Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan usaha yang paling kokoh dalam menghadapi permasalahan ekonomi dan juga membantu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. Seorang pengusaha dituntut tidak hanya berkarya, tetapi juga berinovasi dan mengembangkan kualitas diri untuk menjadikan usahanya bertambah maju dan berkembang. Dalam menjalankan usaha tersebut dibutuhkan kerjasama diantara pengusaha dan networking/jejaring untuk mendapatkan informasi bagi pengembangan usaha, baik berupa pelatihan pemasaran dan permodalan.
Hal itulah yang mendorong terbentuknya forum UMKM di Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor. Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan oleh forum UMKM ini diantaranya adalah pembentukan grup What’s App, pertemuan offline atau kopi darat yang dilakukan setiap bulan, bersinergi dengan pemerintah khususnya Kecamatan Ciomas dan Dinas Koperasi, perapihan dana anggota, dan juga kegiatan bazaar pada bulan Ramadhan. Tidak hanya melakukan kegiatan tersebut, forum UMKM Ciomas memiliki rencana kegiatan lain untuk meningkatkan perkembangan dan kualitasnya.
Rencana tersebut terdiri dari pembuatan katalog, pembuatan website, pengadaan kesekretariatan, pelatihan, pengadaan tenda pameran, dan juga pengadaan mobil toko. Melalui rencana kegiatan tersebut, terbentuklah rencana anggaran biaya kegiatan sekitar Rp. 200.500.000. “Kecamatan Ciomas ini merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Bogor yang kaya akan kegiatan UMKM nya, tapi tidak menuntut para pengusahanya untuk berhenti berkarya”, ucap Erwin selaku Kepala Seksi Bidang Perekonomian dan Pembangunan di Kecamatan Ciomas.
Ketersediaan lahan kosong yang banyak di kecamatan ciomas membuat salah satu warganya membuka usaha yang bertemekan edukasi. Usaha tersebut berkembang untuk menunjang masa depan warga di ciomas dalam bidang finansial dan juga relasi. Melalui usaha tersebut diharapkan warganya semakin kreatif. Usaha itu bernamakan "Kampung Horta dan Boneka Horta”.
"Saya membuka usaha ini sejak tahun 2006, adapun hal yang mendorong saya ialah karena faktor ekonomi dan juga sosial edukasi" ujar Gigin Mardiansyah selaku pemilik UMKM boneka horta dan kampung horta. Alasan utama ia memilih usaha tersebut adalah karena adanya prospek dan pasar, selain itu dapat mendorong warga sekitarnya untuk bekerja sehingga mengurangi tingkat pengangguran, yang lebih istimewa adalah karena usaha tersebut baru ada di daerah Bogor.
Modal untuk membuka usaha tersebut bukan berasal dari dirinya, melainkan dari pemerintah kurang lebih sebesar Rp. 4.000.000. Mengenai pegawai disana Gigin pun mengutarakan "kita mempunyai 5 pegawai tetap disini, tetapi ada juga warga-warga lain yang turut membantu secara sukarela". Maraknya korupsi yang terjadi pada jaman ini membuat para pemilik pengusaha was-was akan pegawai agar tidak berbuat seperti itu. Hal yang dilakukan Gigin untuk mengatasi hal tersebut adalah mengharuskan para pegawainya untuk menunjukkan nota atau bukti tertulis lainnya disetiap kegiatan penjualan ataupun pembelian yang dilakukan atas nama perusahaan.
Sistem penjualan usaha ini hanya melalui media online, dahulu Kampung Horta sering buka stand di acara-acara yang diselenggarakan di Kota Bogor. Tidak hanya di Bogor, apabila terdapat konsumen yang berasal dari luar kota sistem pengiriman melalui JNE/Tiki/Kantor Pos, dan sistem pembayaran melalui transfer rekening. Aliran dana yang didapat dari keuntungan digunakan untuk pengembangan usaha seperti membeli peralatan yang telah rusak atau hilang, renovasi bangunan, gaji pegawai, dan juga kebutuhan lainnya.
Produksi barang dihasilkan sendiri, tidak melalui pembelian ke konsumen lain ataupun dikirim. Kampung Horta memiliki pelanggan setia yang segmentasinya adalah anak sekolahan. “Mengenai tawaran untuk pindah ke lokasi lain belum ada rencana seperti itu, kami tetap menjalankan usaha disini” ucap Gigin yang ditanya mengenai tawaran pembangunan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H