Mengenal salah satu Menteri Wanita berbakat yang dimiliki Indonesia salah satunya adalah Retno Lestari Priansari Marsudi atau kerap disapa Bu Retno yang merupakan menteri luar negeri yang telah menjabat selama dua periode pemerintahan Presiden Jokowi. Sebelum menjadi Menteri luar negeri Indonesia, Bu Retno merupakan seorang diplomat yang berlatar belakang Pendidikan di Universitas Gajah Mada pada program studi Hubungan Internasional pada tahun 1985 dan lulus dengan predikat cumlaude. Tak menunggu waktu lama, pada saat itu Kementerian Luar Negeri sedang mengadakan seleksi calon diplomat, Bu Rento mengikuti seleksi tersebut dan lolos sebagai calon diplomat serta diterima bekerja di Kementerian Luar Negeri. Tak tinggal diam, Bu Retno kembali menempuh Pendidikan pada program studi Undang-Undang Uni Eropa di Haagse Hogeschool, Den Haag, Belanda pada tahun 2000 (Saraswaty, 2021).
Sebelum mengenal peran Ibu Retno Marsudi dalam Politik Luar Negeri Indonesia, Hubungan luar negeri Indonesia sendiri terjalin berdasarkan beberapa jenis, hubungan luar negeri Indonesia dihubungkan melalui kerjasama-kerjasama yang terjalin, baik dengan negara tetangga maupun negara lain. Kerja sama antar negara dibedakan menjadi beberapa kategori berdasarkan jumlah negara yang bergabung, regional, maupun jenis kerja sama. Kerja sama bilateral, adalah kerja sama yang dijalin oleh dua negara saja, contohnya adalah Kerja sama antara Indonesia dan Singapura dalam promosi dan tujuan wisata. Selanjutnya, Kerja sama multilateral, adalah kerja sama yang dijalin oleh lebih dari dua negara dan tidak bersifat regional. Contohnya, GNB (Gerakan Non Blok) atau Non-Aligned Movement yang merupakan suatu organisasi yang terdiri dari 94 negara anggota dan Indonesia menjadi salah satu pendiri organisasi ini, GNB merupakan sekumpulan negara yang menganggap dirinya tidak beraliansi pada kekuatan besar apapun. Contoh lainnya adalah PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) atau United Nation yang merupakan organisasi dunia yang berperan dalam banyak bidang salah satunya adalah kedamaian dunia. Markas besar PBB berada di New York, Amerika Serikat. Indonesia berperan pula dalam PBB dalam menyelesaikan konflik dunia, menjaga perdamaian dan misi lainnya. Kemudian terdapat Kerja sama regional, adalah kerja sama yang terjalin oleh negara-negara yang berada dalam satu wilayah contohnya ASEAN (Association Of South East Asian Nation) yaitu perserikatan negara di Asia Tenggara. Indonesia termasuk ke salah satu pendiri organisasi ini, ASEAN berperan dalam berbagai bidang seperti sosial, budaya, ekonomi, dan lainnya. Contoh lainnya adalah EU (Europian Union) yang merupakan kumpulan negara di benua Eropa yang menjalin kerja sama dalam berbagai bidang.
Dalam hubungan luar negeri, Indonesia menjalin banyak relasi dengan negara lain dengan berbagai tujuan. Dalam hal ini, Kementerian luar negeri berperan besar dalam menjalin Kerja sama tersebut. Peran Kementerian luar negeri tentu saja tidak lepas dari kepemimpinan seorang Menteri luar negeri dalam menjalankan tugasnya untuk mewakili Indonesia. Salah satu orang yang berperan besar dalam hubungan luar negeri adalah Ibu Retno Marsudi yang merupakan Menteri luar negeri mulai tahun 2014 hingga awal tahun 2024 pada masa Presiden Jokowi. Tentu saja dalam kurun waktu panjang itu Ibu Retno berperan dalam banyak penyelesaian masalah dunia. Hasil kerja politik luar negeri Indonesia yang dipimpin Ibu Retno disimpulkan dalam empat prioritas utama diplomasi, yaitu menjaga kedaulatan NKRI, perlindungan WNI di luar negeri, diplomasi ekonomi, dan peran Indonesia kawasan global. Beberapa isu yang Indonesia mampu mengambil peran dalam penyelesaian konflik dalam masa kepemimpinan Ibu Retno Marsudi.
Konflik Rohingya di Myanmar. Langkah Indonesia dalam hal ini adalah melakukan diplomasi bilateral dengan Myanmar. Pada 4 September 2017, Retno Marsudi melakukan kunjungan ke Naypyidaw untuk bertemu langsung dengan Petinggi Konselor Myanmar yaitu Aung San Suu Kyii yang pada saat itu menjabat juga sebagai pemimpin partai mayoritas di parlemen Myanmar. Dalam kunjungan tersebut Ibu Retno menyampaikan permintaan pemberhentian dan pencegahan kekerasan kepada semua warga di Rakhine dan Indonesia menawarkan solusi serta mempertegas akses kemanusiaan (Azizah, 2017).
Indonesia mampu berperan pula pada penolakan rencana aneksasi Israel kepada Palestina, dalam hal ini Kementerian luar negeri telah menyampaikan berbagai pernyataan seperti “Aneksasi wilayah Palestina oleh Israel baik secara de facto maupun formal merupakan hal yang tidak dapat diterima” kata Retno dalam Konferensi Tingkat Menteri Luar Biasa (KTM-LB) OKI yang berlangsung secara daring. Pernyataan selanjutnya yaitu ada pada sidang Majelis Umum PBB untuk melakukan aksi nyata pemberhentian kekerasan pada Palestina pernyataan inti yang disampaikan Ibu Retno adalah “ Indonesia mengutuk sekeras-kerasnya kekerasan Israel terhadap warga Palestina, terhadap rumah sakit, dan tempat-tempat ibadah di Gaza. Pembunuhan sembrono, penculikan, dan hukuman kolektif terhadap warga sipil juga harus dikutuk, karena itu tidak manusiawi, dan melanggar hukum internasional. Sidang ini harus mencari solusi, di mana Dewan Keamanan gagal melakukannya” (Bimo, 2023). Dalam menjalankan perannya Ibu Retno mampu meraih Penghargaan Agent Of Change dari PBB untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan pada tahun 2017, penghargaan ini diberikan kepada Ibu Retno sebagai bentuk pengakuan atas inovasi dalam memajukan agenda 2030. Kesuksesan Ibu Retno dalam mengatasi kesuksesan perlindungan TKI dengan penghargaan Perlindungan Buruh Migran dari Serikat Buruh Migran Indonesia. Memberikan kontribusi dengan membawa Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Dalam kepemimpinan Ibu Retno Marsudi, beliau mampu melakukan inovasi dengan melalui gagasan bari, beliau melakukan strategi ”blusukan” dalam menyukseskan politik luar negeri Indonesia.
Ibu Retno Marsudi mampu melakukan peran besar dalam Politik Luar Negeri Indonesia tentu saja tidak lepas dari latar belakang pendidikan dan pengalaman beliau sebagai diplomat, dengan melalui hubungan kerja sama bilateral, multilateral maupun regional yang dijalin oleh Indonesia. Melalui inovasi dan keberanian yang vokal dalam bersuara pada perdamaian dunia Ibu Retno Marsudi mampu menjalankan kepemimpinannya dan membawa politik luar negeri Indonesia ke arah yang lebih baik.
Referensi
Azizah, I. N. (2017). Reranan Indonesia dalam Membantu Penganganan Masalah Etnis Rohingya di Myanmar . Global Political Studies Journal , 170.
Bimo, E. S. (2023). Pidato Lengkap Menlu Retno Marsudi di Sidang Darurat Majelis Umum PBB, Keras Mengecam Israel. Jakarta: Kompas.tv .
Saraswaty, I. D. (2021, February 10). Biodata Retno Marsudi: Sukses Jadi Seorang Menteri, Istri, dan Ibu. Diambil kembali dari Kompas.com: https://www.kompas.com/parapuan/read/532543255/biodata-retno-marsudi-sukses-jadi-seorang-menteri-istri-dan-ibu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H