Mohon tunggu...
Alya Zahiyah Mukhbita
Alya Zahiyah Mukhbita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Greenpeace

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Kesehatan Masyarakat

11 September 2024   15:30 Diperbarui: 11 September 2024   15:30 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ALYA ZAHIYAH MUKHBITA/191241180 

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 

UNIVERSITAS AIRLANGGA 

 

             Berdasarkan pengkajian melalui kaitannya dengan ilmu kedokteran, sejarah ilmu kesehatan masyarakat dunia sudah dimulai jauh sebelum berkembangnya ilmu pengetahuan modern (lebih dahulu ilmu kedokteran).  Ibnu Sina, pakar kedokteran muslim, merupakan orang yang pertama kali menemukan metode-metode pengobatan medis. Dalam penerapannya, diperlukan pendekatan terhadap pasien yang pada saat itu masih awam terhadap tindakan medis melalui langkah preventif dan upaya di luar ilmu kedokteran. Hal tersebut, yang menjadikan pendalaman ilmu kesehatan masyarakat di dalam dunia kedokteran perlu diperkuat. Semakin lama zaman mengalami perkembangan pesat, pemikiran-pemikiran Ibnu Sina mulai banyak diadopsi oleh ilmuwan masa setelahnya kemudian dijadikan dasar pengembangan medis beserta implementasinya kepada khalayak. Dari sinilah lahir tokoh ilmuwan yang menjadi awal teori ilmu kesehatan masyarakat. 

             Ilmu kesehatan masyarakat dikemukakan oleh Edwin Chadwick sebagai pelopor yang paling dikenal dalam gerakan reformasi sanitasi di Inggris untuk penangan masalah wabah kolera. Pada tahun 1848 John Simon diangkat untuk menangani masalah kesehatan penduduk oleh pemerintah Inggris. Awal abad ke- 20 Winslow (1920) melanjutkan dan mengemukakan ilmu kesehatan masyarakat yang sangat rinci dengan membuat batasan kesehatan masyarakat yang masih relevan sampai sekarang. Menurut Winslow (1920), Kesehatan Masyarakat (Public Health) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan melalui "Usaha-usaha Pengorganisasian Masyarakat" untuk; Perbaikan sanitasi lingkungan, Pemberantasan penyakit-penyakit menular, Pendidikan untuk kebersihan perorangan, Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan, Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya. Dalam perkembangannya, disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat antara lain Kedokteran, Biologi, Psikologi, dan Sosiologi. Oleh karena itu, ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu multidisiplin karena kombinasi ilmu yang kompleks. 

             Sejarah ilmu kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai pada abad ke-16 saat masa pemerintahan Belanda yang diawali dengan adanya upaya pemberantasan wabah cacar dan kolera yang menyebar di masyarakat. Saat wabah menyebar, ketakutan masyarakat tidak mampu dibendung sehingga pihak Belanda berupaya untuk mencari solusi melalui berbagai penelitian tetapi belum berhasil karena langkanya tenaga medis dan pelatih. Pada tahun 1888, didirikan pusat laboratorium kedokteran di Bandung yang menunjang pemberantasan penyakit seperti malaria, lerpa, cacar, gizi dan sanitasi. Dobrakan di bidang kesehatan terjadi pada tahun 1927 ketika STOVIA (sekolah untuk pendidikan dokter pribumi) berubah menjadi sekolah kedokteran (tahun 1954 menjadi FK UNAIR, Surabaya) dan menjadi andil besar dalam menghasilkan tenaga dokter yang mengembangkan kesehatan masyarakat Indonesia. 

Implementasi awal proyek kesehatan masyarakat dicetuskan oleh Dr. Y. Sulianti dalam "Proyek Bekasi" yang menjadi model pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat dan pusat pelatihan. Pada tahun 1967, digelar seminar yang membahas program kesehatan masyarakat dengan kesimpulan disepakatinya sistem Puskesmas dan tahun 1984 tanggung jawab Puskesmas mulai ditingkatkan dengan berkembangnya program posyandu. Seiring berjalannya waktu diiringi perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu cepat, awal tahun 1990-an Puskesmas berhasil menjadi kesatuan organisasi kesehatan fungsional. Selain menjadi pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada khalayak, Puskesmas juga mempunyai tujuan untuk memberdayakan peran serta masyarakat.   

             Perkembangan IPTEK dan sejarah menjadi batu loncatan hebat untuk kesehatan masyarakat di Indonesia. Didukung oleh kemajuan teknologi, program kesehatan masyarakat meningkat menjadi lebih inovatif, sistematis, promotif, dan perventif dengan berbasis digitalisasi. Selain itu, pembenahan terus dilakukan untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan masyarakat yang optimal.

"KATA KUNCI: Kedokteran, Kesehatan, Masyarakat, Puskesmas"  

DAFTAR PUSTAKA 

Dr. Sandu Siyoto.,SKM.,M.Kes, Erma Retnaningtyas.,SST.,SKM.,M.Kes (2016). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Ponorogo: Forum Ilmiah Kesehatan. 

Yosi Meidiawati, S.Tr.Keb., M.K.M, Dr. Muhamad Risal Tawil, SKM, M.Kes (2024). Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Pengaplikasian. Padang: Gita Lentera. 

Arni. 2023. Ibnu Sina, Pakar Kedokteran Muslim Dunia. https://fk.ulm.ac.id/berita/ibnu-sina-pakar-kedokteran-muslim-dunia/ [online]. (diakses tanggal 6 September 2024)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun