Mohon tunggu...
Alya Alika
Alya Alika Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

hobi saya membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fobia Sosial Menjerat para Remaja

2 November 2023   22:56 Diperbarui: 2 November 2023   23:01 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam terapi kognitif ini, individu bekerja sama dengan seorang konselor untuk mengidentifikasi pikiran negatif dan keyakinan yang mendasari ketakutannya. Kemudian, mereka dilatih untuk menggantikan pikiran-pikiran negatif ini dengan pikiran yang lebih positif dan realistis. Terapi ini juga melibatkan pemaparan bertahap terhadap situasi yang menimbulkan ketakutan, dengan tujuan untuk mengurangi kecemasan dan agar individu itu menerima dengan baik tanpa ada rasa takut yang menjadikannya trauma.

Selain terapi kognitif perilaku, penggunaan obat-obatan juga dapat menjadi solusi dalam mengatasi fobia sosial. Obat-obatan seperti antidepresan dan penenang dapat meredakan gejala kecemasan yang terkait dengan fobia sosial. Namun, penggunaan obat-obatan tersebut harus dilakukan di bawah pengawasan dokter, karena penggunaannya tidak benar-benar mengatasi penyebab fobia sosial.

Selain dengan terapi dan pengobatan, ada juga solusi non-medis yang dapat membantu remaja yang menderita fobia sosial. Salah satunya adalah olahraga dan relaksasi. Melakukan olahraga secara teratur dapat membantu mengurangi kecemasan dan membantu remaja untuk menghadapi situasi sosial dengan lebih percaya diri. Teknik relaksasi, seperti meditasi dapat membantu mengurangi gejala kecemasan yang muncul saat menghadapi situasi sosial yang menakutkan.

Teknik relaksasi deep breathing atau pernafasan dalam juga membantu menangani fobia sosial. Deep breathing dilakukan untuk menenagkan jiwa dan pikiran. Menurut Harsono (dalam Hanifa & Santoso, 2016) ada langkah-langkah yang bisa dilakukan dengan teknik deep breathing untuk membantu menangani seseorang dengan fobia sosial yaitu sebagai berikut: (1) Duduk dengan badan tegak dan kedua tangan rileks berada di antara lutut; (2) Pejamkan mata, kemudian ambilah nafas perlahan-lahan sedalam-dalamnya melalui mulut (mulut jangan dibuka terlalu lebar), dan rasakan udara yang menyelinap masuk ke seluruh plosok alevoli paru-paru; (3) Keluarkan nafas secara pelan melalui mulut dan dengan dibantu oleh otot perut; (4) Rasakan hingga paru-paru seakan-akan menjadi kosong tanpa ada udara di dalamnya; (5) Kemudian istirahat sejenak dan ulangi lagi prosedur yang sudah dijelaskan di atas beberapa kali.

Namun, fobia sosial dapat dicegah dan dihindari. Dengan mengetahui dan memahami apa itu fobia sosial serta gejala-gejalanya dapat menjadi langkah awal yang penting umtuk mencegah fobia sosial. Mencari tahu tentang kondisi fobia sosial, baca buku tentang fobia sosial, dan cari sumber daya yang handal dalam menangani gangguan kecemasan sosial akan membantu kita untuk menghindari fobia sosial. Kesadaran akan fobia sosial dapat membantu mengenali tanda-tanda awal dan mencari bantuan segera, sebelum kondisi memburuk.

Fobia sosial juga dapat dicegah dengan cara menghadapi ketakutan. Jangan mencoba untuk lari dari situasi sosial yang menakutkan. Daripada menghindari ketakutan, sebaiknya hadapi saja ketakutan itu. Remaja bisa mulai melawan rasa takut dengan mencoba memberanikan diri untuk berbicara di depan kelas. Selain itu, cobalah untuk berkenalan dengan teman sekelas dan orang-orang disekitar. Lalu cobalah untuk memperluas pertemanan. Hal ini perlahan-lahan akan memperluas zona kenyamanan.

Fobia sosial adalah gangguan kecemasan sosial yang melibatkan rasa takut yang berlebihan terhadap situasi sosial, seperti berbicara di depan umum atau bertemu orang baru. Fobia sosial dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan sering menyerang remaja. Faktor genetik dan lingkungan dapat menjadi penyebabnya, termasuk pengalaman traumatis seperti bullying. Dampak fobia sosial meliputi terbatasnya interaksi sosial, masalah kesehatan mental lainnya, dan kesulitan dalam pendidikan. Terapi kognitif perilaku, obat-obatan, dan solusi non-medis seperti olahraga dan relaksasi dapat membantu mengatasi fobia sosial. Pencegahan melalui pemahaman, menghadapi ketakutan, dan memperluas zona kenyamanan juga dapat menjadi langkah-langkah penting dalam mengatasi fobia sosial.

 

Referensi:

Fatahillah, A., & Hastjarjo, T. D. (2021). Penggunaan virtual reality exposure

terhadap simtom fobia sosial pada mahasiswa saat melakukan public speaking. Gadjah Mada Journal of Professional Psychology, 7(2), 189-202.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun