Mohon tunggu...
Amad Made
Amad Made Mohon Tunggu... Jurnalis - -

Jurnalis dan penulis di bidang perkeretaapian sejak tahun 2006 sampai sekarang. Pemerhati dan pengguna transportasi massal. Hobi jalan-jalan, hunting foto kereta api dan situs bersejarah. Tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Kali Pertama Naik KA Bandara Minangkabau

9 Desember 2018   07:45 Diperbarui: 9 Desember 2018   09:40 1912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah prasasti berisi riwayat pembangunan KA bandara di Stasiun BIM. (Foto: Amad S)

Jarak dari Stasiun BIM ke Stasiun Padang hanya 22 km dan KA berhenti di Stasiun Duku dan Stasiun Tabing dengan waktu tempuh perjalanan 40 menit. Dalam sehari KA Bandara Padang ini beroperasi 10 kali perjalanan. Lima kali perjalanan dari Stasiun Padang, dimulai pukul 06.10 WIB dan perjalanan terakhir pukul 16.20 WIB. Sedangkan dari Stasiun BIM, perjalanan pertama pukul 07.40 WIB dan perjalanan terakhir pukul 17.55 WIB.

Secara umum perjalanan naik KA bandara sangat nyaman. Sebagai gambaran, KA bandara yang dioperasikan di Sumatera Barat ini buatan dalam negeri yaitu PT INKA, sama seperti KA Bandara Soekarno Hatta yang dikelola Railink. Hanya bedanya, di Sumatera Barat berjenis KRDE (Kereta Rel Diesel Elektrik) sedangkan KA Bandara Soekarno Hatta Jakarta berjenis KRL (Kereta Rel Listrik). Dalam pengoperasiannya, 1 trainset KA Bandara BIM hanya terdiri dari 4 kereta (car) dan dijalankan oleh PT KAI (Persero) Divisi Regional 2 Sumatera Barat.

Tiba di Stasiun Padang. (Foto: Amad S)
Tiba di Stasiun Padang. (Foto: Amad S)
Selain KA bandara, ada juga 2 KA penumpang yang beroperasi melayani masyarakat, yaitu KA Ekonomi Sibinuang yang melayani relasi Padang-Pariaman,pp; dan KA perintis Lembah Anai relasi Lubuk Alung-Kayu Tanam. Memang tak banyak KA yang beroperasi di sana. Padahal pada masa kolonial Hindia Belanda, jalur KA di Sumatera Barat menghubungkan dari pelabuhan hingga Padang Panjang-Bukittinggi-Payakumbuh dan Padang Panjang-Solok-Sawahlunto. 

Bahkan sempat dibangun juga jalur KA ke arah Pekanbaru. Sayangnya jalur tersebut lama non aktif dan menanti segera direaktivasi kembali termasuk rencana Trans Sumatera Railway yang juga akan melewati Sumatera Barat. Semoga saja perkeretaapian di Sumatera Barat bisa kembali berjaya lagi untuk melayani masyarakat sekaligus solusi untuk mendukung angkutan penumpang maupun angkutan barang. 

Sebagai penutup, ada sebuah pantun yang saya buat di dalam kereta bandara :

Makan enak nasi rendang, bolehlah sambil lihat Jam Gadang

Kalau Anda pergi ke Padang, bolehlah coba naik kereta bandara Minang

Kalau ada sumur di ladang, boleh saya mencuci kaki

Kalau Anda nanti ke Padang, boleh ajak saya ke sana kembali

Makan ikan biar ada gizi

Cukup sekian, terima kasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun