Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Ulasan Critical Eleven by Ika Natassa

19 Februari 2016   21:31 Diperbarui: 19 Februari 2016   21:43 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam novel ini juga ada seorang tokoh yang bernama Harris. Harris ini sebagai adik dari Aldebaran Rasjid. Yang menarik dari seorang Harris ini adalah dia seorang laki-laki yang sangat player. Suka dengan banyak perempuan, tetapi di dalam novel ini dia diceritakan sudah memiliki pacar dan dia bisa berubah untuk pacarnya. Seseorang yang tadinya sangat player, bisa menjadi sangat setia menurut saya ini adalah hal yang sangat menarik. Dia tiba-tiba juga bisa menjalankan aktivitas keagamaannya saat ia mau melamar pacarnya. Karena menurut dia, ini adalah hal yang diperlukan jika ingin menjadi seorang suami dan seorang ayah. Jadi walaupun sebelumnnya dia adalah orang yang tidak menghargai perempuan, tetapi setelah itu ia bisa menjadi orang yang sungguh-sungguh. Ia tidak main-main dalam yang namanya pernikahan, bukan hanya menikah karena “aku mencintaimu” lalu orang itu tidak berubah menjadi lebih baik untuk pasangannya.

Menurut saya, buku ini jika konfliknya lebih diperdalam lagi atau lebih diperjelas atau ditambah, maka buku ini akan lebih seru untuk dibaca. Karena buku ini terlalu tebal jika haya untuk menceritakan sebuah masalah. Dan remaja seperti saya kurang enjoy membacanya. Mungkin karena kurangnya kesan drama dalam novel ini. Untuk orang yang menyukai realita, sudah berumah tangga atau orang yang melankolis menurut saya, mereka dapat menyukai novel ini.

Sekian ulasan saya tentang buku “Critical Eleven” karya Ika Natassa. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun