Mohon tunggu...
Aly Imron DJ
Aly Imron DJ Mohon Tunggu... wartawan & wiraswasta -

Tuhan Tidak Tidur (Gusti Mboten Sare). email: alyimrondj@yahoo.com, Hp. 085866940999

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ruang Publik, Isu Seksi di Perkotaan

29 September 2015   23:03 Diperbarui: 29 September 2015   23:36 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selamanya Milik Bersama

Kemauan pemerintah untuk menyedikan ruang publik secara ideal tidak akan berfungsi maksimal ketika masyarakat perkotaan sebagai penggunanya tidak mempunyai perasaan untuk 'memiliki'. Masyarakat hendaknya memiliki pandangan sama bahwa ruang publik yang telah disediakan pemerinatah hendaknya ditempatkan sebagai milik bersama yang mesti dijaga, dirawat, dilestariakan dan dikembangkan keberadaannya.

Keberadaan ruang publik tidak boleh 'diklaim' dikuasai serta  didominasi oleh golongan atau kelompok tertentu semata karena faktor ini akan menjadi sekat dan hambatan bagi masyarakat lainnya untuk dapat mengakses, menikmati dan memanfaatkan fasilitas yang dibangun pemerintah secara maksimal.  Ruang publik untuk selamanya harus terus diposisikan sebagai milik bersama seluruh masyarakat.

Ketika ruang publik untuk selamanya menjadi milik bersama maka akan muncul kesadaran untuk saling mengawasi, menutup kemungkinan untuk  dikomersilkan oleh pihak atau kelompok tertentu yang merasa paling menguasai. Fungsi ruang publik harus terus dijaga untuk selamanya dan semuanya dipersembahkan kepada seluruh masyarakat yang berlatar belakang sangat majemuk.

Dalam konteks inilah dibutuhkan lahirnya komunitas yang mau mengawal, menjaga dan melestarikan eksistensi ruang publik agar selamanya tetap menjadi milik bersama. Komunitas ini selanjutnya bisa bersinergi dengan pemerintah yang memfasilitasi keberadaan dan kelangsungan ruang publik agar keberadannya benar-benar dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat perkotaan.

Ruang publik hendaknya juga   dapat berfungsi seperti  'rumah bersama' yang bisa menaungi semuanya,  terasa teduh, menyejukkan, menyenangkan dan menentramkan. Ruang publik demikian yang akhirnya diharapkan bisa membangun pribadi-pribadi yang peduli, toleran, segar, gigih, kreatif serta memiliki jiwa gotong royong dalam membangun dan menjalani kehidupan bersama. 

 

Semarang, 29 September 2015   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun