Mohon tunggu...
Alya Jauza Caesarrasti
Alya Jauza Caesarrasti Mohon Tunggu... Relawan - Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang

Mahasiswa Farmasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Usung Pergerakan Sektor Ekonomi Kreatif, Mahasiswa UMM Sukses Gelar Pengabdian Masyarakat

26 Januari 2021   21:46 Diperbarui: 26 Januari 2021   21:51 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan menjahit masker (dok.pribadi)

Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (PMM UMM) Kelompok 44 gelombang 14 dengan mengusung tema "Menggalakkan Program Ekonomi Kreatif Dengan Pelatihan Pembuatan Masker Tie Dye Pada Masyarakat Panti" sukses digelar di Bina Yatim dan Dhuafa Darul Jundi Kota Malang, Senin (25/1/2021). 

Beranggotakan Alya, Vita, Marizka, Khilda dan Wulan dari Jurusan Farmasi UMM, kelompok 44 merancang kegiatan di pondok pesantren berupa pelatihan pembuatan masker yang dibuka dengan sosialisasi pentingnya memakai masker di pandemi COVID-19, kemudian dilanjutkan pelatihan pembuatan masker tie dye mulai dari proses design masker, pemotongan pola pada kain, penjahitan, pewarnaan, packing, hingga pemasaran ke masyarakat. 

Pelatihan ini dilakukan dalam rangka memaksimalkan potensi Panti Asuhan maupun Pondok Pesantren sebagai salah satu tempat pengembangan sektor ekonomi kreatif. Selain itu juga, melihat potensi bisnis masker kain dikalangan masyarakat ditengah pandemi yang melanda Indonesia menjadi salah satu alasan pelatihan ini dilaksanakan.  Disela-sela pelatihan pembuatan masker, adik-adik Pondok Pesantren Darul Jundi diajak untuk memainkan Smart Game. Kegiatan ini mencakup berbagai macam permainan yang seru dan juga edukatif untuk usia 10-15 tahun. 

Berikut adalah highlight kegiatan pengabdian masyarakat oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang kelompok 44 gelombang 14. 

Dimulai dengan proses design masker, adik-adik diajarkan menggambar pola masker kain di atas kertas terlebih dahulu untuk dijiplak di kain dan siap digunting. 

potret kegiatan design masker (dok.pribadi)
potret kegiatan design masker (dok.pribadi)

Setelah kain sudah membentuk pola masker, kegiatan selajutnya adalah menjahit masker sesuai pola yang dibentuk. Adik-adik diajarkan untuk teliti dan sabar dalam prosesnya. Tak jarang ada beberapa kendala yang dialami ditengah-tengah keseruan menjahit seperti benang terlilit ditengah hingga jahitan robek. Namun, dengan adanya kakak-kakak kelompok 44, mereka dapat mengatasi dan belajar dari kesalahan. 

Kegiatan menjahit masker (dok.pribadi)
Kegiatan menjahit masker (dok.pribadi)

Setelah masker dijahit, adik-adik diajarkan untuk mewarnai masker secara tie dye dimana masker akan diikat kat menggunakan karet sehingga warna masker akan membentuk pola sesuai ikatannya. Eits, kegiatan ini cukup seru loh karena adik-adik bermain warna dan juga air. 

Proses mewarnai masker (dok.pribadi)
Proses mewarnai masker (dok.pribadi)

Masker yang sudah selesai diwarna, lalu dimasukkan kedalam plastik agar warna meresap sempurna di kain selama kurang lebih 3 jam. Setelah itu dijemur dan dipasang tali masker  model ear loop atau model hijab disesuaikan keinginan. Selanjutnya adalah proses packing dan labeling.  Dilanjutkan dengan proses pemasaran ke masyarakat melalui media sosial. 

Masker Tie Dye yang siap dipasarkan (dok.pribadi)
Masker Tie Dye yang siap dipasarkan (dok.pribadi)
Kegiatan yang diselenggarakan kurang lebih satu bulan lamanya terhitung dimulai tanggal 23 Desember 2020 ini telah selesai dilaksanakan pada Senin, 25 Januari 2021. Pada saat penutupan kegiatan, ada beberapa kegiatan yang dilakukan. Diawali dengan sambutan koordinator kelompok 44 lalu diakhiri dengan penganugrahan tim terbaik. Penganugrahan ini dilaksanakan sebagai bentuk apresiasi kelompok 44 kepada adik-adik yang sudah berpartisipasi dalam smart games. 

Penganugrahan tim terbaik (dok.pribadi)
Penganugrahan tim terbaik (dok.pribadi)

"Dari serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan, besar harapan kami agar adik-adik Darul Jundi memiliki jiwa berwirausaha yang coba kami bangun. Selain itu, pemanfaatan Panti Asuhan maupun Pondok Pesantren sebagai penggiat ekonomi juga perlu dilagakkan karena mereka memiliki potensi tinggi untuk dilatih" Tutup Marizka, salah satu anggota kelompok 44. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun