Jadi berbeda dengan LRT (light rail transit) ya, yang listriknya dialirkan melalui Third Rail atau LAB (listrik aliran bawah). Sistem kendali operasional MRT Jakarta menggunakan sistem persinyalan Communication-Based Train Control (CBTC) yang dikendalikan dari ruangan Operation Control Center (OCC) oleh Traffic Dispatcher. Pada MRT nya dilengkapi ATC (automatic train control) yaitu ATO (automatic train operation) dan ATP (automatic train protection). Teknologinya lebih canggih ya.
Masih Tanggung Jawab Kontraktor
Pada fase integration and commissioning testing yang saat ini sedang berlangsung, juga masih menjadi tanggung jawab Kontraktor, tentunya dengan pengawasan PT MRT Jakarta dan konsultannya. Masinis yang menjalankan MRT Jakarta pada uji coba SAT juga masih dari Jepang.
"Nanti ketika fase trial run, akan dilaksanakan sepenuhnya oleh insan MRT Jakarta," jelas Agung Wicaksono, Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta.
Untuk menuju operasional pada akhir Maret 2019, PT MRT Jakarta telah mempersiapkan SDM yang telah direkrut dengan mengikutsertakan dalam berbagai pelatihan, dan OJT (on the job training) sesuai Divisi masing-masing.Â
Seperti Divisi Operasional dan Pemeliharaan, SDM yang telah direkrut telah diikutsertakan dalam pelatihan, OJT dan uji kecakapan untuk dapat mengantongi sertifikasi kecakapan sebagai Awak Sarana Perkeretaapian, Tenaga Pemeliharaan dan Pemeriksa Prasarana Perkeretaapian dan Tenaga Pemeliharaan dan Pemeriksa Sarana Perkeretaapian. Ada yang mau gabung bekerja di PT MRT Jakarta?Â
AMAD MADE
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H