Perlahan, Ari memasuki sebuah gerbong kereta api. Sambil membawa ransel besar dan jaket hitam milik Yandi, Ari mencari-cari nomor tempat duduknya dengan bantuan selembar tiket di tangannya.
20A.
Tak butuh waktu lama, Ari menemukan kursinya. Ternyata di sisi kiri dekat jendela. Ari pun segera meletakkan ransel bawaannya di rak barang di atas kursi. Ia juga menaruh jaket Yandi di kantung bagian belakang kursi di depannya. Setelah semuanya beres, Ari duduk tenang.
Ari memandangi sekelilingnya. Gerbong tersebut nampak tak terlalu ramai. Hanya ada satu dua orang yang telah duduk di kursi mereka masing-masing.
Tiba-tiba, seorang wanita memanggil Ari.
"Permisi, boleh minta bantuannya?"
Ari menoleh. Ia melihat seorang wanita berwajah oriental tengah meminta pertolongannya. Perasaan Ari tertegun sesaat. Ia seperti merasakan dejavu.
"Saya kesulitan mengangkat koper saya." kata sang wanita sambil menunjuk sebuah koper berwarna merah.
"Oh, tentu. Mari saya bantu." ujar Ari yang tersadar dari lamunannya.
Ari langsung mengangkat koper wanita tersebut ke atas rak barang di tempat duduknya 2 baris di belakang Ari.
"Mama mama...."