Era Baru Chelsea
Kedatangan Graham Potter disambut antusias oleh para fans Chelsea, kendati track record sebagai pelatih tak begitu mentereng tapi ia dianggap mampu menciptakan magis bagi tim-tim yang diasuhnya. Potter membawa Ostersunds tiga kali promosi dari divisi empat Liga Swedia hingga ke divisi utama dalam 5 musim.
Potter juga mampu membuat tim medioker seperti Brighton jadi "The Giant Killer" di Liga Inggris. Terbukti hingga pekan ke 6 The Seagulls mampu menembus empat besar dengan catatan 4 kali menang, 1 kali imbang, 1 kali kalah dan menghasilkan 13 poin. Hanya selisih dua angka dari pemuncak klasemen Arsenal, dan satu angka dari Manchester City dan Tottenham Hotspurs di peringkat dua dan tiga.
Kekhawatiran para fans Chelsea bahwa Potter yang belum pernah melatih tim besar takkan mampu mengontrol ruang ganti dan ego pemain bintang agaknya bisa ditepikan dengan sederet pengalamannya yang banyak merasakan pahir getir kehidupan di sepak bola. Mulai dari dianggap pemain sial di Birmingham, hingga harus pensiun dini yang membuat mentalnya teruji dalam menghadapi tekanan besar.
Hal itu nampaknya menjadi alasan pemilik baru Chelsea Todd Boehly menunjuk Potter sebagai pelatih anyar The Blues menggantikan Tuchel, meski harus mengeluarkan biaya 22 juta poundsterling untuk menebusnya dari Brighton. Boehly melihat Potter sebagai pelatih yang tepat untuk memulai era baru Chelsea selepas kepergian pemilik lama Roman Abramovic.
Beredar kabar bahwa pemecatan Tuchel memang bagian dari rencana Boehly memulai era baru, di mana Tuchel dianggap bagian dari era lama. Selain alasan teknis adalah soal kegagalan Tuchel dalam memaksimalkan kapasitas pemain. Formasi 3-4-3 dan strateginya dianggap 'kepala batu' yang membuatnya mendapat banyak kritikan dari fans dan para pundit sepak bola.
Pemain-pemain bintang macam Hakim Ziyech, Christian Pulisic, Romelu Lukaku, Timo Werner yang dibeli mahal seolah kehilangan kemampuan terbaiknya di bawah asuhan Tuchel. Belakangan beragam permasalahan internal pun turut mewarnai menjelang pemecatan. Mulai dari ruang ganti kurang harmonis, pemilihan pemain dianggap tak adil, hingga perbedaan pandangan dengan sang pemilik Boehly dalam kebijakan transfer pemain.
Kini Thomas Tuchel sudah pergi dengan kompensasi 13 juta pondsterling dari manajemen The Blues. Raihan trofi Liga Champions kedua bagi tim, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub, menjadi legasi berharga dari pelatih asal Jerman tersebut. Lalu pelatih baru datang menggantikan dengan segala tantangannya.
Selama di Brighton dengan pemain 'kelas dua' Potter mampu menunjukkan permainan menyerang. Karena itu, di Chelsea dengan pemain-pemain yang lebih bagus selain berorientasi pada hasil Potter pun menjanjikan permainan menghibur bagi para fans. Lantas, apakah Graham Potter bakal menjadi gabungan dari Graham Bell dan Harry Potter? Semacam ilmuwan dan magician, perpaduan yang logis dengan yang magis. Patut kita nanti, di era baru Chelsea.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H