Mohon tunggu...
Alya Dwi Arianty
Alya Dwi Arianty Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Pendidikan Kimia UNIMUS

Hobi saya menulis, saya ambisius, saya tertarik dengan bidang pendidikan dan psikologi

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Menanam Mangrove di Mangkang, Menyelamatkan Pesisir dari Abrasi

19 Agustus 2023   00:02 Diperbarui: 23 Agustus 2023   17:38 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh air laut yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan sosial. 

Abrasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan iklim, kenaikan permukaan air laut, penurunan tanah, gelombang, arus, angin, dan aktivitas manusia yang merusak hutan mangrove.

Hutan mangrove adalah ekosistem yang terdiri dari tumbuhan khusus yang tumbuh di daerah pasang surut. 

Hutan mangrove memiliki banyak manfaat bagi lingkungan dan kehidupan, seperti melindungi pantai dari erosi dan abrasi, menyerap karbon dioksida, menghasilkan oksigen, menyediakan habitat bagi berbagai biota laut, menghasilkan bahan baku industri dan obat-obatan, serta menjadi tempat wisata, penelitian, dan pendidikan.

Sayangnya, hutan mangrove di Indonesia mengalami kerusakan yang cukup parah akibat alih fungsi lahan, pembangunan infrastruktur, pencemaran, dan eksploitasi berlebihan. 

Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan, luas hutan mangrove di Indonesia sekitar 3,49 juta hektare, namun 637.624 hektare di antaranya dalam kondisi kritis.

Salah satu daerah yang terkena dampak abrasi akibat kerusakan hutan mangrove adalah Mangkang, Semarang. Daerah ini merupakan salah satu lokasi penangkapan ikan bandeng yang terkenal di Jawa Tengah. 

Namun, sejak tahun 1995, Mangkang mulai mengalami abrasi yang mengancam lahan tambak dan pemukiman warga. Banyak warga yang harus meninggikan rumah mereka atau bahkan pindah ke tempat lain karena terendam air laut. 

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak untuk melestarikan hutan mangrove di Mangkang. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menanam bibit mangrove di kawasan yang terancam abrasi. 

Penanaman mangrove dapat membantu memperkuat tanggul alami yang dapat menahan ombak dan arus laut, serta meningkatkan produktivitas perikanan dan keanekaragaman hayati. 

Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi
Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi

Salah satu kegiatan penanaman mangrove yang dilakukan di Mangkang adalah Summer Day 2023 yang digelar pada tanggal 29 Juli 2023. 

Kegiatan ini merupakan kerjasama antara organisasi Gonimus Unimus dengan Kesemat Semarang dengan bertajuk "Penanaman 100 Mangrove". Kegiatan ini diikuti oleh sejumlah mahasiswa dari berbagai jurusan dan fakultas yang peduli dengan isu lingkungan.

Salah satu peserta kegiatan tersebut adalah saya sendiri. Awalnya saya tidak terlalu tertarik dengan isu abrasi, hingga saya mengikuti acara nonton bareng dan bedah film dokumenter "Tenggelam Dalam Diam" yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa beberapa waktu lalu. 

Film tersebut menampar saya sebagai mahasiswa yang seharusnya bisa berperan dalam isu ini. Film tersebut menunjukkan dampak krisis iklim yang mengancam kota-kota pesisir di Pulau Jawa, termasuk Mangkang.

Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi
Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi

Setelah menonton film tersebut, saya merasa terpanggil untuk ikut serta dalam kegiatan penanaman mangrove di Mangkang. 

Saya merasa bahwa ini adalah salah satu bentuk tanggung jawab saya sebagai mahasiswa untuk turut melestarikan lingkungan. Saya tidak ingin hanya sekadar bersuara tanpa tindakan nyata. 

Pada hari kegiatan tersebut, saya bersama peserta lainnya berangkat ke Mangkang dengan menggunakan bus. 

Setelah sampai di lokasi, kami mendapat penjelasan dari panitia tentang cara menanam mangrove yang benar. Kami juga mendapat informasi tentang manfaat dan fungsi hutan mangrove bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. 

Setelah itu, kami mulai menanam bibit mangrove di kawasan yang telah ditentukan. Saya sendiri berhasil menanam empat bibit mangrove. 

Saya merasa senang dan bangga bisa berkontribusi untuk melestarikan hutan mangrove di Mangkang. 

Saya berharap bahwa bibit mangrove yang saya tanam dapat tumbuh dengan baik dan membentuk ekosistem yang besar. Saya telah melaksanakan tugas saya, sekarang giliran mangrove untuk melaksanakan tugasnya. 

Kegiatan penanaman mangrove di Mangkang ini merupakan salah satu contoh kepedulian mahasiswa terhadap isu lingkungan. Saya berharap bahwa kegiatan ini tidak hanya sekali saja, tetapi dapat berkelanjutan dan melibatkan lebih banyak pihak. 

Saya juga berharap bahwa pemerintah dapat memberikan perhatian dan dukungan lebih besar untuk melestarikan hutan mangrove di Indonesia. Hutan mangrove adalah aset berharga yang harus kita jaga bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun