Mohon tunggu...
Alya Cindana
Alya Cindana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Membangun Harmoni Sila Pertama Pancasila Melalui Kampung Pancasila

28 Desember 2024   17:15 Diperbarui: 28 Desember 2024   19:47 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi pondasi utama dalam nilai-nilai filsafat Pancasila bangsa Indonesia. Sila Ketuhanan yang Maha Esa mencerminkan makna agama tidak bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini dibuktikan bahwa adanya nilai-nilai agama sejak zaman sebelum Indonesia merdeka. Bahkan, ada 6 Agama yang diakui oleh bangsa Indonesia yaitu Islam, Katolik. Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu.

Sila ini menjadi landasan etika dan moralitas bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk dalam tertib hukum Indonesia. Sila ini mengajarkan untuk hidup berdampingan dengan kerukunan dan toleransi, meskipun di sekitarnya terdapat berbagai agama lain.

Dalam penerapan sila pertama ini, sering kali dihadapi dengan berbagai tantangan yang memerlukan perhatian serius. Contohnya seperti kasus intoleransi dan diskriminasi terhadap beberapa kelompok masyarakat karena adanya perbedaan agama dan kepercayaan. Selain itu, tantangan timbul dari dalam diri pribadi masyarakat Indonesia, minimnya pemahaman nilai-nilai Pancasila sebagai pondasi penting dalam beretika dan bermoral. Hal ini juga menjadi kendala masyarakat Indonesia dalam melestarikan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. 

Salah satu strategi dalam mewujudkan sila pertama sebagai kepribadian bangsa yaitu dengan adanya kehadiran kampung Pancasila. Hal ini sesuai yang dijelaskan oleh Shofa (2022), kampung pancasila dimaksudkan untuk menambah guyub rukun dan sikap toleransi antar umat beragama. Kampung Pncasila dapat dijadikan wahana yang tepat untuk memupuk kembali nilai-nilai religius, kemanusiaan, nasionalisme, gotong royong, mandiri dan berkeadilan sesuai dengan nilai Pancasila.

Adanya kampung Pancasila diharapkan masyarakat dapat mengembangkan sikap toleransi, hidup rukun antar masyarakat berbeda agama, saling menghormati dan menghargai serta adanya kebebasan untuk menjalankan ibadah dan kepercayaan masing-masing tanpa adanya gangguan dari pihak manapun. Kampung Pancasila menjadi bukti bahwa sila pertama dijunjung sebagai kepribadian bangsa Indonesia.

Referensi:

Kaelan. 2009. Filsafat Pancasila Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. Yogyakarta: Paradigma

Shofa. 2022. Praktik Toleransi di Masyarakat Desa Pancasila dan Antar Umat Beragama. Jurnal Ilmiah Pancasila dan Kewarganegaraan. Vol 3 Nomor 7

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun