Mohon tunggu...
Alyafani Yumna
Alyafani Yumna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Kepribadian Ganda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masalah Rasisme di Dunia Internasional

4 Juni 2023   22:27 Diperbarui: 4 Juni 2023   22:37 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti banyaknya isu-isu lain, rasisme pada saat ini masih banyak terjadi dan terus berkembang mengukuti pola berubahan zaman. rasisme modern tidak ada kaitannya dengan cara rasisme model lama seperti perbudakan dan penganiyayan, serta terlepas dari kecaman, kampanye, revolusi yang terus meningkat. banyak pula slogan palus yang terus di bunyikan oleh para pemimpin negara dan penguasa adidaya dalam melawan bentuk-bentuk rasisme seperti negara Inggris, China, Amerika Serikat, Prancis, Rusia, dan negara-negara lain. 

Amerika Serikat tempat Patung Liberty berdiri dengan nama ''Liberty Enlightening the World'', yang selalu mengklaim bahwa mereka telah mengekang dan memberantas segala bentuk diskriminasi dan rasisme. Nyatanya, tidak ada yang berani mengatakan bahwa diskriminasi rasial dan rasisme telah dibasmi. Sebaliknya rasisme terus berkembang dengan menempati bentuk, idiom, dan dimensi baru. 

Rasisme dan diskriminasi rasial tidak lagi sesuai dengan biologi yang diwariskan seperti ras atau etnis. Terlalu adil untuk mengatakan bahwa rasisme modern adalah ras tanpa rasis, atau tokoh aktif yang jelas kesadarannya. Semua rezim politik mengklaim mendirikan formal kesetaraan dan keadilan di antara ras yang berbeda meskipun mereka menjalankan kebijakan mereka dengan prosedur yang melibatkan penindasan tersembunyi, diskriminasi ras, prasangka modern dan rahasia seperti misalnya rasisme di tempat kerja, pandemi, liburan, perawatan kesehatan, pendidikan, dan media sosial.

Rasisme yang terjadi di dunia ini telah ada sejak dahulu kala di mana terjadi perbudakan terhadap kaum kulit hitam di berbagai belahan dunia. Manusia yang berkulit hitam di anggap lebih rendah derajatnya pada zaman itu, sehingga diskriminasi banyak menimpa mereka. 

Ketidak adilan terjadi di mana-mana dan terus terusan menimpa kaum-kaum kulit hitam. Ras, rasialisasi, dan rasisme adalah istilah yang sarat muatan moral dan politik. Mereka memiliki potensi yang signifikan untuk memicu perdebatan dan memulai penghancuran hierarki yang dilembagakan. Hal ini tidak hanya terlihat dalam politik kehidupan nyata, yang ditunjukkan, misalnya, oleh protes anti-rasisme kontemporer yang dipicu oleh kematian George Floyd.

Rasisme mustahil untuk dihapus pada dunia internasional, sebab rasisme sudah melekat pada diri manusia. Manusia semakin banyak dan semakin berkembang dengan demikian maka akan semakin sulit pula sebuah manusia untuk di atur. Masalah tindakan rasisme itu dapat dilakukan melalui individu manusia maupun tindakan manusia melalui kelompoknya. Seperti contohnya manusia individu melakukan tindakan rasisme adalah ketika sebuah individu tidak memiliki empati terhadap manusia lain yang rasnya berbeda dengan dirinya, hal ini banyak terjadi di setiap negara di dunia. Istilah '"budak" "putih", dan "ras" dikembangkan oleh orang Eropa pada tahun 1400-an. mereka membawa istilah-istilah ini bersama mereka dalam migrasi mereka ke Amerika tetapi penerapan konsep ras baru-baru ini sangat berbeda karena digunakan untuk mengidentifikasi orang berdasarkan fitur-fitur tertentu yang pada dasarnya adalah, keturunan genetik, warna kulit selain karakteristik fisik, tetapi secara biologis istilah “ras” tidak cocok . kata "Putih" pertama kali muncul dalam hukum kolonial pada akhir tahun 1600-an. Pada tahun 1790, orang diminta untuk mengklaim ras mereka pada sensus dan pada tahun 1826, derajat yang dirasakan dari darah menentukan siapa yang akan diklasifikasikan sebagai orang India. Dari akhir 1800 hingga awal abad ke-20, ketika gelombang imigran memasuki Amerika Serikat.

“Rasisme” sebagai sebuah istilah digambarkan pada tahun 1930-an, terutama sebagai reaksi terhadap proyek Nazi untuk menjadikan Jerman 'bersih dari Yahudi'. Nazi percaya bahwa orang Yahudi membentuk ras yang berbeda yang menyebabkan ancaman dan bahaya bagi ras Arya yang seharusnya dimiliki oleh orang Jerman asli. 

Rasisme adalah perasaan kebencian dan superioritas yang ditujukan kepada seseorang atau sekelompok masyarakat karena warna kulit, asal kebangsaan atau etnis. Ini adalah struktur yang merupakan jaringan hubungan sosial pada tingkat sosial politik ekonomi dan ideologis yang membentuk peluang hidup berbagai ras. Ini dapat digambarkan melalui pelecehan verbal, lelucon, atau panggilan nama ras atau melalui pengucilan orang dari tempat umum atau tempat kerja tertentu karena warna kulit atau kebangsaan mereka. Rasisme juga dapat digambarkan melalui opini, perilaku orang, juga dapat ditunjukkan di lembaga resmi, tempat umum, dan bahkan dalam undang-undang dan amandemen parlemen. 

Tidak hanya orang kulit hitam dan orang lain kulit berwarna diperlakukan secara rasial tetapi juga orang kulit putih terpengaruh oleh rasisme ketika ditangani secara rasial ketika mereka merupakan minoritas dalam komunitas tertentu. Rasisme adalah masalah yang sangat sensitif, serius dan berbahaya di dunia ini dan telah menimbulkan masalah berabad-abad yang lalu.

Rasisme pula dapat mempengaruhi stabilitas dari hubungan internasional dan situasi internasional. Rasisme menjadi sarana buat ber adu politik bagi beberapa kalangan guna mendapatkan sebuah keuntungan. 

Tindakan rasisme berbuah bahan politik yang dapat menggerakkan masa seperti hal nya black lives matter, puan lives matter, serta stop asian hate. gerakan gerakan tersebut menjadi gerakan politik suatu golongan tertentu yang bersifat berlawanan, meskipun tindakan tindakan seperti ini di sebut sebagai anti-rasisme namu faktanya memang ada hal yang di politisasi dalam gerakan tersebut. 

Tindakan yang di sebut anti-rasisme ini dapat mempengaruhi manusia secara global, yang dimana tindakan ini tidak hanya terjadi di dalam sebuah negara namun pula terjadi di hamper seluruh dunia. Baru-baru ini tindakan serupa yang terjadi di negara Spanyol, dimana kala klub sepak bola Real madrid bertandang ke markas Vilareal, supporter dari Vilareal yang kala itu berada di belakang bench meneriaki salah satu pemain Real madrid yang berkulit hitam dari brazil. 

Supporter Vilareal menyebut Vinicius junior dengan sebutan “monyet”. Sontak pada saat itu laga sepak bola yang seharusnya menjunjung tinggi rasa sportivitas luntuk akibat tindakan dari oknum-oknum supporter Vilareal. Suasana semakin memanas tak kala pemain Vilareal mencekik Vini namum keputusan wasit malah memberikan kartu merah kepada Vini. Pasca pertandingan Vini membuat cuitan di Twiter dengan mengatakan “itu bukan yang pertama, bukan yang kedua, atau yang ketiga. Rasisme adalah hal normal di La Liga (Liga Spanyol). Kompetisi menganggapnya hal normal, Federasi juga melakukannya. 

Saya meminta maaf. Kejuaraan yang dulunya milik Ronaldinho, Ronaldo, Cristiano, dan Messi sekarang milik orang-orang rasis. Bangsa yang indah yang menyambut saya dan saya cintai, tetapi melakukan ekspor citra negara rasis ke dunia. Saya meminta maaf untuk orang Spanyol yang tidak setuju, tetapi hari ini, di Brazil, Spanyol dikenal sebagai negara rasis. Dan sialnya untuk segala tindakan rasisme yang terjadi kepada saya, saya tidak mendapatkan pembelaan. Saya kuat dan saya akan melawan rasis seumur hidup saya. Walaupun saya jauh dari rumah saya”. 

Cuitannya meramaikan tagar #StandWithVini pada kala itu di berbagai media social. Media-media di dunia pula banyak yang membahas kejadian ini dan menyebabkan Presiden LaLiga melakukan tindakan berupa pemecatan kepada 6 wasit yang berpartisipasi dalam pertandingan tersebut. Tak hanya itu club sepak bola Valencia juga mendapatkan denda, dan kepada para supporter yang melakukan tindakan tercela tersebut diberikan sanksi tidak dapat berkunjung ke dalam stadion lagi semalam seumur hidup.

Akar permasalahan rasisme terletak pada stereotip dan prasangka yang telah tertanam dalam pikiran manusia selama bertahun-tahun. Stereotip adalah anggapan atau penilaian yang sudah terbentuk di dalam pikiran manusia terhadap kelompok tertentu, sedangkan prasangka adalah sikap negatif terhadap seseorang atau kelompok berdasarkan perbedaan yang dimilikinya. Dalam kasus rasisme, stereotip dan prasangka biasanya muncul karena perbedaan etnis atau warna kulit.

Stereotip dan prasangka seringkali diwariskan dari generasi ke generasi, dan dapat dipelajari dari lingkungan sosial seseorang. Sebagai contoh sepeti diskriminasi rasial Nazi pada yahudi. Ketika anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan diskriminasi dan rasisme, mereka cenderung untuk mempelajari nilai-nilai tersebut dan menganggapnya sebagai norma yang wajar. Selain itu, media massa seperti film, iklan, dan buku juga dapat memperkuat stereotip dan prasangka.

Selain itu, ketidakmampuan manusia untuk menerima perbedaan juga menjadi salah satu akar permasalahan rasisme. Beberapa orang merasa tidak nyaman atau bahkan takut terhadap orang yang berbeda dari mereka sendiri, sehingga mereka merasa perlu untuk mengekspresikan ketidaknyamanan atau bahkan melakukan kekerasan. Hal ini dapat terjadi karena manusia cenderung lebih mudah merespons hal yang berbeda daripada yang sama        

Hingga saat ini rasisme masih ada dan terus berkembang mengikuti perubahan zaman. Rasisme sulit dihilangkan sebab ini dapat dikatakan sebagai penyakit yang ada pada dalam diri manusia dan mustahil untuk mengatur seluruh manusia yang ada di dunia untuk tidak melakukan tindakan rasisme. Namun rasisme bisa di kurangi dengan berbagai macam tindakan atau pun bisa dapat dilakukan dengan memberi pemahaman kepada masyarakat-masyarakat. Rasis terjadi biasanya karena perbedaan warna kulit, dan beberapa faktor. perbedaan seperti ini yang menimbulkan rasisme tersebut yang mana manusia sering kali mengunggulkan bangsa mereka sendiri dan menganggap perbedaan yang ada itu suatu keanehan. 

Tetapi untung nya hal ini akan selalu di tolak / di lawan oleh anti-rasisme, sehingga rasisme itu tidak sepenuh nya berkuasa pada satu pihak saja. anti-rasisme juga menolak segala yang berhubungan dengan rasisme. Ketika orang berpikir bahwa masalah rasisme sudah berkurang di zaman modern seperti saat ini, kemudian mata dibuka oleh banyak korban dunia yang berjatuhan, sehingga yang baru mengakui bahwa masalah rasisme belum berakhir bahkan sampai hari ini Kita telah memulai milenium baru.

Penulis: Rizky Aulia.H & Alyafani Yumna

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun