Kegiatan dilanjutkan dengan materi dari Alya Thalla Zhafira, seorang mahasiswa jurusan Biologi, terkait optimalisasi pascapanen dan penyimpanan singkong agar lebih tahan lama. Hal ini dilakukan dengan cara penjabaran faktor-faktor yang memengaruhi masa lama penyimpanan singkong, yaitu suhu, kelembaban, varietas, dan kandungan air dari singkong serta memberikan pemahaman mengenai pentingnya pencucian singkong secara tepat.Â
Pemaparan dilanjutkan dengan materi pembuatan schotel secara step-by-step mulai dari persiapan bahan hingga pengukusan dan pengemasan. Pembuatan schotel ini dilakukan sebagai pemberian ide olahan, baik sebagai cemilan rumahan yang bergizi maupun sebagai ide bisnis kecil-kecilan.Â
Kemudian, sebagai penambahan pengetahuan dan pemanfaatan, dilakukan pula penampilan demo pembuatan pestisida nabati dari limbah masak berupa kulit bawang merah dan bawang putih. Pembuatan ini dilakukan dengan mempertimbangkan keberadaan dari hama tungau merah dan kutu putih yang dapat menyerang daun singkong.
Singkong menjadi salah satu hasil panen yang paling ditunggu-tunggu oleh warga Watangrejo. Namun, pertimbangan harga jualnya rendah bila hanya dalam bentuk mentahan.Â
Dengan adanya pemberian ide olahan, singkong schotel dapat dijual dengan target utama anak-anak sekolah dan sebaya. Beberapa aspek perlu dipertimbangkan dalam pengembangan penjualan cemilan, yaitu potensi pasar, preferensi konsumen, dan teknik pemasaran. Pebisnis UMKM harus paham tentang potensi pasar dan preferensi konsumen terkait produk melalui riset pasar dan analisis tren.Â
Dalam hal pemasaran, pebisnis dapat memanfaatkan platform digital dan media sosial sebagai salah satu media pemasaran. Hal ini dilakukan dengan harapan branding yang kuat dan optimalisasi strategi pemasaran online dapat membantu meningkatkan visibilitas dan jangkauan produk singkong schotel. Salah satu cara branding yang dapat dilakukan pada cemilan singkong schotel adalah dengan menonjolkan segi gizi dan rendahnya pengawet yang digunakan.
Selain itu, sebagai pendukung perekonomian warga desa, baik dalam bisnis rumahan, pencatatan pengeluaran rumah tangga, maupun pengeluaran organisasi, Zidane Achmad Fahrezi selaku mahasiswa program studi Manajemen juga turut berperan dalam penyaluran ilmu mengenai pembukuan digital.Â
Di era komputer dan jejaring smartphone, aplikasi pembukuan keuangan menjadi asisten yang tepat dalam mencatat keuangan dan alokasi dana. Pertimbangan ini dikarenakan efisiensi, akurasi, dan mobilisasi data yang mudah jika dibandingkan dengan metode pembukuan secara manual.Â
Salah satu aplikasi yang dikenalkan dalam pembukuan ini adalah aplikasi Sepran dikarenakan aplikasi ini tergolong sederhana dan diharapkan mudah untuk dipahami oleh kalangan orang tua. melalui pembukuan secara online ini bisa menghindari beberapa kendala seperti buku hilang, buku dimakan rayap dan lain lain.