Mohon tunggu...
Amadhieaseva
Amadhieaseva Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Amadhieasheva Giani az-Zahra_22107030095_UIN SUKA

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pekarangan Rumah Sebagai Solusi Pangan Keluarga

26 Mei 2023   22:34 Diperbarui: 26 Mei 2023   22:35 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Salah satu solusi cerdas atasi masalah pangan keluarga adalah dengan memanfaatkan pekarangan rumah. Pekarangan rumah adalah sebidang tanah ataulahan terbuka di sekitar rumah, bisa di depan, di samping ataupun di belakang rumah yang biasanya dibatasi dengan pagar. Pekarangan ini mempunyai manfaat antara lain: (1) sebagai paru-paru lingkungan karena tumbuhan di pekarangan menghasilkan udara bersih, (2) sebagai sumber pendapatan dan perbaikan gizi keluarga karena pekarangan dapat memberi tambahan pendapatan jika diatur dengan baik, (3) menambah keindahan karena pekarangan yang diatur sedemikian rupa akan menjadikan rumah lebih indah.

Pekarangan merupakan lahan disekitar rumah, dekat dengan rumah, dengan demikian mudah untuk diusahakan atau dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dalam hal pangan maupun obat tradisional keluarga. Dengan kata lain pekarangan rumah bisa diberdayakan menjadi warung hidup dan apotek hidup. Jadi, selain ditanami tanaman hias, pekarangan rumah bisa ditanami berbagai macam sayur kebutuhan keluarga, tanaman bumbu-bumbuan dan tanaman obat bagi keluarga. Dengan penataan yang rapi dan teratur akan menjadikan rumah lebih menari dan indah.

Menghadapi harga pangan yang fluktuatif dan cenderung semakin mahal, para ibu rumah tangga dituntut untuk cerdas dalam mengelola keuangan sehingga kebutuhan pangan keluarga bisa terpenuhi. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan pekarangan rumah untuk ditanami aneka tanaman sayur yang biasa dikonsumsi, bahkan bisa juga untuk memelihara ikan dengan sistem budikdamber (budidaya ikan dalam ember) yang relatif tidak memerlukan tempat yang luas. Bahkan untuk pekarangan yang minim sekalipun bisa diusahakan penanaman sayur dengan sistem vertikultur yaitu sistem penanaman secara vertikal.

Para ibu rumah tangga bisa memulai dengan menanam tanaman sayur yang mudah tumbuh dan tidak rewel dalam pemeliharaan, misalnya kangkung, bayam, terong, bermacam jenis sawi, lombok, kacang panjang, mentimun, tomat, bawang daun (loncang) dan seledri. Jika sayuran bisa dihasilkan dari pekarangan sendiri, itu sudah banyak sekali menghemat pengeluaran dan bila hasilnya berlebih bisa dijual, menambah pemasukan keluarga.

Bahkan pemerintahpun telah menganjurkan tanamlah apa yang kita makan dan makanlah apa yang kita tanam. Benih sayuran dapat dengan mudah didapatkan di toko-toko pertanian ataupun di toko-toko online. Dengan sistem sekali beli tanam berkali-kali, ini juga menghemat pengeluaran dalam pengadaan benih ataupun bibit. Jadi, untuk benih ataupun bibit selanjutnya bisa didapatkan dari hasil tanaman yang telah ditanam sebelumnya, alias sebagian tanaman dijadikan penghasil benih ataupun bibit untuk penanaman berikutnya.

Selain itu, benih ataupun bibit sayuran sebenarnya bisa didapatkan secara mudah yaitu dari sisa dapur alias dari sayuran yang dibeli dari pasar. Misalnya lombok (cabai), ambil dulu bijinya sebelum digunakan untuk memasak; kangkung, batang yang tidak dimasak bisa ditanam kembali; daun bawang (loncang), sisakan sebagian batang beserta akarnya untuk ditanam kembali. Dengan demikian bisa didapatkan benih ataupun bibit gratis dari sisa dapur. Dan untuk sisa-sisa yang tidak bisa ditanam bisa dijadikan kompos yang nantinya bisa dijadikan pupuk.

Bagi yang tidak punya cukup lahan bisa memanfaatkan barang-barang bekas sebagai pot, dan menata sedemikian rupa sehingga meskipun lahan terbatas tetapi tetap bisa dimanfaatkan secara maksimal.

Yakinlah, bahwa setiap keluarga sebenarnya mampu mengelola pekarangan dengan baik asalkan mau. Masalah cara atau tutorial penanaman dan pemeliharaan sudah banyak bertebaran di media sosial antara lain youtube, yang mudah ditiru dan diaplikasikan.

Apabila setiap rumah tangga atau keluarga bisa melaksanakan hal tersebut maka ketersediaan pangan keluarga tidak akan banyak terpengaruh dengan harga-harga kebutuhan pokok yang meningkat, karena sebagian sudah bisa dipenuhi dari lingkungan rumah sendiri.

Pekarangan, selain bisa dijadikan warung hidup atau lumbung pangan juga bisa dimanfaatkan menjadi apotek hidup bagi keluarga dengan cara ditanami berbagai macam tanaman yang berkhasiat obat. Tanaman ini antara lain bermacam jenis empon-empon, serai, lidah buaya, kumis kucing, sirih baik merah maupun hijau, daun ungu, dan masih banyak lagi. Dan inipun juga sudah banyak contoh dan tutorialnya di youtube.

Jadi, tunggu apa lagi..marilah kita galakkan pemanfaatan pekarangan sebagai lumbung pangan di setiap keluarga di lingkungan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun