRT Jakarta yang mulai nampak aktifitasnya. Ada apakah gerangan begitu lambannya pembangunan monorel Jakarta? Saya dan Kompasianer yang ikutan acara Kompasiana Nangkring Bareng PT Jakarta Monorail di Outback Steakhouse, Mall Kuningan City pada Sabtu (24/5/2014) baru ngeh kalau ternyata ada masalah yang mengganjal.

Dirut PT Jakarta Monorail John Aryananda pun blak-blakan tentang kondisi masalah yang saat ini masih mengganjal kelanjutan pembangunan monorel Jakarta. Persoalan masih berkutat pada kesepakatan perjanjian kerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta yang masih revisi UUD (ujung-ujungnya soal duit). Artinya Pemprov DKI Jakarta masih meragukan kemampuan finansial PT Jakarta Monorail dan seberapa besar keuntungan yang diperoleh.

“Yang kita sayangkan statemen Pak Wagub yang tidak sesuai fakta yang mengatakan, Gue kira mereka (PT JM-pen) tidak punya uangnya. Padahal yang kita ajukan pendanaan dari Konsorsium, jadi jelas kami mampu,” ucap John.

Pemprov DKI Jakarta melalui pernyataan Ahok selaku Plt. Gubernur DKI Jakarta di media begitu tendensius menuding PT Jakarta Monorail hanya mau mengeruk untung di properti (sewa asset, dll) di stasiun dan jalur monorel saja. Koq makin memperkeruh suasana, padahal di awal sudah demikian mesranya. Bukannya tinggal diatur saja soal bagi hasilnya. Sebagai investor tentu setelah investasi ingin modal kembali dan untung. Tinggal sepakati saja berapa untung yang sama-sama menguntungkan. Untung bagi investor, Pemprov DKI Jakarta dan manfaat bagi masyarakat yang menggunakan monorel nantinya.

“Sebaiknya Ahok dan PT JM duduk sama-sama untuk mereview kembali. Dan masing-masing harus punya trust. Jangan curiga-curiga terus!!” kritik Tjipta Lesmana (Pakar Komunikasi Politik UPH Jakarta).

Sebagai warga yang merindukan kemacetan di Jakarta bisa tertangani dan tersedianya transportasi massal yang aman, nyaman dan ramah lingkungan serta terjangkau biayanya tentu tak ingin persoalan monorel berlarut-larut begitu lama. Apalagi impian monorel Jakarta sudah satu dasawarsa dinanti. Jangan dipolitisasi lagi! Capek!!!

“Kerjasama Pemerintah-Swasta memang hal baru. Bappenas sudah memberi pengertian kepada Pemprov DKI dan PT JM. Kita juga mendorong agar bisa memberi sinyal positif bagi investor. Semakin tertunda, semakin tinggi biayanya dan itu akan membebani rakyat,” ujar Lukas Hutagalung (Konsultan Bidang Infrastruktur Bappenas).

AMAD SUDARSIH

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun