Oleh: Alyaa Ayu Maharani Pramadyta
Para pemilik topeng telah memperbarui cat, mengubah karakter dan mencoba memakai topengnya dengan lebih hati-hati. Banyak jebakan, banyak para pengintip yang siap menelikungnya.Â
Maka ketika ia telah memaki topeng dan mengubah karakter dasarnya selama beberapa waktu akan tiba saat hari-hari penting memaki topeng, sebab ia akan menemui rakyat, ia memastikan selalu tersenyum kepada rakyatnya meskipun dalam hati dan pikirannya ia sudah mempunyai rencana jangka panjang untuk memegang proyek-proyek penting untuk kelangsungan dirinya dan keluarga.Â
Para pemilik topeng itu harus cerdas memilih topeng, warna wajahnya dan lekukan-lekukan yang diperlukan agar topeng yang dikenakan itu mampu mengelabui rakyat sebagai pemimpin yang amanah dan terkesan religius. Ia tentu harus menghindari muka bajingan, atau muka sangar nan nakal dengan durasi waktu sampai mereka terpilih menjadi wakil atau pemimpin rakyat.
Itulah sedikitnya gambaran tentang kerasnya politik di negeri kita topeng-topeng bak malakiat yang sibuk mengiming-ngimingkan kesejahteraan, kemakmuran, kesetaraan, sdm tersebar luas, standar normal biaya hidup tak perlu menjadi beban, terus menurus berkoar-koar menguasai panggung politik. Tapi setelah ajang itu selesai dan terpilih seorang yang menurut kita pantas apa yang terjadi.
Gubernur Banten dinyatakan Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai tersangka baru dalam dua kasus dugaan korupsi yakni sengketa Pilkada Kabupaten Lebak serta kasus Pengadaan Alat Kesehatan di Provinsi Banten. Pada Jumat (11/10/2013) Lebak, Banten, Gubernur Banten menjalani pemeriksaan di (KPK) sebagai saksi sengketa Pilkada.
Akhirnya selasa (17/12/2013) Lebak, Banten, Gubernur Banten dinyatakan sebagai tersangka dalam dua kasus dugaan korupsi. Itulah satu dari banyaknya kasus politik yang terjadi dinegara ini. Padahal seharusnya seorang pemimpin tidak lagi memikirkan partainya atau politik yang harusnya dia pikirkan hanyalah rakyat karna rakyat adalah prioritas diatas kepentingan diri sendiri sebagai pemimpin. Tapi sayangnya kebanyakan pemimpin sekarang lebih memilih menjatuhkan harga diri hanya untuk kepuasan semata
Dimana kesejahtraan yang ibu bapak janjikan? inikah realisasi janji-janji politik kalian saat pidato kampanye kemarin? Janji manis kampanye terucap semudahmembuang kepercayaan rakyat yang sudah susah payah memilah yang pantas.Â
Saya mulai ragu apakah seorang politisi masih punya hati nurani, pada saat mereka sedikit demi sedikit tergiur oleh suapan adakah dibenak mereka resiko apa yang akan terjadi seperti halnya kemiskinan, kelaparan, anak-anak dijalanan yang mengorbankan masa bahagia mereka demi sesuap nasi, remaja-remaja yang berhenti sekolah karna mahalnya biaya pendidikan, para orang tua yang menjadi gelandngan karna tidak adanya lowongan kerja, sedangkan kalian wahai pemimpin rakyat sibuk berpesta pora diatas perut yang kelaparan, apakah kalian para koruptor sempat memikirkan hal tersebut? Saya rasa tidak.
Tanpa kita sadari bahwa segala sesuatu yang terjadi di negeri ini adalah dibawah tangannya penguasa itu sendiri yaitu presiden, jika kita pernah salah dalam memilih wakil atau pemimpin daerah tentu kita tidak akan mau salah dalam memilih wakil atau pemimpin negara dan juga yang pasti bukan pemimpin bertopeng, dan saya akan memberikan tips agar kita dapat memilih capres yang cocok dengan kebutuhan negara.Â
Apakah mereka memimpin dengan otak dan hatinya?
Saat ini dunia lebih memilih pemimpin yang berhati dari pada berotak. Memiliki hati bukan berarti lembek, memiliki hati tidak berarti bodoh, tapi yang memiliki hati sudah pasti lembut dan santun. Pada akhirnya kita akan mendapat esensi yang sebenarnya antar yang berhati danberotakÂ
Apakah mereka sudah memiliki leadership yang teruji?Â
Kepemimpinan itu harus memiliki 3 unsurÂ
- Relationship artinya beliau memimpin kara mempunyai relasi yang baik dengan rakyatnya, disukai dan dicintai rakyatnyaÂ
-Â Achievement artinya beliau dipimpin karena dipercaya kemampuannya melalui achhievement atau prestasi dimasa lalu.
-Â Choosen One artinya beliau menjadi pemimpiin karena ditunju,dipilih, dipercayai rakyanya
Apakah kita percaya dengan mereka
Apakah anda percaya bahwa beliau membela kitarakyatnya atau beliau justru membela kepentinagan-kepentingan kelompok tertentu? Sekarang bagaimana cara kita membangun kepercayaan ? Jawabannya adalah sejarah, sejarah adalah waktu dimasalalu yang bisa dijadikan refrensi kita, semakin kita melihat konsistensi capres kita, seharusnya kita semakin percaya akan beliau.Â
Jika kita belum bisa melihat konsistensinya, kita bisa melihat track recordnya (rekam jejaknya atau sejarah beliau) dimasa lalunya. Nah apakah dimasa lalunya juga beliau mempunyai konsistensi ? Bicara konsistensi, ini adalah parameter untuk menilai kejujuran seseorang. Semakin seseorang menjawab dengan konsisten semakin kita percaya kepada orang tersebut. Seseorang kita percaya karena memang orang tsb pada dasarnya layak dipercaya.
Apakah mereka pemimpin yang walk and talk?
Apakah capers yang kita pilih nanti adalah seorang pemimpin yang melakukan apa yang dikatakan dan mengatakan apa yang sudah atau sedang dilakukaan.Â
Bukan terus-terusan hobi bermain dengan KPK. Kita tahu semua pemimpin yang mencalonkan dirinya pasti seakan-akan paham akan apa saja yang dibutuhkan rakyatnya seperti perekonomian atau pendidikan dan sebagainya, tapi yang kita lihat malah sebalikanya dari apa yang sudah dikatakan para calon.Â
Raktyat mulai muak dengan pemimpin yang berkerja dibalik topeng, yang kita butuh adalah pemimpin yang berhati, jujur, santun, memprioritaskan kepentingan rakyat di atas kepentingan partai pengusungnya, mampu menjaga kepercayaan rakyatnya, tahu apa yang dibutuhkan rakyatnya, dan menjadikan jabatannya murni sebagai alat untuk mengubah negeri menjadi lebih baik.Â
Tidak lama lagi pengurus negeri ini akan berganti, saat ini kita lihat siapa yang lebih pantas memeluk amanat rakyat Indonesia.
Â
      *Penulis merupakan mahasiswa mata kuliah ilmu politik, semester 1, jurusan ilmu komunikas, FISIP, UNTIRTA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H