Mohon tunggu...
Amalya Chandra Izwari
Amalya Chandra Izwari Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi saya memasak dan bersih bersih rumah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Attachment yang dikemukakan oleh MARY AINSHWORTH dan JOHN BOWLBY

19 Januari 2025   05:17 Diperbarui: 19 Januari 2025   05:17 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori attachment, yang dikembangkan oleh John Bowlby dan Mary Ainsworth, menjelaskan pentingnya hubungan emosional antara anak dan pengasuh dalam perkembangan psikologis individu. Bowlby, sebagai pelopor teori ini, berargumen bahwa anak-anak dilahirkan dengan naluri untuk mencari kedekatan dengan pengasuh mereka sebagai mekanisme bertahan hidup. Ia menyatakan bahwa ikatan ini bersifat biologis dan memainkan peran krusial dalam memastikan keselamatan dan kesejahteraan anak. Bowlby mengidentifikasi empat fase perkembangan attachment: fase 1 (0-3 bulan) di mana bayi menunjukkan respons tidak terpilah terhadap orang dewasa; fase 2 (3-6 bulan) di mana perhatian mulai terfokus pada orang-orang yang dikenal; fase 3 (6 bulan hingga 3 tahun) di mana keterikatan menjadi lebih intens; dan fase 4 (3 tahun ke atas) di mana anak mulai membangun hubungan persahabatan yang lebih kompleks.

Mary Ainsworth, yang bekerja sama dengan Bowlby, memperluas teori ini melalui penelitiannya yang terkenal dengan eksperimen "Strange Situation". Dalam penelitian ini, Ainsworth mengamati perilaku anak-anak saat mereka dipisahkan dari dan kemudian dipertemukan kembali dengan pengasuh mereka. Berdasarkan pengamatannya, Ainsworth mengidentifikasi tiga pola attachment utama: secure attachment, avoidant attachment, dan ambivalent/resistant attachment. Anak-anak dengan secure attachment merasa aman untuk menjelajahi lingkungan mereka dan menunjukkan distress saat dipisahkan dari pengasuh, tetapi dapat dengan cepat merasa nyaman kembali saat pengasuh hadir. Sebaliknya, anak-anak dengan avoidant attachment cenderung menghindari kontak dengan pengasuh dan tidak menunjukkan banyak reaksi emosional saat dipisahkan atau dipertemukan kembali. Sedangkan anak-anak dengan ambivalent attachment menunjukkan kecemasan yang tinggi saat dipisahkan dan sulit untuk menenangkan diri ketika dipertemukan kembali.

Bowlby juga menekankan bahwa pengalaman awal dalam hubungan attachment ini memiliki dampak jangka panjang pada perkembangan sosial dan emosional individu. Ia berpendapat bahwa pola attachment yang terbentuk pada masa kanak-kanak dapat mempengaruhi cara individu membangun hubungan di masa dewasa. Misalnya, individu dengan secure attachment cenderung memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan kemampuan interpersonal yang baik, sedangkan mereka yang mengalami insecure attachment mungkin menghadapi kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat.

Teori ini juga menggarisbawahi pentingnya responsivitas pengasuh terhadap kebutuhan emosional anak. Pengasuh yang responsif dan konsisten dalam memenuhi kebutuhan anak akan membantu membentuk pola kelekatan yang aman. Sebaliknya, ketidakpastian atau ketidakresponsifan dari pengasuh dapat menyebabkan anak mengembangkan pola kelekatan yang tidak aman, yang dapat berkontribusi pada masalah emosional di kemudian hari.Dalam konteks pendidikan dan intervensi sosial, pemahaman tentang teori attachment sangat penting untuk mendukung perkembangan anak. Dengan mengetahui bagaimana pola kelekatan terbentuk dan dampaknya terhadap perilaku sosial, pendidik dan profesional kesehatan mental dapat merancang program yang mendukung hubungan positif antara anak dan pengasuh. Ini termasuk memberikan pelatihan bagi orang tua tentang cara menjadi pengasuh yang responsif serta menciptakan lingkungan belajar yang aman bagi anak-anak..

Teori ini juga menggarisbawahi pentingnya responsivitas pengasuh terhadap kebutuhan emosional anak. Pengasuh yang responsif dan konsisten dalam memenuhi kebutuhan anak akan membantu membentuk pola kelekatan yang aman. Sebaliknya, ketidakpastian atau ketidakresponsifan dari pengasuh dapat menyebabkan anak mengembangkan pola kelekatan yang tidak aman, yang dapat berkontribusi pada masalah emosional di kemudian hari.

Dalam konteks pendidikan dan intervensi sosial, pemahaman tentang teori attachment sangat penting untuk mendukung perkembangan anak. Dengan mengetahui bagaimana pola kelekatan terbentuk dan dampaknya terhadap perilaku sosial, pendidik dan profesional kesehatan mental dapat merancang program yang mendukung hubungan positif antara anak dan pengasuh. Ini termasuk memberikan pelatihan bagi orang tua tentang cara menjadi pengasuh yang responsif serta menciptakan lingkungan belajar yang aman bagi anak-anak

Secara keseluruhan, teori attachment oleh Bowlby dan Ainsworth memberikan kerangka kerja yang kuat untuk memahami dinamika hubungan antara anak dan pengasuh serta implikasinya terhadap perkembangan psikologis individu sepanjang hidup. Teori ini tidak hanya relevan dalam konteks psikologi tetapi juga memiliki aplikasi praktis dalam pendidikan, konseling, dan intervensi sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun