Mohon tunggu...
Alwi Dwi
Alwi Dwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

psychology students

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Pencegahan Bullying dan Kekerasan Pada Anak di Lingkungan Sekolah Kelurahan Tenggilis : Pendekatan Terpadu

15 Juli 2024   22:39 Diperbarui: 15 Juli 2024   22:44 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bullying dan kekerasan pada anak di lingkungan sekolah telah menjadi isu yang semakin mendapat perhatian serius baik dari kalangan akademisi, pemerhati pendidikan, maupun pemerintah. Di Kelurahan Kalirungkut, masalah ini tidak terkecuali. Oleh karena itu, strategi pencegahan bullying dan kekerasan pada anak di sekolah menjadi sangat penting untuk diterapkan. Artikel ini akan membahas berbagai pendekatan dan strategi yang dapat diadopsi oleh sekolah-sekolah di Kelurahan Kalirungkut .

Pengertian dan Dampak Bullying serta Kekerasan pada Anak

            Bullying merupakan tindakan agresif yang dilakukan secara berulang-ulang oleh seseorang atau kelompok terhadap individu lainnya yang dianggap lebih lemah. Bentuk bullying bisa bermacam-macam, mulai dari fisik, verbal, sosial, hingga cyberbullying. Kekerasan pada anak di lingkungan sekolah termasuk dalam kategori ini dan dapat menyebabkan dampak serius seperti trauma psikologis, penurunan prestasi akademik, dan masalah kesehatan mental.

            Menurut penelitian terbaru, kekerasan fisik dan verbal pada anak dapat mengakibatkan rendahnya rasa percaya diri, gangguan kecemasan, dan bahkan depresi (ResearchGate, 2024). Oleh karena itu, pentingnya pencegahan dan intervensi dini tidak dapat diabaikan.

Pendekatan Pencegahan Bullying dan Kekerasan di Sekolah

1. Sosialisasi dan Edukasi

   Salah satu langkah awal untuk mencegah bullying adalah dengan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada seluruh komunitas sekolah, termasuk siswa, guru, dan orangtua. Sosialisasi ini dapat berupa seminar, workshop, dan penyebaran informasi melalui media cetak maupun digital. Materi yang disampaikan harus mencakup pengertian bullying, dampak negatifnya, serta cara melapor jika seseorang menjadi korban atau saksi bullying.

  

2. Pembentukan Tim Pencegahan Bullying

   Sekolah-sekolah dapat membentuk tim pencegahan bullying yang bertugas untuk mengawasi, mendokumentasikan, dan menangani kasus bullying. Anggota tim ini harus terdiri dari guru, konselor, dan perwakilan siswa yang sudah dilatih secara khusus. Tim ini juga bertanggung jawab dalam penyusunan kebijakan anti-bullying sekolah.

3. Penerapan Pendekatan Whole-School

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun