Mohon tunggu...
Alya Yushifa Yasmin
Alya Yushifa Yasmin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat di Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Demam Berdarah Menjadi Ancaman yang Terus Mengintai di Musim Penghujan

26 Agustus 2024   12:54 Diperbarui: 26 Agustus 2024   13:01 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demam Berdarah Menjadi Ancaman yang Terus Mengintai di Musim Penghujan

Gambar 1: Nyamuk Aedes aegypti, Sumber: Alodokter.com

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah jenis penyakit arbovirus yang ditularkan oleh dua jenis vektor nyamuk, yaitu Aedes aegypti dan Aedes albopictus serta menjadi masalah utama penyakit di dunia, terutama pada negara tropis seperti Indonesia (Mentari, 2023). Penyakit ini menjadi ancaman serius, terutama di daerah tropis seperti Indonesia, yang memiliki iklim hangat dan lembab, ideal bagi nyamuk untuk berkembang biak. Setiap tahun, kasus demam berdarah meningkat terutama pada musim hujan, saat genangan air yang menjadi tempat kesukaan nyamuk. Hal ini dikarenakan adanya faktor Kebiasaan keluarga dan lingkungan fisik yang tidak memenuhi syarat kesehatan sehingga menjadi sumber perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti (Saputra, Ariyani, & Dewi, 2022)

Gejala demam berdarah umumnya muncul antara 4 hingga 10 hari setelah digigit nyamuk yang terinfeksi. Gejala awal meliputi demam tinggi mendadak, sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri sendi dan otot, mual, muntah, dan ruam kulit. Pada kasus yang lebih parah, pasien dapat mengalami penurunan jumlah trombosit yang drastis, menyebabkan perdarahan internal, syok, hingga kematian jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

Pencegahan demam berdarah berfokus pada pengendalian populasi nyamuk. Langkah-langkah yang bisa dilakukan meliputi pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara menguras, menutup, dan mengubur barang-barang yang dapat menampung air, serta memanfaatkan kembali barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Penggunaan kelambu, obat nyamuk, dan pakaian tertutup juga membantu melindungi diri dari gigitan nyamuk.

Kesadaran masyarakat dan dukungan pemerintah dalam mengelola lingkungan yang bersih sangat penting untuk menekan penyebaran penyakit ini. Jika ada anggota keluarga yang menunjukkan gejala demam berdarah, segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis. Dengan pencegahan yang tepat, risiko terjangkit demam berdarah dapat diminimalkan, dan masyarakat dapat menjalani musim hujan dengan lebih aman.

DAFTAR PUSTAKA

Mentari, S. A. (2023). Faktor Risiko Demam Berdarah di Indonesia. Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan Dr. Soetomo .

Saputra, A. U., Ariyani, Y., & Dewi, P. (2022). FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LINGKUNGAN FISIK DAN KEBIASAAN KELUARGA TERHADAP PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD). Jurnal Aisyiyah Medika .

 https://www.alodokter.com/mengenali-ciri-ciri-nyamuk-aedes-aegypti-penyebab-dbd

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun