Mohon tunggu...
Alya Syahla
Alya Syahla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

I like to write to read to watch everything I love

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KLS SEAQIL: Program MBKM tingkatkan literasi siswa Indonesia

18 November 2022   10:49 Diperbarui: 18 November 2022   11:09 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Anotologi "The Memories of Us" (Dok. pribadi)


Seperti yang telah diketahui, Indonesia memiliki tingkat literasi yang cukup rendah dibandingkan Negara-negara lain. Pada tahun 2019 lalu, Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) merilis survey yang dilakukan oleh Program for International Student Assessment (PISA) dan menyatakan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-62 dari 70 negara dengan tingkat literasi yang rendah. Bahkan, UNESCO mengumumkan bahwa hanya 0,001 persen orang di Indonesia saja yang memiliki minat literasi tinggi.

Urgensi ini tentu menjadi beban bagi negara yang harus segera dibenahi. Oleh sebab itu, salah satu upaya yang sedang pemerintah lakukan saat ini adalah dengan menjalin kerja sama dengan pihak lain dalam rangka meningkatkan minat baca siswa di Indonesia. Di tahun 2022 ini, Kemendikbudristek mendukung adanya program yang diusung oleh SEAMEO Regional Centre for Quality Improvement of Teachers and Education Personnel (QITEP) in Language (SEAQIL) bernama Klub Literasi Sekolah (KLS). Program ini telah bergerak sejak tahun lalu dan masih berkembang hingga saat ini. SEAQIL menempatkan KLS sebagai salah satu upaya dalam menunjang kecakapan hidup melalui peningkatan kompetensi siswa dalam kecakapan berliterasi baca-tulis dan tutur yang berorientasi pada kecakapan abad ke-21 (berpikir kritis, berkolaborasi, bertindak kreatif, dan berkomunikasi) dengan sasaran generasi muda.


KLS sendiri merupakan kegiatan yang berfokus kepada peningkatan literasi para siswa SMP dan SMA. Tidak hanya meningkatkan minat baca saja, para siswa akan diajak menjadi pribadi yang lebih kreatif dan berbakat selama kelas berlangsung. Kurang lebih 3 bulan lamanya, para siswa akan diasah minat dan bakatnya dalam kelas-kelas yang diminatinya, diantaranya adalah kelas cerpen, storytelling, puisi, orasi, dan jurnalistik.

Meski begitu, dalam menjalankan program ini, SEAQIL mendapat dukungan penuh dari berbagai universitas dalam aspek sumber daya pengajar sebagai Mahasiswa Pendamping, termasuk di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Pengajar-pengajar ini secara sukarela membantu sekolah-sekolah sebagai dukungan atas program kemendikbudristek lainnya berupa Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. Program MBKM kerjasama ini salah satunya dilaksanakan di SMPN 01 Peureulak Aceh dan SMPN 110 Jakarta Selatan selama 3 bulan.

Dalam pelaksanaan pembelajarannya, kedua sekolah tersebut masih menggunakan metode daring total dikarenakan perbedaan wilayah antara siswa dan pengajar (mahasiswa pendamping). Oleh karena itu, lebih dari 20 siswa dari kedua sekolah berpartisipasi di kelas dalam bentuk online secara sinkronus menggunakan Zoom/Google Meet dan asinkronus menggunakan Google Classroom. Kemudian, para siswa juga akan belajar di kelas cerpen ini seminggu sekali selama satu jam dengan jadwal yang disepakati kedua belah pihak.

Diskusi dalam kelas secara daring (Dok. pribadi)
Diskusi dalam kelas secara daring (Dok. pribadi)

Dalam kurun waktu yang cukup singkat ini, mahasiswa pendamping mengajar literasi terutama dalam bidang cerpen dengan mengacu terhadap RAL (Rencana Aksi Literasi) atau berupa Silabus yang sebelumnya telah dibuat dan disepakati oleh Guru Pembimbing di masing-masing sekolah. Dalam pengajarannya, siswa diajak untuk berliterasi berupa membaca cerpen, menonton video pendek, melatih mengeluarkan opini, membuat poster, dan masih banyak lagi. Dari sini, siswa mendapat ilmu baru yang dapat mengasah critical thinking siswa secara asyik dan menyenangkan.

Tak hanya itu, KLS juga menuntut para siswa untuk menghasilkan karya individu berupa cerita pendek dengan teknik dan pengetahuan yang didapatkannya selama belajar di kelas. Karya individu tersebut kemudian dimasukkan ke dalam buku anotologi yang disempurnakan oleh mahasiswa pendamping. Buku tersebut akan dipublikasikan ke dalam beberapa media, termasuk media di sekolah masing-masing dan media sosial KLS. Hal ini tentu dapat membantu membangkitkan literasi terutama di lingkungan sekolah.

(Dok. pribadi)
(Dok. pribadi)

Buku Anotologi
Buku Anotologi "The Memories of Us" (Dok. pribadi)

Dengan adanya program MBKM kerjasama ini, para siswa, mahasiswa, dan pihak-pihak lain yang terlibat diharapkan dapat berkontribusi secara aktif dalam membantu menaikkan angka literasi di Indonesia yang semakin hari semakin menurun dengan menanamkan minat baca masyarakat Indonesia sejak dini dalam skala pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun