Mohon tunggu...
Alykha Anindya Widiansyah
Alykha Anindya Widiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN syarif Hidayatullah Jakarta

Probation of External Relation at AIESEC in UIN JAKARTA | Islamic Community Development Undergraduate student at UIN Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Pemuda dalam Menjalankan Amar Maruf Nahi Munkar

4 November 2024   04:30 Diperbarui: 4 November 2024   04:56 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, pemuda yang berdakwah di dunia digital perlu berhati-hati terhadap godaan popularitas dan ketenaran. Dalam upaya menyebarkan kebaikan, kadang-kadang popularitas dapat menggoyahkan niat awal mereka. Ketika konten dakwah mulai mendapatkan banyak perhatian, ada risiko pemuda lebih fokus pada jumlah pengikut atau jumlah suka daripada esensi dari pesan yang ingin disampaikan. Pergeseran fokus ini bisa membuat dakwah yang semula diniatkan untuk mengajak kepada kebaikan berubah menjadi sekadar pencarian popularitas pribadi. Oleh karena itu, penting bagi pemuda untuk selalu menjaga niat tetap murni, menjadikan dakwah sebagai sarana untuk mencari ridha Allah SWT, bukan sekadar mencari pengakuan atau ketenaran dari masyarakat. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Lingkungan yang Bebas dan Anonim  
       Anonimitas di dunia maya sering kali membuat seseorang merasa tidak perlu bertanggung jawab atas tindakannya. Pemuda yang ingin berdakwah mungkin menghadapi tantangan dari netizen yang berperilaku negatif atau tidak mau menerima pesan yang disampaikan.

  2. Konten Negatif yang Mendominasi  
       Banyak konten negatif atau tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam yang tersebar di media sosial. Fenomena ini dapat menghambat dakwah, terutama bagi pemuda yang ingin menyampaikan pesan kebaikan dengan cara yang santun.

  3. Popularitas dan Ketenaran  
      Popularitas bisa menjadi godaan. Pemuda yang awalnya ingin berdakwah bisa saja tergoda oleh ketenaran, sehingga fokusnya bergeser dari dakwah kepada kepentingan pribadi.

  4. Perbedaan Pendapat dan Konflik
      Di dunia digital, perbedaan pendapat bisa dengan mudah menimbulkan konflik. Untuk itu, pemuda perlu memahami cara berkomunikasi dengan baik agar pesan yang disampaikan tetap bisa diterima tanpa menimbulkan gesekan.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah Al-Furqan ayat 63, yang mengajarkan sifat rendah hati:

   
"Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati, dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik." (QS. Al-Furqan: 63)

Strategi Efektif dalam Menjalankan Amar Ma'ruf Nahi Munkar di Dunia Digital

Untuk menghadapi berbagai tantangan dalam menjalankan amar ma'ruf nahi munkar di era digital, pemuda perlu strategi yang solid dan well-executed agar pesan dakwah mereka efektif dan bisa stand out. Salah satu langkah penting adalah memahami audience yang ingin mereka jangkau. Di dunia maya, audiens sangat diverse---dari segi usia, latar belakang, hingga tingkat pemahaman agama. Pemuda perlu pintar-pintar menyesuaikan gaya komunikasi, bahasa, dan memilih format konten yang on point untuk target audiens mereka. Misalnya, konten berupa short videos dan infografis mungkin lebih engaging untuk kalangan muda, sementara artikel atau post yang lebih mendalam bisa lebih diminati oleh mature audience.

Selain itu, meningkatkan literasi digital adalah langkah penting agar pemuda bisa memilah informasi dengan tepat serta menyaring konten yang tetap sesuai dengan ajaran Islam. Literasi digital juga mencakup keterampilan dalam menggunakan alat-alat media sosial untuk membuat pesan yang menarik dan profesional. Pemuda bisa memanfaatkan berbagai fitur yang ada di platform digital, seperti filter, efek suara, dan elemen grafis, untuk memperindah tampilan konten dakwah. Namun, penting untuk tetap fokus pada esensi pesan agar tidak terjebak pada tampilan semata. Dengan literasi digital yang baik, pemuda dapat menghasilkan konten yang menarik secara visual sekaligus bermakna, sehingga dakwah tetap relevan dan membawa dampak positif.

Dan yang terakhir, stay calm and patient itu penting! Di dunia maya, pemuda kadang harus menghadapi komentar negatif atau bahkan hate speech. Dalam situasi seperti ini, menjaga sikap yang classy dan tidak terpancing emosi sangat penting. Merespons dengan tenang dan tetap menunjukkan akhlak yang baik adalah cara efektif untuk walk the talk---tidak hanya menyampaikan nilai-nilai Islam, tetapi juga menunjukkan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai tersebut. Dengan strategi yang well-thought-out, pemuda dapat tetap focused dan konsisten dalam menjalankan misi amar ma'ruf nahi munkar mereka di dunia digital, showing bahwa dakwah bisa dilakukan dengan class dan grace. Dengan memahami audience, pemuda dapat menyampaikan pesan kebaikan yang lebih relatable dan berdampak. Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan:

  1.  Pendekatan Empati dan Sopan Santun  
       Saat berdakwah, gunakan kata-kata yang santun dan penuh empati. Pendekatan yang baik akan lebih mudah diterima oleh audiens dan dapat menyentuh hati mereka.

  2. Menguasai Etika Digital  
      Pemuda harus memiliki pemahaman tentang etika berkomunikasi di media sosial. Dengan memahami etika digital, pemuda bisa menghindari konflik yang tidak perlu.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun