Dalam tingkatan Sekolah Menengah Atas, mata pelajaran biologi adalah mata pelajaran yang dianggap lebih mudah dan menyenangkan. Mengapa bisa dibilang seperti itu? Mari kita ulas lebih dalam yuk!
Mata pelajaran biologi dianggap lebih mudah oleh siswa-siswa karena pada mata pelajaran biologi tidak banyak hitung-hitungan. Kita dapat mempelajari tentang makhluk hidup yang ada disekitar kita seperti tumbuhan dan hewan, bahkan kita dapat mempelajari bagian-bagian tubuh kita sendiri. "Biologi lebih mudah karena hanya menghafal saja lebih banyak materinya" ujar salah satu siswa kelas 11 MIPA.
Tidak hanya itu, kesenangan dalam mempelajari biologi juga terlihat dari kegiatan praktikum yang menarik loh. Di sini kami dari tim Asistensi Mengajar tahun pelajaran 2023-2024 program studi S1 Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang ingin memperkenalkan suatu proyek kreatif yang menyisipkan unsur seni dalam pembelajaran biologi tentang keanekaragaman hayati yaitu Seni Oshibana. Hal tersebut sesuai dengan keadaan Indonesia sebagai negara dengan tingkat keanekaragaman yang sangat tinggi, sehingga potensi ini perlu dikembangkan melalui seni Oshibana.
Apakah kalian tahu mengenai seni oshibana? Seni oshibana adalah seni merangkai atau menghias dengan bunga atau dedaunan yang dikeringkan dengan cara pengepresan untuk menghilangkan kadar air pada bunga- bunga. Tujuan menghilangkan kadar air tersebut adalah untuk membuat bunga tersebut kering sempurna sehingga dapat bertahan lama (tidak membusuk). Oshibana tidak hanya memanfaatkan bunga, melainkan juga dedaunan dan batang. Pada dasarnya oshibana memanfaatkan keseluruhan bagian pada bunga, yakni kelopak, mahkota, benang sari dan putik, serta daun dan batang, sesuai kebutuhan. Bagian-bagian tersebut dimanfaatkan sebagai pengganti "pewarna" pada sebuah gambar atau sketsa dengan tujuan menambah nilai artistiknya.
Pembuatan Oshibana tidaklah mudah, karena membutuhkan ketelitian yang tinggi dan waktu pengerjaan yang cukup lama agar dapat menghasilkan karya Oshibana yang indah dan menarik. Pada dasarnya tidak semua tanaman maupun bunga bisa digunakan untuk membuat Oshibana, karena setiap tanaman maupun bunga memiliki kadar air dan karakteristik yang berbeda, sehingga sebelum membuat Oshibana perlu memahami setiap tanaman dan bunga yang digunakan.
Pada tanggal 15-16 November 2023, kami tim Asistensi Mengajar 2023 program studi S1 Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang melaksanakan proyek kelompok membuat oshibana di kelas XI MIPA. Tujuannya untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam merangkai jenis bunga dan tumbuhan, serta menjadikannya media pembelajaran unik untuk mempelajari keanekaragaman hayati dan karakteristik morfologi bunga dan tumbuhan.
Penasaran bagaimana cara pembuatannya? Yuk simak penjelasan berikut!
Langkah-langkah pembuatan oshibana :
- Rencanakan desain atau tatanan bebungaan. Tentukan jenis tanaman dan bunga yang akan digunakan. Jangan gunakan bunga yang mengandung banyak air.
- Potonglah bagian bunga, daun, dan batang sesuai dengan desain yang dibuat.
- Lapisi bunga atau tanaman dengan kertas buram/hvs/koran hingga beberapa lapisan.
- Hindari menekan atau menggesek-gesek lapisan terlalu keras agar potongan bunga di dalamnya tidak rusak.
- Setrikalah lapisan kertas yang terdapat bunga atau tanaman agar air yang terserap pada kertas buram dapat mengering. Kemudian simpan kembali seperti semula.
- Dua hari berikutnya, lakukan proses penyetrikaan dan simpan kembali.
- Lakukan proses tersebut hingga bunga dan tanaman telah kering. Setelah kering, bunga dan tanaman bisa dirangkai sesuai dengan desain yang telah dibuat.
Oshibana juga dapat dibuat dengan cara pengepresan menggunakan buku maupun beban yang berat dan melalui oven. Namun, dengan cara ini menghasilkan tanaman dan bunga yang berwarna coklat, berbeda dengan cara setrika yang tetap menghasilkan warna seperti tanaman dan bunga aslinya. Selain itu, cara pengepresan buku dan oven membutuhkan waktu yang cukup lama hingga bunga benar-benar kering. Jika tanaman dan bunga tidak kering maka Oshibana tidak akan bertahan lama dan akan menimbulkan jamur.
Proyek ini mendapat respon positif dari siswa di SMA Panjura Malang. Mereka menunjukkan antusiasme tinggi dalam merangkai Oshibana dan memahami materi biologi. Sebelumnya mereka lebih sering melakukan praktikum membuat herbarium. Sehingga melalui proyek pembuatan Oshibana ini menjadi pengalaman pertama yang menyenangkan bagi siswa kelas 11 MIPA. Beberapa hasil karya Oshibana siswa dipamerkan di lingkungan sekolah, memberikan apresiasi lebih luas terhadap kreativitas mereka.
Proyek pembuatan Oshibana oleh mahasiswa Asisten Mengajar UM di SMA Panjura Kota Malang membuktikan bahwa seni tradisional dapat menjadi sarana pembelajaran yang inovatif di bidang biologi. Selain mengembangkan kreativitas siswa, Oshibana juga menjadi wadah untuk memahami lebih dalam karakteristik morfologi bunga dan tumbuhan. Dengan demikian, proyek ini membuka peluang untuk pengembangan metode pembelajaran yang lebih beragam dan menarik.
Tim Redaksi :
1. Alyssa Fitriyah Damayanty
2. Davina Maharani P.Y.P
3. Nur Ahadiyatus Sholikhati
4. Tia Dwiandra Arianti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H