Mohon tunggu...
Alwidya Syah Abdul Jabbar
Alwidya Syah Abdul Jabbar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI, bergiat di Unit Kegiatan Studi Kemasyarakatan (UKSK) UPI dan Front Mahasiswa Nasional Bandung Raya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kampus Mengajar, Mahasiswa Belajar: Asistensi di SDN Cilenggang, Cianjur Selatan

20 November 2022   12:50 Diperbarui: 20 November 2022   12:53 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kampus Mengajar 2021 merupakan program lanjutan dari Program Kampus Mengajar Perintis yang telah dilaksanakan pada tahun 2020 sebagai bukti dedikasi kampus melalui mahasiswa untuk bergerak menyukseskan pendidikan nasional dalam kondisi pandemi. Kampus Mengajar adalah bagian dari program Kampus Merdeka yang melibatkan mahasiswa di setiap kampus dari berbagai latar belakang pendidikan untuk membantu proses belajar mengajar di sekolah, khususnya pada jenjang SD dan memberikan kesempatan kepada mereka belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan.

SD Negeri Cilenggang menjadi salah satu sasaran program asistensi dalam Kampus Mengajar tahun 2021. SDN Cilenggang erletak di Desa Batu Lawang, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Cianjur, daerah Cianjur Selatan, dengan waktu tempuh tak kurang dari 4 jam dari Cianjur kota. SDN Cilenggang berjarak sekitar 500 meter dari jalan utama desa, kira-kira menempuh waktu 15 menit dengan berjalan kaki. Sekolah ini berada tepat di kaki bukit, dan sekitarnya adalah pemukiman juga kebun dan sawah warga. Berdiri tepat berdampingan dengan SMPN 15 Cibinong, SDN Cilenggang memliki 2 gedung sekolah dengan 6 ruangan kelas serta ruang kantor guru, satu lapangan upacara yang berfungsi juga sebagai tempat olahraga, serta panggung yang terhubung langsung dengan bangunan perpustakaan sekolah. Di bagian belakang, terdapat juga kamar mandi siswa dan guru, gudang, serta musala.  Meski secara deskripsi memiliki fasilitas yang 'lengkap', namun masih banyak hal yang perlu dibenahi dan dibantu dalam berbagai aspek pendidikan dasar.

SD Negeri Cilenggang menjadi tempat belajar bagi 137 siswa-siswi yang bertempat tinggal di sekitar sekolah. Bersama dengan 7 orang guru (satu diantaranya sudah pensiun, namun tetap terus mengajar atas permintaan sekolah karena kurangnya sumber daya manusia), SDN Cilenggang dipimpin oleh Bapak Dedi Sutedi, S.Pd. sebagai kepala sekolah, yang juga memimpin SD Negeri Mekarlaksana (lagi-lagi disebabkan kurangnya sumber daya manusia di gugus Batu Lawang tersebut). Jajaran guru-guru SDN Cilenggang merangkap pekerjaan pula sebagai petugas ICT dan hal-hal teknis administrasi sekolah lainnya.

Sejak dimulainya penanganan pandemi, SDN Cilenggang mengikuti instruksi pemerintah untuk meniadakan pembelajaran tatap muka, dan menggantikannya dengan kegiatan belajar di rumah. Namun, tidak seperti kondisi di perkotaan, siswa-siswi SDN Cilenggang yang orang tuanya mayoritas ialah petani sedang dan bawah, tidak memiliki smartphone dan kemampuan adaptasi teknologi yang cukup untuk dimungkinkannya pelaksanaan pembelajaran dalam jaringan. Pada akhirnya, pembelajaran pun menjadi mandeg selama satu tahun kebelakang, dan mendesak sekolah, atas permintaan orang tua murid, untuk memulai kembali kegiatan sekolah tatap muka pada semester ganjil kemarin.

Pelaksanaan KBM tatap muka di SDN Cilenggang pada mulanya dilaksanakan hanya selama 4 hari seminggu (senin-kamis), dari pukul 08.30 sampai dengan pukul 10.00. kemudian, setelah sekolah-sekolah di kota sudah mulai mengadakan KBM tatap muka terbatas, SDN Cilenggang memperpanjang waktu belajar menjadi enam hari seminggu (senin-sabtu), namun masih dengan jam pembelajaran yang sama.

Kampus Mengajar Angkatan 2 di SDN Cilenggang

Dalam pelaksanaanya, mahasiswa telah mengikuti serangkaian persiapan dalam menyelenggarakan program Kampus Mengajar Angkatan Kedua ini. Mulai dari pembekalan selama satu minggu, pelepasan oleh Dinas Pendidikan, koordinasi dengan pihak-pihak desa serta kecamatan terkait, hingga observasi sekolah sampai dengan pelaksanaan rencana kegiatan yang disusun oleh mahasiswa. Peningkatan kemampuan literasi bahasa Indonesia, kemampuan numerasi, profil pelajar pancasila juga pembiasaan hidup bersih dan sehat, kemudian pengenalan dan pembiasaan adaptasi teknologi, serta pembenahan administrasi sekolah adalah beberapa hal dari sekian tugas yang diemban oleh mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan Kampus Mengajar di sekolah-sekolah.

4-637937e04addee60122e5242.jpg
4-637937e04addee60122e5242.jpg
6-637937f308a8b544f2688e12.jpg
6-637937f308a8b544f2688e12.jpg
10-637938274addee6e2c3a4142.jpg
10-637938274addee6e2c3a4142.jpg
13-637938364addee6f3f114802.jpg
13-637938364addee6f3f114802.jpg
9-63793846c76ba037cc4cd852.jpg
9-63793846c76ba037cc4cd852.jpg
14-6379385ac76ba03fdd762742.jpg
14-6379385ac76ba03fdd762742.jpg
 

Bagaimana Program Kampus Mengajar Angkatan 2 Berdampak pada SD Negeri Cilenggang?

Menurut hemat penulis, dalam program Kampus Mengajar Angkatan Kedua ini, kegiatan mahasiswa membantu pelaksanaan KBM di SDN Cilenggang adalah kegiatan yang paling berjalan dengan lancar dan menampilkan hasil yang positif. Sebelum kedatangan mahasiswa, murid-murid SDN Cilenggang belajar dengan metode yang biasa-biasa saja, tanpa adanya perkembangan yang signifikan. Namun, mahasiswa berhasil menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar diiringi dengan inovasi pembelajaran berupa metode tanya jawab, ice breaking, prakarya, dan lain-lain. Guru-guru akhirnya menemukan bahwa siswa ternyata jauh lebih aktif dan gembira ketika belajar dengan mahasiswa dibanding dengan walikelasnya sendiri. 

Meskipun begitu, kemapuan siswa memang belum mampu meningkat pesat hanya melalui program ini saja. Ketertinggalan pembelajaran selama setahun kebelakang, membuat siswa banyak yang belum mampu membaca. Bahkan beberapa siswa kelas 4 dan 5 masib ada yang masih belum mampu menulis dengan baik. Kondisi kelas 1, 2, dan 3 jauh lebih rendah lagi kemampuan akademiknya. Kemampuan calistung kelas 2 bahkan tidak jauh berbeda dengan kelas 1, sebab ketertinggalan pembelajaran, dan kebijakan menaik-kelaskan siswa meskipun kemampuannya belum cukup untuk naik kelas. Meski demikian, siswa amat menunjukkan antusiasme, minat, dan motivasi belajar dengan datangnya mahasiswa ke SD Negeri Cilenggang.

Bukan hanya mahasiswa, guru-guru pun mampu melihat peningkatan motivasi dan semangat belajar siswa. Peserta didik mampu antusias memperhatikan pembelajaran yang diberikan mahasiswa, sebaliknya, mahasiswa juga mampu membangun hubungan emosional yang baik dengan siswa. Hingga ketika beberapa hari menuju hari perpisahan, siswa mengeluh soal rencana kepulangan mahasiswa, dan bahkan memohon rekan-rekan mahasiswa tetap mengajar lebih lama lagi.

Akhirnya, sampailah pula pada akhir kegiatan di bulan Desember 2021, mahasiswa musti berpisah dengan guru-guru dan siswa, dan ditarik kembali menuju tempat asalnya masing-masing. Segala kontribusi dan pengalaman yang diterima selama program berlangsung tentulah menjadi hal yang amat berharga bagi mahasiswa, siswa, dan guru secara pribadi, dan umumnya bagi usaha bersama meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia.

Simpulan

Kedepannya, diharapkan agar kegiatan Kampus Mengajar ini dapat terus berlangsung secara kontinyu dan berkesinambungan. Beberapa sekolah memang membutuhkan perhatian yang menerus dan tidak mampu bisa dibenahi hanya dalam waktu lima bulan saja. Selain itu, mahasiswa yang mengikuti kegiatan KM pun sebaiknya bisa mengobservasi terlebih dahulu kondisi guru, siswa, serta lingkungan sekolah, kemudian baru merancang rencana program kerja berdasarkan analisis konkret atas situasi konkret.

Mahasiswa idealnya mampu lebih aktif dan menjadi pelopor dalam membenahi kondisi pendidikan, layanan, maupun sarana sekolah. Sejauh temuan di SDN Cilenggang ini juga, guru-guru serta kepala sekolah tentunya akan segan meminta bantuan kepada mahasiswa, karenanya inisiatif mahasiswa dalam kontribusi pada setiap kegiatan ataupun permasalahan sekolah amatlah diperlukan.

Sebagai penutup, apresiasi setinggi-tingginya diberikan kepada Kemendikbud Ristek atas program yang mampu memobilisasi ribuan mahasiswa dengan minat dan bakat yang beragam untuk berkontribusi bersama dalam pendidikan di daerah-daerah yang mayoritas perkampungan dan pelosok-pelosok, meski dalam beberapa program MBKM yang lain memang problematik dan memerlukan kritik. Kedepannya, besar harapan agar program ini tetap dilanjutkan dan dibenahi secara teknis, sehingga hal yang menjadi hambatan bagi mahasiswa dalam pelaksanaan KM angkatan kedua tahun ini tidak perlu dirasakan oleh mahasiswa di angkatan berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun