Mohon tunggu...
Alzulin Olvica Saputri
Alzulin Olvica Saputri Mohon Tunggu... Akuntan - Accounting at PT Medikaloka Serpong (RS Hermina Serpong), Master's student in accounting at Pamulang University

Adventures awaits just outside your door and stay focused and never give up 😉 Be The Reason Someone Smiles 😊

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Ketika Uang Tak Lagi Berharga, Kisah Nyata di Tengah Deflasi

8 Agustus 2024   11:41 Diperbarui: 8 Agustus 2024   11:52 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bu Aminah, seorang pedagang sayur di pasar tradisional, akhir-akhir ini mengeluhkan sepinya pembeli. Padahal, harga cabai yang dulu melambung tinggi kini sudah turun drastis. Namun, alih-alih merasa senang, Bu Aminah justru khawatir. Ia takut jika harga akan terus turun dan keuntungannya semakin menipis. Kisah Bu Aminah ini hanyalah satu dari sekian banyak cerita tentang dampak deflasi yang tengah kita hadapi.

Deflasi, kondisi di mana harga barang dan jasa secara umum mengalami penurunan dalam jangka waktu tertentu, mungkin terdengar seperti kabar baik. Siapa yang tidak senang dengan harga yang semakin murah? Namun, di balik kemurahan harga tersebut, tersimpan ancaman serius bagi perekonomian.

Mengapa Deflasi Berbahaya?

Penurunan Produksi: Ketika harga terus turun, produsen akan enggan meningkatkan produksi karena khawatir tidak mendapatkan keuntungan yang cukup. Hal ini dapat memicu penurunan produksi secara keseluruhan dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.


Peningkatan Utang: Deflasi membuat nilai utang menjadi semakin besar karena nilai uang yang terus meningkat. Akibatnya, masyarakat dan perusahaan akan kesulitan melunasi utang mereka, yang dapat memicu kebangkrutan.


Penurunan Daya Beli: Meskipun harga barang turun, masyarakat cenderung menunda pembelian karena berharap harga akan turun lebih lanjut. Hal ini dapat memperparah kondisi deflasi dan menciptakan spiral deflasi yang sulit dihentikan.


Ketidakpastian Ekonomi: Deflasi menciptakan ketidakpastian di kalangan pelaku ekonomi. Investor akan enggan menanamkan modal karena khawatir akan mendapatkan kerugian. Hal ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.


Dampak terhadap Masyarakat

Deflasi tidak hanya berdampak pada perekonomian secara makro, tetapi juga pada kehidupan masyarakat sehari-hari. Penurunan daya beli dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup masyarakat. Selain itu, deflasi juga dapat memicu peningkatan angka pengangguran karena perusahaan terpaksa melakukan PHK untuk menekan biaya produksi.

Apa yang Harus Dilakukan?

Untuk mengatasi deflasi, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah yang tepat. Beberapa kebijakan yang dapat dilakukan antara lain:

Kebijakan Moneter: Bank sentral dapat menurunkan suku bunga untuk mendorong masyarakat dan perusahaan untuk melakukan pinjaman dan investasi. Selain itu, bank sentral juga dapat melakukan pembelian aset untuk meningkatkan likuiditas di pasar.
Stimulus Fiskal: Pemerintah dapat meningkatkan belanja pemerintah untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Selain itu, pemerintah juga dapat memberikan potongan pajak untuk mendorong konsumsi masyarakat.

Deflasi adalah masalah serius yang dapat mengancam stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah perlu mengambil tindakan yang cepat dan tepat untuk mengatasi masalah ini. Jika tidak, kita akan menghadapi konsekuensi yang lebih buruk di masa depan.

Panggilan untuk Bertindak

Sebagai masyarakat, kita juga perlu ikut berperan aktif dalam mengatasi masalah deflasi. Kita dapat mendorong pemerintah untuk mengambil kebijakan yang tepat dan mendukung program-program yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, kita juga dapat meningkatkan konsumsi kita untuk membantu merangsang perekonomian.

Data dan Fakta tentang Deflasi di Indonesia

  • Fluktuasi Tingkat Inflasi: Meskipun Indonesia secara umum mengalami inflasi, namun pada periode-periode tertentu, terutama saat krisis ekonomi global, tingkat inflasi di Indonesia sempat turun bahkan menjadi deflasi. Misalnya, pada tahun [tahun tertentu], tingkat inflasi Indonesia mencapai [angka]%, bahkan sempat menjadi negatif [angka]%.

  • Korelasi dengan Pertumbuhan Ekonomi: Studi menunjukkan adanya korelasi negatif antara tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Ketika tingkat inflasi turun drastis dan memasuki wilayah deflasi, pertumbuhan ekonomi cenderung melambat atau bahkan kontraksi.

  • Dampak terhadap Sektor UMKM: Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sangat rentan terhadap dampak deflasi. Banyak UMKM yang kesulitan bersaing dan mengalami penurunan omzet karena konsumen cenderung menunda pembelian.

  • Peningkatan Tingkat Pengangguran: Deflasi dapat memicu peningkatan tingkat pengangguran. Ketika permintaan terhadap barang dan jasa menurun, perusahaan cenderung mengurangi produksi dan melakukan PHK.

  • Perbandingan dengan Negara Lain: Bandingkan kondisi deflasi di Indonesia dengan negara-negara lain yang pernah mengalami deflasi, seperti Jepang. Jelaskan kesamaan dan perbedaan dampaknya, serta upaya yang dilakukan oleh negara-negara tersebut untuk mengatasi deflasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun