Namun, pada beberapa orang hal ini sulit dicapai sehingga memberikan masalah atau hambatan tertentu. Kondisi ini disebut gangguan kepribadian.
Gangguan perkembangan perilaku dan emosi sejak masa kanak
Gangguan perkembangan pada masa kanak tidak hanya meliputi gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif atau autism saja. Keterlambatan bicara, menulis memerlukan pendampingan lebih lanjut.
Selain itu, gangguan emosi yang cenderung mudah meledak, kecemasan pada masa kanak, gangguan depresi, kenakalan pada anak dan remaja menjadi beberapa hal yang dapat dikonsultasikan
Selain beberapa gangguan di atas, gangguan kecanduan perilaku seperti judi, mencuri (kleptomania), gangguan emosi menjelang dan pasca melahirkan, masalah relasi seperti pernikahan, menjadi beberapa masalah yang dapat dikonsultasikan pada bidang ini. Konsultasi dapat dilakukan ke psikolog maupun ke psikiater.Â
Poin utama yang membedakan antara psikolog dan psikiater adalah kewenangan pemberian obat yang dimiliki oleh psikiater. Sehingga, jika anda mengawali konsultasi ke psikolog dan dari penilaian dirasa membutuhkan medikasi atau obat, maka akan dirujuk ke psikiater.Â
Hindari menebak atau mendiagnosis sendiri kondisi anda berdasarkan informasi yang anda dapatkan karena berisiko mempengaruhi tatalaksana. Padahal bisa saja kondisi anda masih dalam batasan normal atau malah salah mendiagnosis.
Adanya diagnosis kejiwaan bukan untuk memberikan label pada seseorang bahwa seseorang itu buruk atau rusak, melainkan untuk mempermudah penatalaksanaan.Â
Selain itu, diagnosis kejiwaan juga tidak selalu bersifat menetap. Pengobatannya juga tidak melulu dengan obat. Pendampingan, psikoterapi, hipnoterapi dan lainnya dapat diberikan sesuai kebutuhan penderita. Meningkatkan resiliensi atau kemampuan menghadapi masalah menjadi salah satu tujuan dalam menangani gangguan jiwa.
Oleh karena itu, tidak adil memandang seorang penderita gangguan jiwa sebagai seorang yang lemah atau tidak mampu. Karena sejatinya, mereka sedang berjuang untuk hidup mereka dan mereka memerlukan dukungan kita.
Seperti arahan WHO serta Undang-Undang Kesehatan kita, kesehatan tidak hanya fisik saja, namun meliputi mental dan spiritual, sehingga usaha apapun untuk mencapai kesehatan pada aspek tersebut perlu didukung.