Jatingaleh, Semarang (27/07) – Produksi pakan mandiri saat ini sering menjadi alternatif bagi pelaku budidaya lele guna menekan biaya produksi dan menjamin kualitas serta nutrisi yang terkandung pada pakan tersebut. Keefektifan fungsi pakan menjadi hal yang krusial dan berdampak pada hasil budidaya lele. Kandungan nutrisi pakan yang memenuhi nilai gizi yang diperlukan lele akan berdampak pada optimalnya pertumbuhan dan perkembangan lele. Hal ini menjadi faktor utama dalam memaksimalkan hasil panen lele.
Alya Fakhirah Rusadi, Mahasiswa Jurusan Biologi Universitas Diponegoro melaksanakan program kerja berupa pendampingan mengenai kandungan pakan yang sesuai dengan nilai gizi dan nutrisi yang diperlukan lele. Sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) tujuan ke-12 yaitu konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab (responsible consumption and production), pendampingan ini menekankan efisiensi produksi pakan lele dari sisi keefektifan fungsinya sebagai penunjang pertumbuhan dan perkembangan lele.
Program kerja ini dilakukan pada hari Kamis, 27 Juli 2022 dan dihadiri oleh warga Kelurahan Jatingaleh yang merupakan pelaku budidaya ikan lele. Pendampingan ini dilakukan di Kampung Lele yang terletak di RW VIII, Kelurahan Jatingaleh. Pendampingan dilakukan dengan pemaparan secara langsung serta pemberian pamflet sebagai edukasi keberlanjutan.
Pakan lele yang memenuhi nilai gizi dan nutrisi yang diperlukan lele harus mengandung protein 32-35%, energi 11-13%, abu 10-13%, asam amino 8%, serat 4-6%, lemak 3-5%. Bahan baku pakan yang umumnya digunakan yaitu tepung ikan, tepung kedelai, tepung jagung, tapioka, dedak, vitamin, probiotik, dan ragi. Beberapa bahan yang dapat menjadi alternatif sumber protein untuk bahan baku pakan yaitu tepung ikan, ikan asin, dan limbah tahu. Alternatif sumber energi untuk pakan yaitu dedak halus, jagung, dan terigu. Bahan baku yang dapat menjadi sumber lemak yaitu minyak ikan, minyak sawit, dan minyak jagung.
Pemasangan pamflet sebagai pendampingan keberlanjutan
Keberlanjutan dari program ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan minat masyarakat untuk mampu memproduksi pakan lele secara mandiri di rumah dengan tetap memerhatikan nutrisi yang sesuai untuk kebutuhan pertumbuhan lele. Selain itu, dengan memproduksi pakan yang memenuhi nutrisi lele, dapat menghasilkan budidaya yang maksimal.
Penulis: Alya Fakhirah Rusadi, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro
Editor: Hendrik A. S.
Lokasi: Kelurahan Jatingaleh, Kecamatan Candisari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H