Program vaksinasi akan sukses tergantung kepada: status antibodi  maternal induk babi, antigenesitas vaksin (dosis, cara pemberian, cara menyimpan, dan pengangkutan/transport dan ajuvant yang dipakai), dan kondisi babi (genetik yaitu faktor MHC I dan MHC II, status gizi, dan kesehatan babi).
Tindakan Medikasi
Tindakan medikasiadalah suatu tindakan pemberian suplemen dan antibakteri, atau antifungi, atau antiparasit pada babi secara terprogram untuk menjaga kondisi kesehatan babi tetap baik dan untuk membunuh mikroorganisme yang ada dalam tubuh babi yang secara fisik tampak sehat.
Pemilihan dan waktu pemberiam antimikroorganisme dan suplemen tersebut sangat bergantung kepada jenis mikroorganisme yang ada diwilayah peternakan dan kondisi babi yang dipelihara di sana. Oleh karena itu, program medikasi ini tidaklah baku, dan dapat berubah atau disesuaikan dengan kondisi di lapangan, umur babi, dan stadiumpertumbuhan/status induk. Contoh program medikasi dapat dilihat Tabel 3 berikut ini.
Pengendalian penyakit infeksi pada ternak babi wajib dilakukan, yaitu berupa tindakan pencegahan secara utuh dan menyeluruh, mulai dari tindakan lima elemen biosekuriti, program vaksinasi secara teratur, dan ketepatan memilih jenis obat dan waktu pemberiannya dalam penerapan program medikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Bindseil, E. 1972. On The Development of Interstitial Hepatitis ("Milk Spots") in Pigs Following Infection with Ascaris suum. Nord.Vet. Med. (23) : 191- 195.
Brander, G. C., Pugh, D. M., and Baywater, R. J. 1980. The Veterinary Applied Pharmacology Therapeutics, 4th Ed. Bailliere Tindall, London.
Close, W.H, (2001). Feeding and management strategies to improve sow productivity. Asian Pork Magazine. Vol : 1 (10)
Hastasi Wuryastuti. (2002). The Importance of Colostrum / Milk in Swine. International Seminar On Pig Farming " Awakening the Sleeping Giant". Benoa, Denpasar, Bali. Indonesia.