Dengan kalkulasi yang prediktif namun akurat, membuat masyarakat zaman sekarang lebih memilih untuk mempercayai hal yang lebih jelas asal usul datanya. Hal ini berbeda sekali dengan upacara adat seperti ritual untuk memanggil hujan yang masih belum jelas apakah hujan yang diminta melalui pemberian sesajen kepada Dewa dapat langsung dirasakan oleh masyarakat.
Berita tentang ramalan cuaca bisa diakses oleh banyak orang dengan mudah. Contoh, selama penyiaran berita di televisi akan ada sesi dimana presenter berita memberikan informasi mengenai ramalan cuaca di beberapa wilayah. Selain itu, informasi mengenai ramalan cuaca juga bisa kita peroleh dari alat elektronik canggih lainnya yang kita punya, seperti gadget, laptop, radio atau bisa juga dari koran harian.Â
Perbedaan yang sangat jauh membuat tujuannya juga berbeda. Tradisi meminta hujan, hanya bertujuan untuk meminta hujan ketika terjadi musim kemarau panjang, sedangkan ramalan cuaca bertujuan untuk memperkirakan peristiwa yang akan terjadi dan dapat berdampak pada kehidupan manusia. Biasanya sebagian besar untuk memprediksi masa panen atau kelayakan keberangkatan pesawat udara.
Dilihat dari kegunaan dan tujuannya, kita bisa menyimpulkan dengan jelas bahwa tradisi leluhur dalam budaya lokal untuk meminta turunnya hujan merupakan solusi yang tidak bisa dikatakan efektif karena kurangnya bukti nyata sebagai keberhasilan ritual terseut dan masih banyaknya pandangan skeptis masyarakat modern terhadap dukun, dan juga ilmu yang digunakan. Pada zaman sekarang, masyarakat modern lebih memilih untuk bergantung pada ramalan cuaca yang lebih terbukti kebenarannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H