Mohon tunggu...
Alya Thalla Z
Alya Thalla Z Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hanya seorang mahasiswa program studi Biologi yang memiliki ketertarikan dalam bidang medis, pertanian, kesehatan hewan, dan penemuan obat baru.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa KKN Undip Sulap Hasil Tani Singkong Menjadi Schotel, Cemilan Sehat dan Bernilai Jual

4 Agustus 2023   01:00 Diperbarui: 4 Agustus 2023   01:09 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Watangrejo, Wonogiri (22/07/2023) -- Meskipun dianggap remeh dan dikatakan sebagai makanan "kelas bawah", singkong sebenarnya memiliki segudang potensi sebagai makanan pokok ataupun cemilan. Terdapat kandungan gizi makro berupa karbohidrat dan protein. Di samping itu, yang jarang orang ketahui adalah singkong juga memiliki vitamin serta mineral, terutama zat yang terlarut dalam air, seperti vitamin B kompleks, vitamin C, dan karoten. Selain itu, penanamannya pun cukup mudah. Singkong mampu tumbuh, bahkan pada tanah dengan cekaman lingkungan dan bernutrisi rendah.

Desa Watangrejo merupakan salah satu desa penghasil singkong di Kecamatan Pracimantoro. Berdasarkan data profil Desa Watangrejo pada bulan Juni 2023, tercatat ada 307 Ha perkebunan tegalan dengan sistem tumpang sari baris. 

Dengan sistem tersebut, lahan perkebunan tidak hanya dapat ditanami singkong, tetapi juga ditanami kacang dan jagung untuk mendukung perekonomian di desa ini. 

Namun, manajemen pascapanen dari hasil singkong di desa ini masih dilakukan secara tradisional. Umbi singkong varietas lokal yang belum dikupas optimalnya hanya disimpan selama 3 hari tanpa perlakuan penyimpanan. Setelah diolah menjadi gaplek atau singkong kering, masa simpannya dapat diperpanjang selama berbulan-bulan. Namun, kandungan gizi di dalamnya berkurang secara signifikan. 

Selain itu, bidang pertanian yang digunakan sebagai usaha sampingan dari warga setempat membuat warga lebih memilih untuk menjual hasil panen singkong ke tengkulak dengan harga yang terbilang rendah.

Permasalahan tersebut ditilik oleh mahasiswa program KKN tim II Universitas Diponegoro. Dengan kondisi yang ada di lapangan, muncullah ide untuk memberikan pencerahan terkait variasi pengolahan hasil tani dengan menggabungkan insight dari bidang biologi, kesehatan, dan manajemen. Ide olahan yang diberikan berupa pengenalan pengolahan singkong schotel kepada kelompok pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK). 

Olahan ini bukan merupakan hasil olahan orisinal, melainkan merupakan bentuk modifikasi dari ide yang direalisasikan mahasiswa tata boga Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada awal tahun 2023.

Sumber: Dokumentasi pribadi
Sumber: Dokumentasi pribadi

Program kerja ini bertempat di Balai Desa Watangrejo (22/07/2023), bertepatan dengan rapat kader-kader PKK setempat. Pemaparan materi diawali oleh Ivan Kurniawan, mahasiswa dari Fakultas Kedokteran, yang menjabarkan potensi-potensi dari tiga hasil tani terbesar di Desa Watangrejo dari sisi kandungan gizi, yaitu kandungan gizi singkong, kacang tanah, dan jagung. Gizi tersebut dihubungkan dengan pencegahan penyakit stunting sesuai dengan target program nasional zero stunting. 

Adapun isi pokok materi yang dijabarkan adalah mengenai cara mendeteksi stunting serta langkah pencegahan stunting pada remaja, calon pengantin, ibu hamil, dan anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun