Lihat saja, saat Trimed membandingkan Ganjar dengan Puan. Ia menyebut, Puan lebih berprestasi dibanding Ganjar. Puan disebutnya bisa mengorganisasi anggota DPR saat menjabat ketua Fraksi PDIP. Dia juga mampu mengkoordinir tujuh kementerian saat menjabat sebagai Menko PMK. Dan ketika menjadi ketua DPR saat ini, Puan disebut mampu memimpin kader-kader terbaik bangsa.
Ah yang benar? Bukannya prestasi Puan hanya matiin mic saat rapat paripurna? Hahahaha..
Trimed ini menurut saya harus disemprit. Orang seperti dia, hanya menambah buruk citra PDIP saja. Ocehannya seolah membenarkan dugaan publik, bahwa partai banteng sedang tidak baik-baik saja. Ketegangan dan kekacauan menyelimuti partai itu. Elit-elit saling sikut demi tujuan tertentu.
Kita tahu, Trimed bukan elit PDIP pertama yang menyerang Ganjar. Sebelumnya, ada Bambang Pacul. Sama-sama kader PDIP, dua-duanya senang benar kalau menjelek-jelekkan nama Ganjar. Kalau Trimed pakai istilah Kemlinthi, Pacul pakai istilah Kemajon. Istilah-istilah yang intinya digunakan untuk menyerang dan menjatuhkan Ganjar yang semakin tenar.
Padahal yang ngebet nyapres itu siapa? Berkali-kali kan Ganjar sudah bilang, urusan Pilpres di PDIP itu sudah jelas. Itu hak preogratif ketua umum, Megawati Soekarno Putri. Tak sekalipun dirinya mengatakan, bahwa ia ingin menjadi pengganti Jokowi.
Kalaulah popularitas dan elektabilitasnya melambung tinggi, ya jangan salahkan Ganjar. Itu hanya bonus, dari kinerjanya yang memang yahud. Ganjar hanya memanen hasil dari apa yang ia tanam. Menjadi pemimpin muda berprestasi, berintegritas, tegas, lugas dan pantas dijagokan.
PDIP harusnya bangga, punya kader seperti Ganjar. Ganjar adalah bukti, regenerasi pemimpin di partai berjalan sesuai harapan. Coba lihat partai lain, nasibnya nggak ada yang jelas. Nggak ada satupun dari partai-partai di Indonesia yang punya kader sementereng Ganjar.
Tapi ya begitulah politik, kadang-kadang susah ditebak. Ganjar kini dianaktirikan. Bahkan terkesan dibuang. Kehadirannya tak diinginkan. Seperti virus, Ganjar harus dimatikan.
Kalau sudah begitu, saatnya kita yang pasang badan. Jangan biarkan orang baik seperti Ganjar berjuang sendirian.
Mungkin urat kemarahan Ganjar bukan sudah putus. Namun ia hanya ingin menunjukkan pada dunia, dia bukan politisi ambisius yang menghalalkan segala cara demi mendapatkan singgasana.
Ia masih memegang teguh pesan ibunda tercinta. Bahwa jabatan itu amanah yang tidak boleh diperebutkan.