Mohon tunggu...
Alya Nisrina
Alya Nisrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berproses tanpa protes dan menghasilkan progress

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesadaran Mahasiswa Menjadi Relawan Sebagai Wujud Implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi

24 Mei 2024   20:06 Diperbarui: 24 Mei 2024   20:12 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tri Dharma Perguruan Tinggi yang merupakan landasan utama bagi perguruan tinggi di Indonesia terdiri dari tiga pilar yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat. Mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda yang terdidik diharapkan tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi dan berkontribusi nyata dalam pembangunan masyarakat. Pengabdian kepada masyarakat adalah salah satu pilar utama dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Salah satu wujud nyata dari pengabdian kepada masyarakat adalah partisipasi mahasiswa dalam kegiatan sosial sebagai relawan.

Perkembangan zaman yang sudah masuk ke dalam era digitalisasi komunikasi dan informasi. Perkembangan ini dapat dimanfaatkan untuk membuat kegiatan yang bertujuan untuk membentuk kesadaran partisipasi sosial untuk generasi muda terutama mahasiswa. Namun, hal yang sangat disayangkan adalah data yang menunjukkan bahwa keterlibatan anak muda belum berada pada tingkat peka akan terhadap isu-isu sosial yang ada di Indonesia. Data yang didapatkan dari laman resmi Detikcom menunjukkan bahwa di tahun 2021 merupakan tahun terendah anak muda berpartisipasi pada kegiatan sosial yaitu di angka 70,49% dibandingkan di tahun 2018 yaitu berada pada angka 81,36%. Penurunan nilai partisipasi ini seharusnya dapat dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk meningkatkan persentasi dari partisipasi masyarakat khususnya anak muda dalam berkegiatan sosial melalui program-program relawan yang disebarluaskan melalui media sosial.

Relawan merupakan individu dengan profesi yang berangkat dari kesadaran akan pentingnya manfaat terlibat dalam aktivitas-aktivitas kemanusiaan. Relawan adalah istilah yang mengacu pada kesediaan untuk membantu tanpa mengharapkan imbalan. Aktivitas bantuan yang diberikan oleh relawan bersifat sukarela. Relawan sering kali berfungsi sebagai fasilitator dalam mengajarkan keterampilan dan pengetahuan baru. Pada dasarnya menjadi relawan adalah mengabdikan pikiran, tenaga, dan waktu secara ikhlas untuk kemanusiaan tanpa memandang bulu siapa atau kelompok apa yang akan dibantu. Aktivitas kerelawanan ditujukan bagi kesejahteraan masyarakat, lembaga atau suatu organisasi.

Saat ini sudah mulai bermunculan kegiatan-kegiatan sosial di berbagai kota di Indonesia mulai dari Jabodetabek, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Malang, dan beberapa kota lainnya yang dibentuk oleh individu, komunitas, atau lembaga tertentu seperti Voluntrip by Kita Bisa, Peduly Id, Involuntir, SAN Id (Senyum Anak Nusantara), dan lain sebagainya. Komunitas-komunitas tersebut merupakan komunitas yang berfokus pada kegiatan sosial yang dilakukan setiap minggunya dengan tujuan dapat menjadi wadah bagi masyarakat atau calon relawan untuk beraksi nyata bagi Indonesia. Dengan cara turun langsung ke lokasi menyalurkan kebaikan dan berbagi sedikit rezeki yang dimiliki kepada orang-orang maupun yayasan yang membutuhkan seperti panti asuhan, LKSA (Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak), panti jompo, dll.

Program yang dilakukan oleh komunitas-komunitas di atas beraneka ragam. Mulai dari berbagi makanan di hari Jumat berkah, berkreasi membuat kerajinan dari barang-barang bekas, tour ke museum atau ke kebun binatang bersama adik-adik panti asuhan, bermain dengan oma opa di panti jompo, merayakan tanggal perayaan seperti 17 Agustus, dan masih banyak lagi. Program-program ini mencerminkan komitmen mereka untuk memberikan dampak positif dan bantuan kepada komunitas yang membutuhkan di berbagai daerah. Untuk dapat berpartisipasi dalam program-program tersebut terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi seperti mendaftarkan diri melalui website yang disediakan selama kuota yang ditetapkan masih tersedia dan membayar biaya kontribusi yang telah ditetapkan. Program dari komunitas-komunitas itu sendiri memiliki cara untuk memaksimalkan setiap program yang dimilikinya salah satunya adalah dengan menetapkan kuota relawan sesuai dengan bentuk serta jenis kegiatan yang telah ditentukan. Selain itu, mereka juga tidak membatasi batas usia dalam mengikuti setiap program mereka.

Sebagai relawan tidak perlu harus turun ke lokasi bencana berhari-hari. Tetapi, bagaimana caranya dapat berbuat kebaikan dengan cara yang menyenangkan yaitu dengan mengikuti berbagai program seru yang dilakukan di waktu-waktu seperti Sabtu dan Minggu. Program-program yang diadakan oleh komunitas seperti Voluntrip by Kita Bisa, Peduly Id, Involuntir, SAN Id (Senyum Anak Nusantara), dikemas secara menarik dan menyenangkan, namun tetap memiliki tujuan utamanya yaitu membantu sesama dengan menyalurkan bantuan yang ada. Hal ini dapat dijadikan gambaran bahwa hadirnya komunitas-komunitas sosial itu seharusnya dapat menjadi wadah untuk menarik minat para anak muda khususnya mahasiswa sekarang ini untuk dapat memiliki kesadaran tentang kegiatan sosial yang berpeluang besar. Penting bagi sebuah organisasi sosial untuk meningkatkan kesadaran isu sosial terkhusus kepada mahasiswa. Program-program kegiatan sosial itu selalu diinformasikan kepada khalayak umum, salah satu caranya adalah melalui media massa khususnya di media sosial Instagram dan Tiktok. Namun, kesadaran dan minat mahasiswa untuk terlibat sebagai relawan dalam kegiatan sosial masih rendah karena dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:

1).  Padatnya jadwal akademik sering kali menjadi alasan utama yang menghalangi mahasiswa untuk terlibat dalam kegiatan di luar perkuliahan. Mahasiswa cenderung fokus pada pencapaian akademik dan karier masa depan sehingga kurang memperhatikan pentingnya keterlibatan dalam kegiatan sosial.

2). Kurangnya informasi dan akses terhadap kegiatan sosial yang tersedia juga menjadi hambatan. Banyak mahasiswa yang tidak mengetahui adanya peluang untuk menjadi relawan atau tidak memahami manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan tersebut.

3). Persepsi terhadap kegiatan relawan itu sendiri sering dianggap tidak memberikan manfaat langsung, baik dari segi akademik maupun karier.

Padahal, keterlibatan dalam kegiatan sosial sebagai relawan memberikan banyak dampak positif bagi anak muda khususnya mahasiswa. Dampak posistif ikut berpartisipasi menjadi relawan salah satunya adalah menemukan kebermaknaan hidup. Kebermaknaan hidup adalah seberapa jauh seorang individu dapat mengembangkan dan mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya juga seberapa jauh individu mencapai tujuan hidup dalam rangka memaknai hidupnya. Makna hidup di sini adalah hidup yang berguna dan bermanfaat untuk diri sendiri dan lingkungan sekitar. Selain itu, juga dapat meningkatkan keterampilan soft skills seperti kepemimpinan, komunikasi, dan kerjasama tim, pengalaman sebagai relawan juga dapat memperluas jaringan dan membuka peluang baru di masa depan. Melalui kegiatan sosial, mahasiswa dapat mengembangkan empati dan kesadaran sosial yang tinggi, sehingga mereka dapat menjadi agen perubahan yang positif dalam masyarakat.

Menjadi relawan bukan lagi sebuah pilihan, namun telah menjadi sebuah kebutuhan. Kebutuhan pada diri sebagai pengingat untuk tidak lupa selalu bersyukur atas kehidupan yang telah diberikan. Berbagi adalah bentuk terbaik dari mensyukuri apa yang kita miliki. Berbagi tidak hanya soal harta semata, melainkan kebahagiaan, tawa, dan waktu adalah hal-hal sederhana yang dapat kita bagi dengan sesama. Sir Winston Churchill, seorang Perdana Menteri Inggris pernah berkata "Kita hidup dengan apa yang kita dapatkan, tetapi kita membuat kehidupan dengan apa yang kita berikan." Kata-kata tersebut mengingatkan kita bahwa ada hal lain yang dapat membuat hidup kita lebih berarti yaitu berbagi, memberi dan menolong sesama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun