Mohon tunggu...
Amad Made
Amad Made Mohon Tunggu... Jurnalis - -

Jurnalis dan penulis di bidang perkeretaapian sejak tahun 2006 sampai sekarang. Pemerhati dan pengguna transportasi massal. Hobi jalan-jalan, hunting foto kereta api dan situs bersejarah. Tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Generasi Milenial Indonesia Bebas Stunting

28 September 2018   22:57 Diperbarui: 28 September 2018   22:57 1322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menkes memberikan pengarahan pada kunjungan kerja ke Pekalongan, 24/2/2017. (Foto: www.sehatnegeriku.kemkes.go.id)

Sesuai Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 141, disebutkan bahwa arah pembangunan gizi yaitu upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat yang dapat ditempuh melalui perbaikan pola konsumsi makanan, sesuai dengan 13 Pesan Umum Gizi Seimbang (PUGS) dan perbaikan perilaku Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi).

 

Tahun 2030, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi dengan kondisi pada saat itu memiliki jumlah kelompok usia produktif (umur 15-64 tahun) yang lebih banyak disbanding usia non produtif (anak-anak usia 14 tahun dan orang tua usia 65 ke atas). Bonus itu bisa menjadi potensi besar bagi perkembangan bangsa karena kelompok usia produktif merupakan sumber daya manusia yang akan menjadi penguat kemajuan perekonomian dan ketahanan bangsa. Hanya saja, potensi tersebut harus diikuti dengan mempersiapkan calon generasi milenial yang produktif tersebut sedari awal. Salahsatu perhatian Pemerintah sebagai perwujudan Negara itu hadir dalam mempersiapkan generasi milenial yang produktif yaitu melalui program kesehatan. Ya, antara lain mencegah stunting.

Kunjungan kerja Menkes ke Provinsi DIY pada 26/10/2016. (Foto : www.sehatnegeriku.kemkes.go.id)
Kunjungan kerja Menkes ke Provinsi DIY pada 26/10/2016. (Foto : www.sehatnegeriku.kemkes.go.id)
Mengutip penjelasan tentang stunting yang dimuat pada laman resmi WHO http://www.who.int"Stunting is the impaired growth and development that children experience from poor nutrition, repeated infection, and inadequate psychosocial stimulation. Children are defined as stunted if their height-for-age is more than two standard deviations below the WHO Child Growth Standards median." 

Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak dari gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Anak-anak didefinisikan sebagai stunted jika tinggi badan mereka untuk usia lebih dari dua standar deviasi di bawah standar Median Pertumbuhan Anak WHO.

"Stunting in early life -- particularly in the first 1000 days from conception until the age of two - impaired growth has adverse functional consequences on the child. Some of those consequences include poor cognition and educational performance, low adult wages, lost productivity and, when accompanied by excessive weight gain later in childhood, an increased risk of nutrition-related chronic diseases in adult life." 

Stunting pada awal kehidupan - terutama dalam 1000 hari pertama sejak konsepsi sampai usia dua gangguan pertumbuhan memiliki konsekuensi fungsional yang buruk pada anak. Beberapa dari konsekuensi tersebut termasuk kognisi yang buruk dan kinerja pendidikan, upah orang dewasa yang rendah, produktivitas yang hilang dan, ketika disertai dengan kenaikan berat badan yang berlebihan di masa kanak-kanak, peningkatan risiko penyakit kronis yang terkait nutrisi dalam kehidupan dewasa.

"Linear growth in early childhood is a strong marker of healthy growth given its association with morbidity and mortality risk, non-communicable diseases in later life, and learning capacity and productivity. It is also closely linked with child development in several domains including cognitive, language and sensory-motor capacities." 

Pertumbuhan linear pada anak usia dini adalah penanda kuat pertumbuhan yang sehat mengingat hubungannya dengan morbiditas dan risiko kematian, penyakit tidak menular di kemudian hari, dan kapasitas dan produktivitas pembelajaran. Hal ini juga terkait erat dengan perkembangan anak di beberapa domain termasuk kapasitas kognitif, bahasa dan sensorik-motorik.

Bagaimana dengan Indonesia?

Pada tahun 2010, WHO membatasi masalah stunting di setiap negara, provinsi, dan kabupaten/kota sebesar 20%. Pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, sebagai pelaksanaan Nawa cita kelima yang realisasinya dijabarkan melalui Program Indonesia Sehat. Tentu terwujudnya Indonesia Sehat tak lepas dari peran penting dan kolaborasi dari Pemerintah, DPR RI, DPD RI, lintas Kementerian/ Lembaga, pihak swasta hingga individu-individu dalam keluarga. Jelas bukan seperti sulap yang dengan dalam waktu sekejap terwujud, tapi ada target terukur setiap tahunnya yang menunjukkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat, termasuk penanganan masalah stunting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun