Menurut bahasa mu'jizat artinya melemahkan, mengalahkan lawan atau musuh. Sedangkan menurut istilah, Manna' qaththan menjelaskan mu'jizat adalah sesuatu yang menyalahi kebiasaan disertai dengan tantangan dan selamat dari perlawanan. K. H. Munawar Khalil menjelaskan bahwa mu'jizat menurut istilah ahli agama adalah sesuatu yang datang dari Nabi yang dapat melemahkan lawan atau mengalahkan kecerdikan lawan dan kekuatan musuh karena keadaannya sangat menyalahi adat kebiasaan yang telah datang. Jadi yang dimaksud dengan i'jazul Al Qur'an adalah menetapkan kelemahan manusia baik secara terpisah atau berkelompok semisalnya.
ARGUMEN-ARGUMEN BAHWA AL QUR'AN MERUPAKAN WAHYU TUHAN, BUKAN BUATAN MUHAMMAD SAW.
1. Dalil Aqli
Dalam hukum logika dikenal silogisme, yaitu suatu kerangka pikir yang rapi, yang terdiri dari tiga rangkaian yang saling berhubungan kuat (premis mayor, premis minor, konklusi atau kesimpulan).Â
Mengenai adanya wahyu dapat di pandang secara logika, sebagai berikut:
a. Telah diakui oleh para ahli sejarawan, bahwa nabi Muhammad adalah orang yang jujur, dan terjaga dari kesalahan yang mendurhakai Allah (premis mayor)
b. Setiap sesuatu yang dibawa dan di sampaikan oleh orang yang terkenal jujur pastilah benar adanya (premis minor)
c. Â Konklusi atau kesimpulannya: segala sesuatu yang dibawa dan disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW yang terkenal jujur itu (mengenai wahyu) pastilah benar adanya.
2. Dalil NaqliÂ
Dalam surat Al Haaqah ayat 35-52 dapat disimpulkan:
a. Al Qur'an adalah benar-benar wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, bukan karangan apalagi syair-syair dari penyair mereka, dan bukan pula ucapan-ucapan tukang-tukang tenung.
b. Orang-orang yang mencoba memalsukan Al Qur'an diancam Allah SWT dengan hukuman yang sangat keras.
c. Al Qur'an adalah pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
d. manusia wajib mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya.
ASPEK-ASPEK KEMU'JIZATAN AL QUR'ANÂ
Sifat kemu'jizatan itu tidak bisa di buktikan, kecuali apabila tiga faktor telah terpenuhi yaitu:Â
1. adanya tantangan (ajakan bertanding dan berlomba).
2. Dorongan menangis tantangan.
3. Hilangnya segala rintangan.
Nabi Muhammad SAW telah menantang bangsa Arab dengan Al Qur'an ada tiga fase, yaitu:Â
1. Beliau menantang mereka dengan seluruh Al Qur'an dalam gaya bahasa yang umum yang dapat di jangkau oleh mereka dengan tolong menolong sesama mereka.
2. Beliau menantang mereka dengan sepuluh surat Al Qur'an.
3. Beliau menantang mereka dengan satu surat Al Qur'an.
KESIMPULANÂ
Al Qur'an datang ke atas dunia setelah kemampuan manusia itu lengkap dan pemikiran pun meningkat karena risalah Nabi Muhammad SAW adalah untuk memenuhi manusia setelah manusia itu sendiri mencapai tahap kepintarannya dan pertumbuhan akalnya telah mencapai kesempurnaan. Al Qur'an berupa ide-ide yang abadi bisa ditangkap kearifannya oleh manusia dalam setiap generasinya, ia merupakan mu'jizat untuk membimbing meluruskan jalan hidup semua manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H