Tindakan yang di sebut anti-rasisme ini dapat mempengaruhi manusia secara global, yang dimana tindakan ini tidak hanya terjadi di dalam sebuah negara namun pula terjadi di hamper seluruh dunia. Baru-baru ini tindakan serupa yang terjadi di negara Spanyol, dimana kala klub sepak bola Real madrid bertandang ke markas Vilareal, supporter dari Vilareal yang kala itu berada di belakang bench meneriaki salah satu pemain Real madrid yang berkulit hitam dari brazil.
Supporter Vilareal menyebut Vinicius junior dengan sebutan “monyet”. Sontak pada saat itu laga sepak bola yang seharusnya menjunjung tinggi rasa sportivitas luntuk akibat tindakan dari oknum-oknum supporter Vilareal. Suasana semakin memanas tak kala pemain Vilareal mencekik Vini namum keputusan wasit malah memberikan kartu merah kepada Vini. Pasca pertandingan Vini membuat cuitan di Twiter dengan mengatakan “itu bukan yang pertama, bukan yang kedua, atau yang ketiga. Rasisme adalah hal normal di La Liga (Liga Spanyol). Kompetisi menganggapnya hal normal, Federasi juga melakukannya.
Saya meminta maaf. Kejuaraan yang dulunya milik Ronaldinho, Ronaldo, Cristiano, dan Messi sekarang milik orang-orang rasis. Bangsa yang indah yang menyambut saya dan saya cintai, tetapi melakukan ekspor citra negara rasis ke dunia. Saya meminta maaf untuk orang Spanyol yang tidak setuju, tetapi hari ini, di Brazil, Spanyol dikenal sebagai negara rasis. Dan sialnya untuk segala tindakan rasisme yang terjadi kepada saya, saya tidak mendapatkan pembelaan. Saya kuat dan saya akan melawan rasis seumur hidup saya. Walaupun saya jauh dari rumah saya”.
Cuitannya meramaikan tagar #StandWithVini pada kala itu di berbagai media social. Media-media di dunia pula banyak yang membahas kejadian ini dan menyebabkan Presiden LaLiga melakukan tindakan berupa pemecatan kepada 6 wasit yang berpartisipasi dalam pertandingan tersebut. Tak hanya itu club sepak bola Valencia juga mendapatkan denda, dan kepada para supporter yang melakukan tindakan tercela tersebut diberikan sanksi tidak dapat berkunjung ke dalam stadion lagi semalam seumur hidup.
Akar permasalahan rasisme terletak pada stereotip dan prasangka yang telah tertanam dalam pikiran manusia selama bertahun-tahun. Stereotip adalah anggapan atau penilaian yang sudah terbentuk di dalam pikiran manusia terhadap kelompok tertentu, sedangkan prasangka adalah sikap negatif terhadap seseorang atau kelompok berdasarkan perbedaan yang dimilikinya. Dalam kasus rasisme, stereotip dan prasangka biasanya muncul karena perbedaan etnis atau warna kulit.
Stereotip dan prasangka seringkali diwariskan dari generasi ke generasi, dan dapat dipelajari dari lingkungan sosial seseorang. Sebagai contoh sepeti diskriminasi rasial Nazi pada yahudi. Ketika anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan diskriminasi dan rasisme, mereka cenderung untuk mempelajari nilai-nilai tersebut dan menganggapnya sebagai norma yang wajar. Selain itu, media massa seperti film, iklan, dan buku juga dapat memperkuat stereotip dan prasangka.
Selain itu, ketidakmampuan manusia untuk menerima perbedaan juga menjadi salah satu akar permasalahan rasisme. Beberapa orang merasa tidak nyaman atau bahkan takut terhadap orang yang berbeda dari mereka sendiri, sehingga mereka merasa perlu untuk mengekspresikan ketidaknyamanan atau bahkan melakukan kekerasan. Hal ini dapat terjadi karena manusia cenderung lebih mudah merespons hal yang berbeda daripada yang sama
Hingga saat ini rasisme masih ada dan terus berkembang mengikuti perubahan zaman. Rasisme sulit dihilangkan sebab ini dapat dikatakan sebagai penyakit yang ada pada dalam diri manusia dan mustahil untuk mengatur seluruh manusia yang ada di dunia untuk tidak melakukan tindakan rasisme. Namun rasisme bisa di kurangi dengan berbagai macam tindakan atau pun bisa dapat dilakukan dengan memberi pemahaman kepada masyarakat-masyarakat. Rasis terjadi biasanya karena perbedaan warna kulit, dan beberapa faktor. perbedaan seperti ini yang menimbulkan rasisme tersebut yang mana manusia sering kali mengunggulkan bangsa mereka sendiri dan menganggap perbedaan yang ada itu suatu keanehan.
Tetapi untung nya hal ini akan selalu di tolak / di lawan oleh anti-rasisme, sehingga rasisme itu tidak sepenuh nya berkuasa pada satu pihak saja. anti-rasisme juga menolak segala yang berhubungan dengan rasisme. Ketika orang berpikir bahwa masalah rasisme sudah berkurang di zaman modern seperti saat ini, kemudian mata dibuka oleh banyak korban dunia yang berjatuhan, sehingga yang baru mengakui bahwa masalah rasisme belum berakhir bahkan sampai hari ini Kita telah memulai milenium baru.
Penulis: Rizky Aulia.H & Alyafani Yumna
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H