Mohon tunggu...
Alya Rachma Fadhillah
Alya Rachma Fadhillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Malang

Mahasiswa Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Tahun Kedua

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Kenaikan Suku Bunga terhadap Perekonomian Indonesia

13 Desember 2022   17:45 Diperbarui: 13 Desember 2022   18:00 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebelum Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan, analis Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa peluang nilai tukar rupiah yang melemah hingga Rp16.000 per dollar AS masih terjadi lantaran faktor yang membuat rupiah melemah masih akan berlanjut. Untuk itu, kenaikan suku bunga acuan perlu dilakukan Bank Indonesia sebagai salah satu upaya menjaga stabilitas nilai tukar agar tidak semakin melemah.

Selain pada nilai tukar, suku bunga juga berdampak pada sektor perbankan. Bunga deposito dan jenis-jenis kredit yang ditawarkan oleh bank menggunakan suku bunga sebagai acuan. Dengan kenaikan suku bunga Bank Indonesia akan menguntungkan para nasabah yang menyimpan uang di bank, ini menyebabkan pola kehidupan masyarakat yang awalnya tidak rajin menabung menjadi rajin menabung. Perbankan juga mendapatkan keuntungan karena uang masyarakat yang disimpan di deposit tidak di tarik, tetap disimpan di bank dan tidak dialihkan ke aset lainnya.

Penaikan suku bunga Bank Indonesia juga dianggap dapat menjadi kompensasi penurunan devisa hasil ekspor sebagai bentuk mewaspadai pembalikan harga komoditas yang selama ini melonjak tinggi dan menguntungkan Indonesia sebagai pelaku ekspor sejumlah komoditas. Jika komoditas turun maka permintaan devisa dari kegiatan hasil ekspor akan dapat ditekan sehingga aliran modal bisa keluar.

Kenaikan suku bunga akan berdampak pada mata uang rupiah dan membuat modal asing masuk ke Indonesia. Investor akan berbondong-bondong masuk ke pasar utang Indonesia karena tertarik dengan imbal hasil surat utang Indonesia yang semakin menarik dengan naiknya suku bunga menyebabkan surat utang Indonesia dapat memperkecil imbal hasil atau selisih bunga dengan surat utang Amerika Serikat.

Langkah yang di ambil oleh Bank Indonesia ini sebenarnya memiliki harapan dapat mengendalikan inflasi yang kian naik. Suku bunga merupakan salah satu instrumen yang berpengaruh besar dalam menangani inflasi. Hal ini dikarenakan suku bunga diberlakukan pada pinjaman yang memiliki peran penting dalam industri perbankan.

Ketika suku bunga naik, permintaan terhadap pinjaman akan menurun, kemudian masyarakat akan lebih memilih menabung, sebab pengembalian dari tabungan akan lebih tinggi. Hal ini secara lanjut akan berakibat pada lebih sedikitnya uang yang beredar atau dibelanjakan, dan menyebabkan inflasi akan menurun. Namun, proses ini akan terasa dengan jangka panjang, karena inflasi yang terjadi sekarang lebih disebabkan oleh kenaikan harga makanan dan energi, bukan dihitung dari banyaknya pasokan uang.

Oleh karena itu, dengan adanya berbagai dampak yang dihasilkan dari kenaikan suku bunga ini, Bank Indonesia harus terus memperhatikan kondisi perekonomian yang ada. Serta kebijakan suku bunga tetap harus dinamis, terukur dan mampu menstimulasi perekonomian agar sektor rill dapat terus bergerak serta diharapkan ke depannya Bank Indonesia akan terus memperkuat kebijakan agar mekanisme perekonomian dapat berjalan sesuai dengan harapan, sehingga tidak akan ada dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun