Rencana pembangunan jalur MRT fase II sedang dalam persiapan. Ground breaking direncanakan sekitar awal Januari 2019. Seperti halnya fase I, pendanaan fase II juga berasal dari pinjaman JICA. Sedangkan fase berikutnya akan berasal dari skema KPBU (Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha).
Pembangunan jalur MRT (mass rapid transit / moda raya terpadu) fase I (Lebak Bulus-Bundaran HI) sudah mencapai 97,08%. Uji coba perjalanan kereta MRT pun sudah mulai dilakukan untuk memastikan kehandalan semua perangkat pendukungnya baik itu jalan rel, persinyalan, PSD (platform screen doors), keretanya itu sendiri serta sistem operasi yang nantinya terpusat dikendalikan oleh OCC (operation control center).Â
Selain itu yang tidak boleh terlewati yaitu seluruhnya harus dilakukan pengujian pertama untuk sertifikasi oleh Ditjen Perkeretaapian, yang meliputi pengujian jalur KA dan bangunan, pengujian fasilitas operasi (sinyal, telekomunikasi dan listrik aliran atas), pengujian sarana kereta MRT, dan juga pengujian SDM perkeretaapian yang akan mengoperasikan, memeriksa dan merawatnya. Pada fase I ada 13 stasiun, 1 depo, dan 16 trainset/ rangkaian kereta MRT yang siap dioperasikan pada Maret 2019.
Seiring akan beroperasinya fase I, saat ini juga sudah mulai dipersiapkan untuk pembangunan jalur MRT fase II dari Bundaran HI-Kampung Bandan sepanjang 8,3 kilometer (km) yang groundbreaking-nya akan dilakukan pada awal Januari 2019.Â
Trase (jalur keretanya) akan dibangun dengan konstruksi bawah tanah (underground) di bawah jalan utama MH Thamrin, Medan Merdeka Barat, Gajah Mada dan Hayam Wuruk sampai ke Kampung Bandan.Â
Adapun 8 stasiun yang akan dibangun yaitu Sarinah, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, Kota, dan Kampung Bandan. Satu depo juga akan dibangun di Kampung Bandan untuk bisa menampung 14 trainset kereta MRT.
Adalah usulan dari Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany yang berharap koridor MRT Jakarta tidak hanya sampai Lebak Bulus, namun berlanjut ke wilayah Tangerang Selatan. Usulan tersebut pun diakomodir oleh BPTJ (Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek) yang semula dari Lebak Bulus akan dilanjut sampai Pondok Cabe. Dan PT MRT Jakarta diberikan tugas untuk melakukan pra feasibility study.