Mohon tunggu...
Amadhieaseva
Amadhieaseva Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Amadhieasheva Giani az-Zahra_22107030095_UIN SUKA

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bagaimana Cara Menangani "Trust Issue"?

11 Juni 2023   21:38 Diperbarui: 11 Juni 2023   21:49 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Trust issue merupakan situasi dimana seseorang mengalami rasa sulit percaya kepada orang lain. Seseorang yang memiliki masalah trust issue akan terus-menerus mencurigai setiap orang yang terlibat pada suatu hubungan dengannya. Hubungan tersebut dapat berupa hubungan pasangan, hubungan pertemanan atau sekedar hubungan dengan orang asing. Bahkan dalam lingkungan kerja dan keluarga juga dapat terjadi. Memiliki masalah kepercayaan (trust issue) ini dapat menyebabkan masalah di masa depan, karena dapat menyebabkan kekecewaan dan kehilangan situasi penting dalam hidup.

Trust issue juga dapat terjadi karena pengalaman sebelumnya yang pernah terjadi, kejadian yang menyedihkan, atau bahkan hubungan asmara. Selain itu, trust issue juga ditandai dengan adanya gejala dan perilaku penderita ketika berhubungan dengan orang lain.

Meski bukan tergolong dengan gangguan mental (mental health), tetapi kondisi ini sangat perlu untuk mendaptkan penanganan yang tepat dan apabila terus-menerus dibiarkan dapat berdampak sangat buruk pada pola pikir dan perilaku seseorang.

Adapun beberapa gejala atau tanda-tanda tentang seseorang yang mengalami trust issue yang sangat penting untuk kita ketahui, seperti mudah mencurigai orang lain, setiap ada seseorang yang melakukan perbuatan baik kepada kita, kita pasti berfikir bahwa mereka tidak tulus bahkan mungkin memili maksud terselubung, menjadi pribadi yang lebih tertutup, sulit memaafakan orang lain yang telah melakukan kesalahan, selalu mersa kesepian dan hampa.

Ada juga dampak dalam hubungan dengan pasangan, seperti overprotektif dalam hubungan, kereap merasa curiga dengan pasangan, sering menuduh tanpa alasan, dan yang paling parah yaitu enggan untuk berkomitmen dalam hubungan berikutnya.

Trust issue juga memiliki dampak seperti sering overthinking. Rasa tidak percayanya terhadap seseorang akan membuatnya cenderung memikirkan orang tersebut secara terus-menerus. Pertanyaan-pertanyaan mengenai seseorang tersebut mulai bermunculan, sehingga akan menimbulkan rasa takut dan sulit untuk melakukan interaksi dengan orang lain.

Nah, disini bagaimana cara kita untuk menatasi trust issue?

Setiap masalah pasti akan memiliki solusi atau jalan keluar dari masalah tersebut, begitupun dengan permasalahan trust issue caranya,

Pertama, kita harus mencoba untuk berkomunikasi. Seseorang yang mengalami trust issue akan tetap melakukan komunikasi, hanya saja mungkin akan memberikan sedikit sekat atau batasan kepada orang lain. Jadi, cobalah dengan melakukan komunikasi dengan santai dan selalu berfikir positif terhadap seseorang.

Kedua, validasi perasaan sendiri. Disini validasi perasaan dapat dilakukan dengan cara membuat beberapa alasan mengapa kita sulit percaya dengan orang lain, setelah itu tanyakan kepada diri sendiri apakah rasa ketidakpercayaan kita itu wajar atau tidak. Selain itu kalian juga dapat menuliskan pikiran kita kedalam diary juga bisa membantu kita mengekspresikan perasaan kita, itu juga cara untuk membantu kita melihat pola dari rasa ketidakpercayaan kita yang selama ini kita rasakan.

Ketiga, mencoba terbuka dan bersikap jujur. Mulai dengan menceritakan keluh kesah atau permasalahan yang kita rasakan dan kita alami kepada orang terdekat, mungkin dengan teman dekat atau orang tua yang dekat dengan kita. Dengan car aini perlahan kita akan mendapatkan support system dari orang-orang terdekat yang akan mendengarkan dan memberikan saran kepada kita atas permasalahan kita.

Keempat, mecoba memaafkan orang lain dan diri sendiri. Sudah pasti semua orang memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Seseorang juga sudah pasti melakukan kesalahan, maka dari itu mulai menerima memaafkan orang lain dan diri sendiri. Mari kita coba ingat-ingat kebaikan orang tersebut yang pernah dilakukannya. Jangan biarkan luka yang sudah lama memberikan dampak yang buruk di masa yang akan mendatang.

Kelima, jangan memaksakan diri. Disini kita mencoba untuk tidak memaksakan diri sendiri untuk mencoba membangun rasa percaya kepada orang lain. Dengan meningkatkan kepercayaan kita kepada diri sendiri nantinya akan dapat berpengaruh terhadap kemampuan untuk mempercayai orang lain juga.

Terakhir, jika itu tadi masih tidak dapat membantu kita dalam menghadapi trust issue, mungkin dengan berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater adalah jalannya. Jika kita terus-menerus merasa kesulitan untuk menghilangkan trust issue tidak ada salahnya jika kita bekonsultasi dengan ahlinya. Sebab nantinya penyebab trust issue tersebut akan dicari tahu lenih dahulu dan setelahnya penanganan yang akan dilakukan sesuai kondisi yang mendasarinya. Mungkin dengan melakukan terapi perilaku kognitif (CBT) utuk membantu mengatasi masalah trust issue ini yang dilakukan oleh terapis.

Jadi, disini kita harus mencoba terbuka dengan orang-orang yang menurut kita dekat dengan kita. Jangan takut dan jangan dipendam sendiri, dengan begitu setidaknya ada yang mengerti kita apa yang sedang kita alami dan setidaknya mendapat support dari orang terdekat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun