Mohon tunggu...
Alya Yumna
Alya Yumna Mohon Tunggu... Arsitek - Designer

a designer. 🖌🎨 towards #lesswasteliving 🌍♻️ 𝒍𝒆𝒔𝒔 𝒊𝒔 𝒎𝒐𝒓𝒆.

Selanjutnya

Tutup

Indonesia Lestari Pilihan

Kenapa Harus Mulai STOP Sekali Pakai?

15 April 2023   15:29 Diperbarui: 15 April 2023   15:47 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal yang menyakitkan (dan menyedihkan sejujurnya), adalah ketika sampai ke tangan konsumen, kemasan sekali pakai hanya dipakai dalam durasi yang sangat sebentar. Bahkan, seringkali hanya jadi perantara dari penjual ke piring di rumah. Selesai dipakai, langsung dibuang dan menimbulkan kerusakan lingkungan yang ngga main-main.

Padahal, oh, padahal... kalau kita beli langsung ke toko dan takeaway dengan wadah sendiri, justru lebih praktis karena saat sampai di rumah bisa langsung dikonsumsi tanpa harus dipindahkan ke wadah dulu. Beda cerita kalau pesan dengan ojek online. Langkah kecil yang bisa dilakukan, paling tidak menolak alat makan atau sedotan. Apalagi saat di rumah. kan, ada sendok sendiri. Setelah itu kemasannya bisa disetorkan ke waste manager atau bank sampah terdekat.

Saat ini, sudah mulai muncul solusi untuk mengurangi sampah dari pesan makan online, yaitu dengan sistem pinjam wadah. Sistem ini memang belum digunakan oleh banyak orang karena baru sedikit sekali merchant yang bekerja sama. Tapi kita semua berharap ada perkembangan ke arah yang lebih baik terkait semua permasalahan sampah ini. Setiap individu bisa berkontribusi membawa perubahan. caranya?

https://talkintrashwithuhn.com/
https://talkintrashwithuhn.com/
  1. Refuse: ngga butuh? tolak!
  2. Reduce: mengurangi sampah dengan bawa wadah sendiri saat jajan, menolak alat makan atau sedotan, bawa tas belanja sendiri, dan lainnya. intinya, pakai apa yang ada untuk mengurangi sampah.
  3. Reuse: #StopSekaliPakai. kemasan yang sudah selesai dipakai bisa digunakan ulang di rumah. misal, gelas plastik dijadikan sebagai pot tanaman atau tempat alat tulis, wadah makan digunakan kembali untuk pembelian selanjutnya, dan lainnya. untuk sampah organik, bisa dijadikan eco-enzym. "ah nanti numpuk di rumah." solusinya: kembali ke poin pertama
  4. Recycle: setor sampah ke waste manager agar tidak berakhir di TPA. tapi, proses daur ulang juga berdampak bagi lingkungan karena menggunakan listrik dan menghasilkan residu.
  5. Rot: sampah organik masuk ke komposter untuk dijadikan pupuk.

note: sebelum menuju ke poin 4 dan 5, pastikan kita sudah mengusahakan poin 1-3.

terakhir, kita semua sedang belajar dan ngga ada perubahan besar yang tidak dimulai dengan langkah kecil. maka, apapun langkah baik yang kamu lakukan, sekecil apapun itu, pasti berdampak. semoga istiqomah! #BersamaKitaBisa (tsaaah)

sumber referensi:

Plastic Packaging Waste Impact on Climate Change and its Mitigation (https://www.researchgate.net/publication/284726839_Plastic_Packaging_Waste_Impact_on_Climate_Change_and_its_Mitigation)

Plastic Waste and Climate Change, What’s the Connection (https://www.wwf.org.au/news/blogs/plastic-waste-and-climate-change-whats-the-connection)

157 Warga Tewas Timbun Longsoran Sampah TPA Leuwigajah, Tragedi 21 Februari 2005 (https://galamedia.pikiran-rakyat.com/humaniora/pr-353793438/157-warga-tewas-timbun-longsoran-sampah-tpa-leuwigajah-tragedi-21-februari-2005?page=2)

Apa yang Terjadi jika TPA Sampah Penuh? (https://golimbah.com/apa-yang-terjadi-jika-tpa-sampah-penuh/)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Indonesia Lestari Selengkapnya
Lihat Indonesia Lestari Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun