Oleh karena itu seorang pendidik diharapkan untuk dapat berupaya sekreatif mungkin untuk menyelipkan berbagai pengingat bahwa karakter siswa yang baik yaitu yang sesuai dengan nilai-nilai karakter yang dianut dan ditetapkan oleh Diknas.
Hal ini bisa juga dilakukan dengan berbagi kisah pengalaman yang akan memberi interpretasi siswa bahwa karakter yang baik akan membentuk perilaku baik dan membuahkan hasil yang baik juga.
Selain itu solusi berikutnya yaitu membangun lingkungan yang mendukung perkembangan produktivitas siswa seperti mencegah, melerai dan melarang tindakan bully sekecil apapun itu.
Dalam hal ini seorang pendidik juga dirasa perlu untuk menerapkan lingkungan belajar yang menyenangkan dan merasa membutuhkan satu sama lain, juga mengidentifikasi dan mengembangkan potensi siswanya dengan pendekatan dan treatment dalam pembelajaran.
Hal yang perlu diperhatikan yaitu pendidik tidak disarankan untuk membatasi siswanya dalam menyampaikan pendapat maupun bertanya, namun sebisa mungkin untuk melatih dan mengkonstruksi pola pikir siswa untuk mampu menyatakan pendapatnya. Yang terakhir yaitu sebagai pendidik tentu harus dapat menjadi teladan, acuan, dan dapat ditiru oleh murid-muridnya dalam berbagai hal.
Hal kecil seperti ucapan dari seorang guru dapat mempengaruhi siswa tersebut dalam jangka waktu panjang. Karakter siswa terbentuk dari bagaimana lingkungannya, oleh karena itu lingkungan sekolah memiliki peranan penting dalam pembentukan karakter siswanya, begitu juga dengan guru yang terlibat langsung dalam kelas.Â
Pendidik dituntut untuk memiliki kapasitas diri yang berkualitas sehingga mampu membangun ataupun memperbaiki karakter siswanya. Dengan begitu, tanggung jawab seorang pendidik tidaklah hanya mentransfer materi saja, melainkan juga dalam proses pembentukan karakter siswanya.
Prestasi belajar yang baik diperoleh dengan cara jujur yaitu melalui sikap disiplin, percaya diri dan mandiri. Disiplin, percaya diri dan mandiri merupakan ketiga nilai pendidikan karakter yang perlu ditanamkan sejak dini kepada siswa agar siswa memiliki karakter tersebut dan terbiasa dengan karakter itu.
Perilaku ini tentu tumbuh dan berkembang karena adanya pembiasaan dan faktor pendukung lainnya. Dengan pendidikan karakter tersebut siswa akan lebih berprestasi dalam berbagai hal, yang tentu juga dalam hal akhlaknya.
Seorang pendidik juga perlu memiliki prinsip dan nilai-nilai tersendiri dalam proses kegiatan belajar mengajar, seperti lebih mengutamakan kejujuran dalam siswa berproses dibandingkan hasil, dan mengutamakan proses belajar sehari-hari ketimbang hanya nilai dalam ujian semata yang belum terbukti kejujurannya.
Hal ini tentu patut diterapkan karena jujur merupakan salah satu karakter baik yang perlu ditumbuhkan kepada siswa sedini mungkin. Apabila dirasa sebuah kebobrokan sistem menjadi hal yang umum dan sulit untuk berubah, mulailah terlebih dahulu dari pribadi sendiri.