MEMPENGARUHI GAYA HIDUP ANAK MUDA DAN ETI PANCASILA PADA MASYARAKAT INDONESIA
Alya Salsabila Adnin
XII IPS-1
Abstrak
Berbagai perubahan terjadi karena globalisasi. Pada saat ini terjadi perubahan yang disebabkan oleh pengaruh dari luar maupun dari dalam negeri. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat sini sedang mengalami perkembangan yang begitu luar biasa, khususnya teknologi yang dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia. Hal tersebut memberikan dampak yang begitu besar terutama generasi muda yang tak lepas dari teknologi. Terkikisnya kebudayaan dan etika Pancasila memunculkan permasalahan-permasalahan baru bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu, artikel ini dibuat untuk memberikan informasi terkait perkembangan IPTEK yang mempengaruhi gaya masyarakat Indonesia khususnya anak muda serta dapat juga mempengaruhi etika Pancasila. Pengambilan data pada artikel ini menggunakan kajian literatur yang bersumber dari jurnal, artikel, dan buku cetak. Diharapkan masyarakat Indonesia lebih pintar dalam memilah informasi dan menyikapi perkembangan yang terjadi, baik itu dari luar negeri maupun dalam negeri.
Kata Kunci: Teknologi, Masyarakat Indonesia, Perkembangan, Pancasila.
PENDAHULUAN
Ideologi dasar negara Indonesia adalah pancasila, yang diturunkan dari ajaran Buddha dalam Tripitaka. Berasal dari dua kata yaitu panca untuk lima dan syila untuk dasar (Amaliyyah, 2021). Dengan demikian, lima dasar kehidupan ada didalam pancasila. Namun seiring berjalannya waktu, semakin banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia, perlahan-lahan menjajah, mempengaruhi dan mengikis budaya asli Indonesia.
Perubahan tidak langsung dalam cara hidup dan konsep hidup masyarakat Indonesia.
Beberapa budaya asing yang melanggar standar Pancasila telah merambah dan mempengaruhi budaya Indonesia. Dalam beberapa dekade terakhir, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi semakin tak terbendung. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan sosial yang sangat signifikan baik di negara maju maupunNegara berkembang seperti Indonesia. Ilmu pengetahuan dan teknologi sendiri merupakan bidang ilmu yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemanfaatan dan pengembangan teknologi (Mahfiana, 2003).
Dengan kata lain, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mempengaruhi cara hidup seseorang. Gaya hidup pada dasarnya adalah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Ada yang suka menghibur bersama teman, ada yang suka menyendiri, ada yang suka jalan-jalan, belanja, aktif bersama keluarga, ada yang punya waktu luang dan punya uang tambahan untuk kegiatan sosial perkumpulan keagamaan. Menurut Kotler (2009), gaya hidup adalah cara hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan pandangannya. Selain gaya hidup, perkembangan IPTEK juga dapat mempengaruhi etika Pancasila. Yang mana Pancasila dapat dikatakan seabagai sumber hukum yang mengatur perilaku masyarakat Indonesia.
Perlu diketahui bahwa saat ini banyak pelajar dan remaja yang secara moral dirugikan oleh banyak faktor yang mempengaruhinya, antara lain perubahan yang mengarah pada hal yang buruk, teman, media elektronik, narkoba, alkohol dan efek negatif lainnya. Hal ini pada akhirnya menimbulkan krisis moral berupa ketidakadilan, pelanggaran hukum dan pelanggaran hak asasi manusia, serta kurangnya keutamaan dalam memahami, menghayati dan meyakini nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Nilai sosial dan nilai budaya agama dari luar menyebabkan turunnya moral bangsa Indonesia. Semakin maju teknologinya, semakin generasi muda menjadi cerdas secara kognitif namun lemah secara emosional. Gadget dan media sosial menciptakan anak muda yang manipulator, sekain itu dapat
menyebabkan bullying dan penghinaan secara terang-terangan di media sosial. Sebab itu, generasi muda Indonesia harus menyadari pentingnya Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bukan hanya sebagai pedoman hidup melainkan juga sebagai aturan dalam berperilaku. Dan sebagai generasi milenial mereka juga harus bisa mengimplementasikan nilai dan etika Pancasila dalam kehidupan sehari- hari.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang digunakan untuk mengkaji kondisi, situasi, ideologi dan peristiwa sosial pada zaman kita. Tujuan artikel ini adalah untuk mengetahui sejauh mana etika Pancasila berlaku bagi kaum milenial atau generasi muda saat ini. Target audiens adalah generasi muda seperti siswa sekolah dasar, siswa sekolah menengah pertama, siswa sekolah menengah atas, siswa SMK dan mahasiswa. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka, yaitu sumber data primer atau sekunder. Data sekunder dapat diperoleh dari literatur pendukung, seperti buku teks, jurnal, dokumen, data kelembagaan dan data kelembagaan terkait, yang dapat diakses melalui pencarian di web. Internet.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknolog
Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa tidak dapat dihindari bagi individu dan organisasi di seluruh dunia untuk mengalami volatilitas (peristiwa kacau), ketidakpastian (ketidakpastian lengkap), kompleksitas (kompleksitas masalah), topik) dan kabur (dengan arah yang kurang jelas) (Efianingrum et al., 2020). Ciri kemajuannya
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) adalah kemajuan teknologi yang pesat dan penerapannya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Namun yang jelas teknologi juga menawarkan berbagai makna, tidak semuanya positif. Risiko dan kerugian yang muncul membuat iptek menjadi hal yang harus segera diantisipasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah menjadi bagian dari realitas untuk mensintesis jarak, waktu dan ruang. Ini mempengaruhi semua aspek kehidupan, termasuk instansi pemerintah, bisnis, dan pendidikan. Teknologi menetapkan kerangka kerja untuk budaya tak berwujud kelompok. Jika teknologi kelompok berubah, cara berpikir setiap orang juga berubah. Hal ini juga mempengaruhi hubungan mereka dengan orang lain.
Menurut Marx, teknologi adalah alat, menurut materialisme, teknologi mengacu pada alat tertentu yang dapat digunakan orang untuk mencapai kemakmuran. Weber mendefinisikan teknologi sebagai suatu ide atau pikiran manusia itu sendiri yang dapat digunakan untuk kepentingan kemanusiaan itu sendiri. Bagi Durkheim, teknologi merupakan kesadaran kolektif yang bahkan diharapkan dapat menggantikan agama dalam masyarakat. Dengan kata lain, perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi juga dapat mempengaruhi suatu masyarakat, terutama kaum muda yang terkena langsung perubahan tersebut.
Dampak positif perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi: Dari segi politik, pemerintah bersifat demokratis terbuka karena pemerintah merupakan bagian dari negara. Jika pemerintah jujur, bersih dan dinamis, tentu akan mendapat respon positif dari masyarakat. Dari segi ekonomi, membuka pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa
negara. Dengan demikian, kehidupan ekonomi negara akanmeningkat, kehidupan sehingga rakyat dan mendukung mengurangi kehidupan orang miskin. Dari segi sosial budaya, kita dapat meniru ide-ide bagus yang telah dikembangkan di negara lain, seperti etos kerja yang sangat disiplin dan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan disiplin nasional negara, yang pada gilirannya akan mendorong kemajuan dan kemajuan. bangsa dan memperkokoh identitas negara Indonesia.
Dampak negatif perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi: Persaingan bebas telah memperlebar jurang antara yang kaya dan yang miskin. Hal ini dapat menimbulkan konflik yang dapat mengganggu kehidupan berbangsa dan bernegara. Serta meningkatkan tingkat pengangguran dan kemiskinan di suatu negara. Timbulnya sikap individualistis sehingga menimbulkan ketidakpedulian terhadap sesama warga. Dengan individualisme, orang tidak peduli dengan kehidupan negara. Kalau dulu identitas kebangsaan kita mengutamakan gotong royong, sekarang sering kita jumpai, misalnya di perumahan/kompleks elit yang belum tentu saling kenal. Dari situ saja tidak ada kepedulian, karena kalau tidak tahu berarti tidak sayang.
Pada dasarnya kemajuan teknologi dan dampaknya bagi kehidupan kita adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari. Namun, kita bisa bijak untuk diri kita sendiri, keluarga kita, dan masyarakat luas agar kemajuan teknologi yang semakin canggih ini tidak mengubah siapa diri kita sebagai manusia yang berbudi pekerti dan berbudi pekerti luhur. Namun sebagai anggota masyarakat, dan khususnya generasi muda, kita harus mengambil langkah-langkah representatif dan preventif untuk mencegah semaksimal mungkin dampak negatif teknologi terhadap kehidupan kita. generasi emas dalam perjuangan membangun moral dan budaya bangsa di masa depan.
Pembahasan
Etika Pancasila dan Permasalahannya
Hal pertama yang terlintas dalam pikiran saat mendengar dan berbicara menegnai pancasila adalah dalam ayat 4 UUD 1945, karena Keputusan Presiden Nomor 10.12 Tahun 1968 secara resmi telah mengatur pancasila. Batu dan lima prinsip moral. Ahmed Yani meyakini bahwa Pancasila merupakan hasil eksplorasi mendalam Soekarno terhadap jiwa dan kepribadiannya sesuai dengan alur pemikiran bangsa Indonesia. Kemudian, renungkan warisan sejarah dan sosial Indonesia yang dijabarkan dalam lima prinsip. Selama lebih dari setengah abad, dasar negara kesatuan Republik Indonesia yaitu pancasila telah mengalami pasang surut selama persatuan negara kesatuan Republik Indonesia, sehingga harus digunakan dan dipelihara dengan benar. Apa yang terkandung dalam Lima Sila Pancasila, yaitu:
Pada sila pertama, muncul masalah bahwa banyak orang melanggar norma agama, melalaikan ibadah dan kewajiban agama mereka sendiri, muncul orang-orang sekarang yang melihat diri mereka sebagai dewa dan nabi baru, melakukan perbuatan teror atas nama agama dan tidak tunduk pada kekebalan agama apa pun. Komunisme). Sila kedua, muncul masalah bahwa banyak orang yang tidak bisa berperilaku seperti manusia, seperti kekerasan dan pelecehan, kejahatan seks, perbudakan, pembunuhan. Apalagi dengan kemajuan teknologi yang pesat, bullying terjadi di mana-mana, tanpa memandang kesehatan mental korbannya. Kasus-kasus ini jelas merupakan pelanggaran HAM. Sila ketiga, persoalan persatuan bangsa akan mulai hilang. Hal ini tercermin dari kasus-kasus yang terjadi, seperti banyak bentrokanÂ
antar warga atau pejabat pemerintah, tawuran antar remaja, masalah SARA, banyak bermunculan kerajaan baru di Indonesia, orang-orang yang mengaku sebagai penguasa dunia, dan lain sebagainya (Yani & Dewi, 2021). Keempat, masalah muncul terutama dalam urusan pemerintahan. Kelima, masalah yang muncul adalah ketimpangan ekonomi yang kuat.
Seiring perkembangan zaman, poly budaya asing khususnya budaya Barat yg masuk ke Indonesia, perlahan-huma menjajah, menghipnotis & mentransfer budaya orisinil Indonesia, secara nir eksklusif mengganti norma hayati & konsep hayati warga Indonesia. Beberapa budaya asing yg melanggar anggaran Pancasila sudah merambah & menghipnotis budaya Indonesia, antara lain:
Pesta/Duggem (klub)
Klub malam merupakan program dansa menggunakan gaya musik campuran. Pesta & klub merupakan hal yg biasa waktu merayakan ulang tahun. Seringkali pada pesta & program klub, terdapat pesta, minum, penggunaan narkoba, & seks bebas.
Pergaulan bebas
Belakangan ini ada kenyataan pada kalangan anak muda. Pergaulan bebas adalah keliru satu impak budaya asing yg masuk ke Indonesia. Dampak menurut pergaulan bebas merupakan HIV/AIDS.
Penampilan
Penampilan seorang menampakan siapa dirinya. apabila orang melihat seorang menggunakan celana & baju robek, rambut acak-acak, atau pria menggunakan pukulan pada hidung & telinganya, itu pula impak negatif menurut budaya asing.
Etika berbahasa
Saat berbicara menggunakan senior, anggaran buat berbicara menggunakan kolega atau kolega berbeda. Tetapi seiring menggunakan perkembangan zaman, bahasa Indonesia ditentukan sang bahasa asing, sebagai akibatnya poly warga yg nir memakai bahasa tadi menggunakan baik.
Sikap & konduite
Dulu, anak-anak yg ingin jalan-jalan selalu wajib berpamitan, mencium tangan orang tua, meminta biar memakai barang orang lain, mempunyai semangat solidaritas & saling menghormati. Awal menurut kemerosotan perilaku ini merupakan keliru satu konsekuensi zaman. Salah satu penyebabnya merupakan media elektronik.
Generasi muda sebagai tulang punggung bangsa perlu mengembangkan patriotisme dan nasionalisme dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budaya bangsa Indonesia, meskipun banyak budaya asing yang masuk ke tanah air. Pada zaman sekarang, generasi muda adalah investasi bangsa. Dengan memberikan pengetahuan kepada generasi muda dalam pembelajaran Pancasila, masyarakat dapat lebih memahami nasionalisme. Dalam hal ini setidaknya, pengaruh negatif IPTEK terhadap kehidupan dapat sedikit terpinggirkan. Kurikulum pendidikan Pancasila juga merupakan upaya penting untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila sebagai pengelola negara.
KESIMPULAN
Kemajuan teknologi dan dampaknya terhadap kehidupan kita adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari. Namun, kita bisa menjadi bijak tentang diri kita sendiri dan masyarakat. Kemajuan teknologi tersebut juga memberikan dampak yang cukup besar terhadap gaya hidup generasi muda dan etika Pancasila. Moralitas merupakan landasan pembangunan budaya Indonesia. Membangun etika yang baik juga merupakan bagian dari upaya pembangunan bangsa. Etika semakin sulit dipahami di Indonesia saat ini. Kehidupan masyarakat Indonesia kini lebih kepada faktor pribadi dan moral. Asosiasi saat ini memiliki implikasi yang sulit untuk diatasi. Apalagi dengan pengaruh teknologi, handphone sudah banyak digunakan dari Dari anak muda sampai dewasa, tidak ada batasan, tidak ada bimbingan yang mendalam dan luas akan berdampak negatif. Oleh karena itu, penyaringan perlu dan harus benar-benar ada sekarang. Berita palsu sering menyebabkan keresahan sosial, dan segala bentuk perubahan dapat ditangkap oleh teknologi.
Pada titik ini, satu hal yang perlu diperbaiki oleh orang Indonesia adalah pola pikir warganya. Sikap mental yang kuat dan tabah, serta kemampuan untuk menemukan diri sendiri merupakan salah satu bentuk khusus yang dibutuhkan Indonesia saat ini. Dengan langkah-langkah preemtif tersebut, diharapkan mampu bertahan dari pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi yang dapat mengubah nilai nasionalisme bagi negara. Agar kita tidak kehilangan karakter bangsa, adalah akhlak yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, M., Maretta, A., Kusumaning, A., & ... (2021). Problematika Remaja Sebagai Generasi
Penerus
Bangsa.
Prosiding
Seminar
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat/article/view/10775%0Ahttps://jurnal.
umj.ac.id/index.php/semnaskat/article/download/10775/6073
Astuti, A. P., Nurmalita, A., & Doni, rohma F. (2014). Teknologi komunikasi dan perilaku remaja. Jurnal Analisa Sosiologi, 3(1), 91-111.
Azlina, N., Maharani, A., & Baedowi, M. S. (2021). Indonesian Journal of Instructional Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Bidang Pendidikan Sebagai Upaya Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0.2, 39-52.
Efianingrum, A., Wahyono, S. B., Chamidah, A. N., Herwin, Wurdayani, W., A.Tiarani, V., Sujarwo, Suyantiningsih, Prastyo, I., & Muhammad, K. D. N. (2020). Membangun Sumber Daya Manusia Unggul, Strategi Inovasi Dan Triple Helix Di Indonesia. Jurnal Mejelis, 7(September).
Hasanah, U. (2021). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Di Kalangan Generasi Millenial Untuk Membendung Diri Dari Dampak Negatif Revolusi Indutri 4.0. Pedagogy: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 8(1), 52-59. https://doi.org/10.51747/jp.v8i1.705
Mahfiana, L. (2003). Kesadaran hukum mahasiswa terhadap teknologi dan perkembangannya. Prosiding Seminar Nasional & Temu Ilmiah Jaringan Peneliti IAI Darussalam Blokagung Banyuwangi, 1-13.
Mauna, D., & Trisiana, A. (2021). Implementasi Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara. Jurnal Global Citizen: Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan Kewarganegaraan, 10(2), 101-108. https://doi.org/10.33061/jgz.v10i2.4915
Mufidah, N. Z., & Habibi, M. R. (2019). Simposium Hukum Indonesia. Simposium Hukum Indonesia, 1(1), 574-586. http://journal.trunojoyo.ac.id/shi
Putra, yovanda dwi. (2013). Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689-1699.
Rahman, A. (2016). Pengaruh Negatif Era Teknologi Informasi Komunikasi pada Remaja (Perspektif Pendidikan Islami). Jurnal Studi Pendidikan, XIV(1).
Rohayani, F. (2020). Menjawab Problematika Yang Dihadapi Anak Usia Dini di Masa. Qawwam: Journal For Gender 29-50.
Mainstreaming,
14(1),
https://doi.org/10.20414/Qawwam.v14i1.2310
Saiful, N. I. (2019). Dampak globalisasi terhadap perubahan gaya hidup pada masyarakat Kampung Komboi Distrik Warsa Kabupaten Biak Numfor. "Gema Kampus" IISIP YAPIS BIAK,
14(2),
32-40.
journal.iyb.ac.id/index.php/gemakampus/article/view/86
Taufiqurrahman. (2018). Pendidikan Pancasila.
Wahyudi, H. S., & Sukmasari, M. P. (2014). Artikel Teknologi dan Kehidupan Masyarakat. Artikel Teknologi Dan Kehidupan Masyarakat, 3((1)), 1-12.
https://media.neliti.com/media/publications/227634-teknologi-dan-kehidupan-masyarakat-7686df94.pdf
Yani, D., & Dewi, D. A (2021). Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila dan Tantangan di Arus Globalisasi. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(1), 952-961.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI