Mohon tunggu...
Alwijo
Alwijo Mohon Tunggu... -

Hanya seorang anak SMA yang ingin kuliah di jurusan FILM

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Keluarga Cemara, Siapin Tisu, Karena Lo Bakal Nangis!

22 Februari 2019   15:12 Diperbarui: 22 Februari 2019   15:45 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keluarga Cemara (Visinema Pictures)

Saya orangnya nggak bisa mengungkapkan cinta pada Ibuk, karena saya orangnya pemalu. Tapi dengan film ini, saya mencurahkan rasa cinta pada Ibuk tanpa harus berkata-kata.

Film Keluarga Cemara bercerita tentang keluarga kecil yang hidup cukup kaya, hingga akhirnya mereka bangkrut dan harus menjalani kehidupan yang berbeda.

Babak pertama film berisi orientasi tokoh yang disajikan cepat dan tidak bertele-tele. Semua tokoh dari Abah (Ringgo Agus Rahman), Emak (Nirina Zubir), Euis (Zara JKT48), dan Cemara (Puteri Widuri) dijelaskan latar belakangnya dalam waktu yang singkat, namun penonton tetap bisa memahami perannya dengan baik.

Orientasi yang cepat ini terbukti di paruh awal film, di mana penonton langsung disuguhi konflik berupa usaha Abah ditipu, bangkrut, dan rumah disita. Pas ulang tahun Euis pula. Kondisi inilah yang mengharuskan mereka untuk pindah ke rumah Aki mereka di pedalaman Bogor.

Tempat yang berbeda 180 derajat dari Jakarta; di mana Abah harus banting setir jadi kuli, Emak jadi ibu rumah tangga biasa, dan Euis jauh dari sahabat-sahabatnya yang zaman now banget.

Menuju babak kedua dan seterusnya, aspek drama yang dibangun dari kehangatan sebuah keluarga kecil ini tak berhenti diberikan secara rapi dan tepat sasaran. Meski kehangatan yang dibangun hanya melalui hal kecil, misalnya ketika bermain kipas angin dijadikan suara robot atau ketika bermain becak bareng keluarga.

Kehangatan Keluarga (Visinema Pictures)
Kehangatan Keluarga (Visinema Pictures)
Hanya dengan hal kecil itu, mampu membuat saya senyum-senyum sendiri dan tidak terasa air mata sudah menggenang di pelupuk mata.

Begitu konflik keluarga antara ayah-anak atau ayah-ibu diberikan, efeknya benar-benar menyentuh hati saya yang terdalam. Hingga air mata yang tadi hanya keluar malu-malu di pelupuk mata, kini air mata itu mengucur deras. Berkali-kali.

Ibuk, anakmu yang gagah ini nangis waktu nonton Keluarga Cemara.

Satu kalimat yang membuat air mata saya muncrat diikuti dengan ingus saya,

"Kalian semua itu tanggung jawab Abah!" 

"Kalau begitu, Abah tanggung jawab siapa?"

Semua penonton pasti bakal tak tahan untuk mengucurkan air matanya, karena konfik yang dibangun sangat relate dengan kehidupan kita semua. Begitu juga dengan kehangatan keluarga yang membuat kita ingin cepat-cepat pulang dan memeluk erat orang yang kita sayangi.

Film Kurang Ajar

Film ini kurang ajar banget!. Karena berhasil mengacak-acak mood penonton dengan adegan-adegan yang tak terduga dan twisted.

Ketika adegan sedih dan air mata udah ada di ujung tanduk, eh malah dibalik suasananya menjadi komedi. Misalnya di salah satu adegan ketika usaha Abah bangkrut, dan Abah harus menjelaskannya ke anak-anaknya.

"Nak, kita bangkrut..."

"YEEEESSS!"

"Bangkrut itu apa sih?"

&*%#!

Pun ketika adegan bahagia dan semua lagi ada di euforia seneng, tiba-tiba diputar balikkan lagi menjadi sedih. Misalnya ketika adegan ulang tahun Euis, tiba-tiba debt collector datang untuk menyita aset rumah mereka.

Wah gila parah!.

Aspek komedi dalam film ini mampu mengocok perut seisi bioskop. Komedi yang digunakan jauh banget dari kata garing dan murahan. Bisa dibilang, aspek komedinya jauh lebih kena daripada film komedi yang tayang berbarengan dengan film ini.

Yang patut diacungi empat jempol sekaligus, ketika aspek drama dan komedi mampu berjalan berdampingan tanpa anjlok pada satu aspek. Totally balanced!.

Komedi ala-ala sekolahan yang disugukan oleh tokoh Andi mengingatkan saya dengan tokoh mesum Ying Hung pada film You Are The Apple Of My Eyes, dengan sense of humor-nya yang tinggi.

Komedi Ala Sekolahan (Visinema Pictures)
Komedi Ala Sekolahan (Visinema Pictures)
Juga ada Asri welas yang sukses melancarkan komedi-komedi segar. Kemampuannya  dalam bidang komedi memang  di atas rata-rata. Oh ya, ada satu adegan komedi ketika Abah 'wawancara kerja' untuk jadi kuli yang diambil one take alias tanpa cut selama 4 menitan. Gila gak tuh?

Film ini menggunakan naskah yang rapi dari Gina S. Noer dan dibarengi pula dengan penyutradaraan Yandy Laurens yang ciamik. Bukan hanya story experience, cinematic experience-nya juga dapat!.

Cinematik Keren (Visinema Pictures)
Cinematik Keren (Visinema Pictures)
Jika kalian menganggap film ini "Ah terlaru sinetron" maka tontonlah untuk pertama kali dan siap-siap untuk menjilat ludah kalian sendiri. Karena film ini mampu memainkan framing, tone, dan cuaca jauh dari kata sinetron.

Zara JKT48 Tampil Gemilang

Meski awalnya saya cukup ragu dengan Ringgo Agus Rahman sebagai Abah karena biasanya memerankan tokoh komedi. Namun, Ringgo mampu memerankan tokoh Abah dengan bagus banget. Penampilan Nirina Zubir sebagai Emak tak kalah keren.

Namun, yang patut dilirik adalah tokoh Euis dan Cemara. Kepolosan Cemara yang diperankan oleh Puteri Widuri bisa mengocok perut hingga mampu memberi nasehat kepada orangtua dengan segala kepolosannya,

"Ara nggak mau ulang tahun lagi, kalau Ara udah umur 13 tahun pasti Abah bakal marah-marah lagi"

Kita juga ada pendatang baru, Zara JKT48 yang pada film pertamanya ini benar-benar tampil outstanding. Wajar apabila dia memenangkan Piala Maya untuk pemeran terbaik anak dan remaja.

Zara JKT48 Outstanding! (Visinema Pictures)
Zara JKT48 Outstanding! (Visinema Pictures)
Ketika penulis mencari kekurangan dalam film ini, benar-benar sulit!. Karena film ini nyaris tanpa celah. Saya terlalu kagum dan larut dengan filmnya, hingga tak sanggup mencari celah dari film ini. Tak berlebihan apabila film ini memenangkan Piala Maya untuk film panjang terbaik, menggeser Aruna dan Lidahnya, Love for Sale, dan Sekala Niskala.

Ketika kalian mau nonton film ini bareng orang yang dicintai. Siapkan tisu!, karena kalian bakal ketawa terbahak-bahak dan menangis tersedu-sedu dengan kehangatan yang diberikan oleh Film Keluarga Cemara.

Begitu juga saya yang notabene orangnya pemalu. Ketika nonton bareng Ibuk, rasanya ingin cepat-cepat keluar bioskop dan memeluk Ibuk dengan erat. Ibuk bilang;

"Besok, kalau buat film yang kaya gini ya".

Ketika kita tidak bisa mengungkapkan perasaan cinta dengan kata, maka perasaan itu bisa dikatakan dengan film. #SayItWithFilm

Personal rate (9.5/10)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun