Nama  : Nisrina Alya Rindjani
NIM Â Â : 222111108
Kelas  : HES 5I
IDENTITAS BUKU
Judul Buku        : Agama Agenda Demokrasi Dan Perubahan Sosial
Penulis           : Muhammad Julijanto, S.Ag., M.Ag.
Penerbit          : Deepublish (Grup Penerbitan CV Budi Utama)
Kota Terbit       : Yogyakarta
Tahun Terbit     : 2015
ISBN Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : 978-602-280-620-2
Jumlah Halaman  : 265
Sub Bab           : Bagian I (Haji Simbol Kehidupan Yang Indah), halaman (20-25).
Pada sub bab ini menjelaskan tentang haji, berqurban, penemuan tauhid oleh Nabi Ibrahim AS., dan keistimewaan Nabi Ibrahim As. yang wajar dijadikan sebagai teladan bagi seluruh umat manusia. Pada tanggal 10 Dzulhijjah berjuta-juta kaum muslimin sedunia merayakan hari kemenangan dengan berhaji dan berqurban. Bagi seorang Muslim, haji adalah ibadah yang sangat mulia sekaligus ibadah yang sangat berat pelaksanaannya, tidak hanya kesiapan fisik jasmaniah tetapi juga bekal ekonomi yang kuat. Pada satu sisi haji menjadi ibadah terakhir yang disyariatkan oleh Allah SWT. namun pada sisi yang lain kewajiban melaksanakannya hanya sekali seumur hidup.
Dalam ibadah haji terdapat pengakuan akan keesaan Allah SWT., kebenaran dan keagungan, kesaksian akan kebenaran Nabi Muhammad Saw., dan pengakuan jasa-jasa beliau. Ibadah haji dikumandangkan oleh Nabi Ibrahim AS. sekitar 3600 tahun lalu. Sesudah masa beliau, praktik-praktiknya sedikit atau banyak mengalami perubahan, namun kemudian diluruskan kembali oleh Rasulullah Saw. Nabi Ibrahimlah yang menemukan tauhid. Penemuan Ibrahim menyebabkan manusia yang tadinya tunduk kepada alam menjadi mampu menguasai alam serta mampu menilai baik buruknya sesuatu.
Tuhan yang diperkenalkan oleh Nabi Ibrahim As. bukan sekedar tuhan suku, bangsa atau golongan tertentu manusia, tetapi Tuhan seru sekalian alam Allah Swt. Keyakinan akan keesaan Allah mengantarkan manusia menyadari bahwa dari segi nilai kemanusiaan semua manusia berada dalam kedudukan yang sama. Karena semua diciptakan berada dibawah kekuasaan Allah Swt. Ibrahim As. datang mengumandangkan keadilan ilahi, yang mempersamakan semua manusia dihadapan-Nya. Sehingga sekuat-kuatnya dan selemah-lemahnya seseorang, ia tetap sama dihadapan Allah Swt. Karena, kekuatan si kuat diperoleh dari-Nya, sedangkan kelemahan si lemah adalah hikmah kebijaksanaan-Nya.
Ibrahim As hadir pada suatu masa persimpangan yang menyangkut pandangan tentang manusia dan kemanusiaan. Beliau hadir pada masa ketika diperselisihkan tentang boleh tidaknya manusia dijadikan sesajen kepada Tuhan. Melalui Ibrahim As secara amaliah dan tegas larangan tersebut dikukuhkan, bukan karena manusia terlalu tinggi nilainya sehingga tidak wajar untuk dikorbankan, tetapi karena Allah Swt. Maha Pengasih dan Maha Penyayang Putranya Ismail As. diperintahkan Allah untuk dikorbankan, sebagai pertanda bahwa apapun bila panggilan telah datang wajar untuk dikorbankan karena Allah. Setelah perintah tersebut dilaksanakan sepenuh hati oleh ayah dan anak, Allah dengan kekuasaan-Nya menghalangi penyembelihan tersebut dan menggantikannya dengan domba sebagai pertanda bahwa hanya karena kasih sayang-Nya kepada manusia, maka praktik pengorbanan semacam itu tidak diperkenankan.
Pada hakikatnya merupakan penegasan kembali dari setiap jamaah haji, tentang keterikatannya dengan prinsip-prinsip keyakinan yang dianut oleh Ibrahim As. yang intinya adalah: Pertama, pengakuan akan keesaan Allah serta penolakan terhadap segala bentuk kemusyrikan, baik berupa patung-patung, bintang, bulan dan matahari, animisme dan dinamisme bahkan segala sesuatu selain Allah Swt. Kedua, Keyakinan tentang adanya neraca keadilan Allah dalam kehidupan ini dan yang puncaknya akan diperoleh setiap makhluk pada hari kebangkitan. Ketiga, Keyakinan tentang kemanusiaan yang bersifat universal, tiada perbedaan dalam kemanusiaan seseorang dengan lainnya. Keempat, inti ajaran tauhid tercermin dengan jelas yang dilambangkan dalam praktik-praktik ibadah haji.Â
Ibadah haji dimulai dengan niat sambil menanggalkan pakaian biasa dan mengenakan pakaian ihram yang serba putih. Pakaian menurut kenyataannya dan menurut Alquran berfungsi, antara lain: Sebagai pembeda antara seseorang atau sekelompok dengan lainnya. Dengan dikenakannya pakaian ibadah haji, maka perbedaan yang disebabkan dari status sosial, ekonomi atau profesi dan lain-lain akan hilang. Yang ada adalah kesamaan kemanusiaan berdasarkan kualitas takwanya dihadapan Allah Swt. Jangan sakiti binatang, jangan membunuh, jangan menumpahkan darah, jangan mencabut pepohonan. Perbuatan-perbuatan tersebut dilarang, karena manusia berfungsi memelihara makhluk-makhluk Tuhan serta memberinya kesempatan seluas-luasnya untuk mencapai tujuan penciptaannya.
Kakbah yang dikunjungi mengandung pelajaran yangberharga dari segi kemanusiaan. Selesai melakukan thawaf yang menjadikan pelakunya berbaur bersama manusia-manusia yang lain, serta memberi kesan kebersamaan menuju satu tujuan yang sama yaitu berada dalam lingkungan Allah Swt. Di padang Arafah yang luas lagi nan gersang itu, seluruh jamaah Wukuf hingga terbenam matahari. Di sanalah mereka seharusnya menemukan ma'rifat pengetahuan sejati tentang jati diri akhir perjalanan hidupnya, serta menyadari langkah-langkahnya selama ini. Di sana pula seharusnya ia menyadari betapa besar dan Agung Tuhan yang kepada-Nya bersembah seluruh makhluk. Dari Arafah para jamaah haji ke Muzdalifah untuk mengumpulkan senjata dalam menghadapi musuh utama sepanjang kehidupan yaitu setan, kemudian melanjutkan perjalanan ke Mina untuk melempar Jumrah setan musuh yang selama ini menjadi penyebab segala kegetiran yang dialami.
Dalam kaitan ini dapat kita pahami isyarat yang dilukiskan ayat 37 al Hajj: Bahwa bukan daging-daging dan darah hewan kurban itu yang diterima Allah, tetapi yang diterima Allah itu ialah takwa yang ada dalam ibadah kurban. Ajaran Islam tidak melarang penyembelihan hewan untuk maksud ibadah, tetapi ditekankan bahwa ibadah itu semata-mata untuk Allah saja sebagai konsekuensi kepercayaan Tauhid. Penyembelihan hewan kurban itu dimaksudkan bukan untuk disia-siakan begitu saja, tetapi daging-dagingnya sebagian untuk dimakan sendiri dan sebagian dibagikan kepada mereka yang sangat membutuhkan dan mereka yang miskin papa.
Kerangka acuan ibadah yang disyariatkan dalam Islam termasuk masalah kurban adalah takwa. Takwa adalah standar kelayakan hidup manusia di dunia dan akhirat nanti. Takwa adalah salah satu kunci dalam ajaran Islam, bahwa orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang yang sungguh-sungguh melakukan kebajikan tidak secara formalitas saja, bertitik tolak dari iman yang timbul ke dalam perilaku keseharian, dapat menolong orang yang lemah, tekun melaksanakan shalat dan memenuhi kewajiban zakat, dapat dipercaya dan punya daya tahan tinggi dalam perjuangan. Takwa sebagai upaya pembinaan kualitas moral dari iman yang dipupuk dan dikembangkan dengan pengamalan syariat mempunyai dampak nyata dalam mewujudkan perbaikan sosial dalam rangka pencapaian kebahagiaan di Indonesia.
KESIMPULAN:
Keteladanan Nabi Ibrahim AS. yang diwujudkan dalam bentuk ibadah haji dengan berkunjung ke Makkah, karena beliaulah bersama putranya Ismail As. yang membangun kembali fondasi-fondasi Kakbah dan beliau pulalah yang diperintahkan untuk mengumandangkan syariat haji yang praktik-praktiknya berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang dialami oleh beliau dan keluarganya. Demikian ibadah haji merupakan kumpulan simbol simbol yang sangat indah, apalagi dihayati dan diamalkan secara baik dan benar, maka pasti akan mengantarkan setiap pelakunya ke dalam lingkungan Illahi dan kemanusiaan yang benar. Semoga para jamaah haji yang sedang menunaikan ibadah di tanah suci dapat kembali dengan haji mabrur yang diterima amal ibadahnya dan bagi kita yang belum mempunyai kesempatan agar dilapangkan jalan menuju panggilan-Nya, dibukakan pintu rezeki yang seluas-luasnya. Bagi saudara-saudara yang telah menunaikan ibadah haji tetap menjaga kemabruran dengan amal sholeh dan darmabaktinya yang terbaik kepada masyarakat dan bangsa. Sehingga reformasi berjalan lancar, terwujudnya kemakmuran ekonomi, dan kesemarakan pengalaman ajaran agama yang berjalan secara merata di kalangan kaum muslimin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H