Mobil Tomas melaju di atas aspal jalan dengan kecepatan rata-data. Di dalamnya, Rita masih tak berbicara sepatah kata pun. Ia menyandarkan tangan kanannya di kaca jendela sambil memegangi kepalanya. Ia terlihat melamun.
Tomas yang melihat hal itu berusaha mengajak Rita bicara.
"Apa yang kau telah lakukan, Rita?" tanya Tomas.
"Mereka menggunjing Ari." kata Rita lugas. "Bagaimana aku bisa diam mendengar keponakanku dikatai di depan mataku sendiri?"
Tomas terdiam. Ia tak bisa bicara banyak. Rita memang berada dalam posisi sulit. Kalau Tomas menjadi Rita, mungkin ia akan melakukan hal yang sama.
"Memangnya apa yang mereka katakan?" tanya Tomas.
"Mereka mengatakan bahwa Ari masuk ke kamar hotel berdua dengan seorang wanita Tiong Hoa." kata Rita.
Alis Tomas mengerut. "Wanita Tiong Hoa?" Tomas tahu, tidak mungkin ada wanita seperti itu di kota semacam Artapuri.
"Aku tak tahu. Bagaimana Ari bisa mengenalnya... Argh! Anak itu sangat bodoh!!" Rita jadi kesal sendiri. Ia memukul dashboard mobil untuk melampiaskan emosinya. Mengapa Ari melakukan hal yang tolol? Tidak sadarkah ia dimana ia tinggal sekarang?
Lagi-lagi Tomas tak dapat bicara. Ia mengerti mengapa Rita marah. Ia hanya tak ingin Ari mendapat diskriminasi yang dirasakan Rita dan Tomas.
Tomas menggenggam tangan Rita untuk menenangkannya sejenak. Tomas fokus menyetir dengan tangan kanannya. Ketika berada di persimpangan jalan, Tomas membanting setir ke arah kanan hingga mobilnya berbelok lalu menghilang.