Dewasa ini, sektor ekonomi tetap menjadi ranah krusial nan menjanjikan dalam lingkup sosial-politik. Banyak aktor negara dan non-negara yang terus berupaya untuk meningkatkan hubungan guna membangun dan memperkuat kerjasama dalam bidang ekonomi, seperti halnya yang baru saja dilakukan antara Korea Selatan dan Uni Emirat Arab (UEA).
Baru-baru ini, Presiden UEA Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan telah melakukan kunjungan kenegaraan selama dua hari ke Korea Selatan pada Selasa, 28 Mei- Rabu, 29 Mei 2024 atas undangan Presiden Yoon Suk-yeol. Kedua pemimpin telah membahas mengenai hubungan bilateral dan meninjau peluang kolaborasi yang lebih besar, khususnya dalam penguatan kerjasama ekonomi.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol dan Presiden UEA Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan melakukan pertemuan di Seoul. Dalam pertemuan pada hari Rabu tersebut, mereka secara resmi menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) untuk memperkuat kemitraan ekonomi bilateral dalam berbagai bidang seperti liberalisasi perdagangan, diversifikasi  ekonomi dan perluasan investasi selama kunjungan kenegaraan pertama presiden UEA ke Korea Selatan.
Sebelum pertemuan puncak, upacara penandatanganan telah berlangsung kurang lebih selama tujuh bulan setelah kedua belah pihak mengonfirmasi kesimpulan negosiasi CEPA pada Oktober 2023. Upacara penandatanganan yang diadakan pada pertemuan puncak antara Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol dan Presiden UEA Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan di kantor kepresidenan di Yongsan, Seoul juga dihadiri oleh Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Ahn Duk-geun dan Menteri Negara Perdagangan Luar Negeri UEA Thani bin Ahmed Al Zeyoudi
Dalam kegiatan pertemuan puncak tersebut, mereka menandatangani total 19 perjanjian dan nota kesepahaman (MOU), termasuk CEPA. Kedua negara bertekad akan meningkatkan kerja sama secara signifikan di berbagai sektor prioritas.
CEPA yang menjadi elemen kunci dalam pertemuan ini mirip dengan perjanjian perdagangan bebas, mencakup liberalisasi tarif, pembukaan sektor jasa seperti layanan kesehatan dan permainan online, dan pembentukan kemitraan ekonomi yang berorientasi masa depan di bidang seperti bioteknologi dan energi. Kedua pemimpin mengakui hubungan ekonomi dan investasi yang kuat antara kedua negara, dan mencatat bahwa perdagangan bilateral non-minyak mencapai US$5,29 miliar pada tahun 2023.
Adapun tujuan lain dari Korea Selatan dan UEA menandatangani CEPA adalah untuk menaikkan tarif ekspor utama. UEA akan menghapus tarif terhadap produk ekspor utama Korea Selatan termasuk mobil.Â
Perjanjian yang ditandatangani kedua negara telah berkomitmen untuk menghapuskan tarif lebih dari 90% satu sama lain selama 10 tahun kedepan. Korea Selatan secara signifikan akan membuka 92,8% berdasarkan jumlah item produk, sedangkan UEA juga akan membuka sebanyak 91,2%. Pemerintah Korea Selatan mengantisipasi bahwa penghapusan tarif terhadap barang-barang ekspor utama, seperti mobil, akan meningkatkan ekspor ke UEA dibandingkan pesaing utama lainnya.
Melihat keuntungan bersama dan peluang pertumbuhan signifikan yang dibawa CEPA ke UEA dan Korea Selatan, kedua pemimpin menggarisbawahi komitmen mereka untuk memperluas investasi bersama di perekonomian negara mereka dan di kawasan penting lainnya, dengan fokus pada sektor-sektor utama.
Presiden Yoon menerima komitmen investasi sebesar 30 miliar USD yang menandai kunjungan kenegaraan pertama Presiden Korea Selatan ke UEA. Lembaga UEA juga sedang mengkaji peluang investasi senilai lebih dari 6 miliar USD di pasar Korea melalui saluran kerja sama investasi.
Dalam sektor ekonomi dan investasi, kedua negara juga sepakat untuk memperluas saluran kerja sama antara Korea Development Bank dan Mubadala Development Company, serta membangun kerangka kerja sama yang melibatkan banyak lembaga dari kedua negara.Â
Selanjutnya, kedua pemimpin dalam pertemuan tersebut berbagi pandangan untuk memperdalam kolaborasi di sektor pariwisata, memanfaatkan warisan budaya yang unik dan teknologi mutakhir dari kedua negara untuk menciptakan pengalaman yang luar biasa bagi pengunjung. Melalui upaya bersama ini, kedua pemimpin menyampaikan harapan mereka untuk menjalin kemitraan dinamis yang menggerakkan perekonomian negara mereka menuju masa depan yang lebih inovatif dan inklusif.
Pemimpin dari kedua negara tersebut menyadari apabila CEPA UEA-Korea dapat memperkuat rantai pasokan, memfasilitasi aliran FDI dua arah, dan meningkatkan penelitian bersama dan pertukaran pengetahuan dalam berbagai sektor, termasuk energi, manufaktur maju, teknologi, ketahanan pangan, dan layanan kesehatan. Kedua pemimpin berkomitmen untuk memperkuat kerja sama dalam melindungi Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) di kedua negara.
Perlu dicatat apabila UEA sendiri diketahui sebagai negara Timur Tengah pertama yang menjalin Kemitraan Strategis dan pakta perdagangan bebas dengan Korea Selatan, hal ini merupakan langkah yang bijak bagi UEA dan Korea Selatan untuk mempererat hubungan dan mendapat keuntungan bersama yang berkelanjutan. Mutualisme antara perekonomian kedua negara memberi harapan bagi para pemimpin untuk menetapkan kondisi preferensial untuk perdagangan dan investasi yang mencerminkan pertumbuhan hubungan ekonomi yang telah berkembang antara kedua negara dalam beberapa dekade terakhir.
PERSPEKTIF LIBERALISME
Kerjasama antara Uni Emirat Arab dan Korea Selatan dalam Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) dapat dianalisis dalam perspektif teori liberalisme dalam Hubungan Internasional. Perspektif liberalisme dalam hubungan internasional menekankan kerjasama, pasar bebas, reformasi, dan tindakan yang kooperatif untuk mengurangi konflik dan menciptakan keamanan bersama.
Liberalisme dalam hubungan internasional juga berfokus pada nilai-nilai seperti pengendalian diri, moderasi, dan kompromi demi mewujudkan stabilitas dan perdamaian.Dalam perspektif ini menekankan adanya kerjasama internasional baik bagi aktor negara maupun non-negara dengan tujuannya untuk mencapai keuntungan bersama serta mewujudkan perdamaian dan kemakmuran secara global.
Dalam konteks liberalisme, dapat dilihat apabila kerjasama CEPA antara UEA dan Korea Selatan mendahulukan kepentingan bersama agar tercapainya keuntungan semaksimal mungkin bagi kedua belah pihak. Dalam perjanjian tersebut juga menerapkan kerjasama pasar bebas apabila dilihat dari kesepakatan mengenai kebijakan antara kedua negara tersebut.
Upaya kerjasama yang kooperatif serta keadaan mutualisme antara kedua negara merupakan nilai-nilai yang ditekankan dalam penerapan dari perspektif liberalisme. Hal ini dilakukan guna mewujudkan kerjasama yang berkelanjutan dan saling menguntungkan sehingga manfaat tersebut juga dapat dirasakan oleh warga sipil dari kedua negara.
Kerjasama ini pula merupakan suatu upaya bagi pemerintah UEA dan juga pemerintah Korea Selatan dalam mewujudkan kemakmuran bagi kedua negara, sehingga hal ini akan menjauhkan konflik dan isu serius yang dapat merugikan satu sama lain.
Meskipun UEA merupakan negara Timur Tengah pertama yang menjalin Kemitraan Strategis dengan Korea Selatan, hal ini merupakan langkah yang bijak bagi UEA dan Korea Selatan untuk membangun kerjasama jangka panjang yang juga sesuai dengan perspektif liberalisme. Keputusan UEA dan Korea Selatan mencerminkan dengan adanya kerjasama internasional merupakan kunci dari kemakmuran dan perdamaian, hal ini mengantarkan kepada langkah yang bijak dalam sistem internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H