Mohon tunggu...
Alwi Assagap
Alwi Assagap Mohon Tunggu... Mahasiswa - aku adalah seseorang yang sedang mempertahankan jalan ninjaku untuk kebahagiaan dan kesejahtraan dunia dan akhirat

Aku adalah seseorang yang memiliki nama lengkap Alwi Assagap. yang lhir di kabupaten magetan jawa timur

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Masalah Paling Mendasar Sulitnya Sepakbola Indonesia Bersaing di Kancah Internasional

25 Juli 2023   18:27 Diperbarui: 25 Juli 2023   18:33 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: (Dok. Instagram PSSI)

Sebelumnya yang perlu diingat adalah saya bukanlah pengamat atau ahli dalam sepakbola professional. Tetapi dalam tulisan ini saya akan memberikan pandangan saya pribadi sebagai penggemar sepakbola tanah air yang haus akan prestasi dari Timnas Indonesia. Hal ini menjadi beban dipikiran saya sejak lama dan selalu mencoba untuk menganalisa  terkait dengan susahnya sepakbola Indonesia untuk bisa bersaing di ranah Internasional dibandingkan dengan cabang olahraga yang lain.

Jika kita melihat cabang-cabang olahraga yang lain seperti bulu tangkis dan voly tentu akan sangat berbanding terbalik 180 derajat nasibnya dengan sepakbola. Cabang olahraga tersebut kerap kali sukses bersaing di kancah internasional. lalu kenapa demikian tidak dengan sepakbolanya? Oke saya akan mencoba mengalisa dengan ananlisa dangkal yang mungkin dapat saya lakukan sebagai penggemar sepakbola tanah air, berikut poin-poinnya ;

Kita kekuarangan fasilitas lapangan sepakbola

Alasan utama dari analisa yang saya lakukan adalah kita masih kekurangan fasilitas utama seperti kurangnya lapangan sepakbola. Tentu seperti yang kita tahu bahwa dalam permainan sepakbola memerlukan tempat yang luas tidak seperti dengan bermain futsal. Sebagai informasi untuk luas lapangan sepakbola pada umunya adalah 7140 meter persegi. Perhitungan ini berasal dari ukuran lapangan sepak bola yakni 105 x 68 meter. Alhasil untuk menyediakan lahannya saja mungkin sudah kesulitan karena masalah pembebasan lahan dan lain sebagainya yang tentu memekan banyak biaya.

Minimnya fasilitas lapangan sepakbola tersebut bisa secara jelas pada daerah-daerah di Indonesia. sebagai contoh saja diwilayah sekitar tempat tinggal saya saja rata-rata hanya ada satu lapangan sepakbola di setiap desa. Jumlah tersebut sangatlah kurang bila dibandingkan dengan keberadaan lapangan voly yang hampir di setiap dusun ada satu lapangan voly. Kemudian jika kita bandingkan dengan animo Masyarakat terhadap sepakbola yang begitu besar rasanya sangat-sangat kurang sekali.

Hal itu akhirnya menjadi suatu penghambat bagi Masyarakat ataupun anak-anak untuk menyalurkan minatnya karena terkendala kurangnya fasilitas utama olahraga sepakbola yaitu lapangan sepakbola itu sendiri. Hal ini menjadi salah satu faktor mengapa cabang olahraga sepakbola kita cenderung tertinggal daripada cabang olahraga lain seperti voly ataupun bulu tangkis. Dimana jika kita berbicara tentang oalahraga bulu tangkis yang notabennya bisa dilakukan dimana saja karena tidak membutuhkan begitu banyak tempat sehingga Masyarakat ataupun anak-anak dengan mudah dapat menyalurkan minatnya.

Masalah seperti kurangnya fasilitas tempat untuk melakukan olahraga sepakbola walaupun terkesan agak remeh nyatanya berdampak sangat besar terhadap jumlah orang yang mahir melakukan keterampilan bermain sepakbola tersebut.

Kurangnya SSB atau Sekolah Sepak Bola yang tersedia dan turunya minat orang tua mendaftarkan anak mereka ke SSB

Setali tiga uang dengan permasalahan pada poin pertama, nyatanya ketersediaan SSB di Indonesia masih terbilang sangat minim. Dan juga ada beberapa faktor kenapa keberadaan SSB ini minim dan bahkan jarang kita temui. Salah satu faktornya adalah beberapa waktu lalu dunia sepakbola Indonesia masih amburadul tidak jelas. Mulai dari sistem di liga Indonesia yang sempat carut marut membuat terhambatnya distribusi atlit-atlit jebolan SSB ke Klub sepak bola professional.

Selain itu minimnya ompetisi yang diadakan oleh pemerintah daerah khususnya membuat daya Tarik di SSB semakin bertambah memburuk. Hal ini berujung pada para orang tua yang enggan mendafatarkan anaknya masuk ke SSB dikarenakan akan percuma saja jika masuk hanya buat latihan saja dan minim kesempatan untuk menjadi pemain professional.

Dari permasalahan itu ujung-ujungnya menjadikan banyak SSB yang tutup dan menjadi semakin berkurang jumlahnya. Dan akhirnya semakin menutup peluang terciptanya bakat-bakat baru atlit sepakbola.

Oke sekarang kita simpulkan terhadap dua poin itu saja terlebih dahulu. Sebenarnya masih banyak lagi pikiran-pikiran yang masih mengganjal di benak saya terkait dengan penyebab tertinggalnya sepak bola tanah air. Tetapi saya rasa dua poin tersebut menjadi faktor awal penghambat tercetaknya atlet-atlet hebat. Oleh sebab itu bagi siapa saja yang mungkin membaca tulisan saya ini dan memiliki kewenangan atas masalah-masalah tersebut bisa memperbaiki guna masa depan sepakbola Indonesia yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun