Jadi?
BUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA SAJA NGGAK CUKUP. Nggak kekinian kalau kata anak alay jaman sekarang.
Sekarang jamannya mengurangi sampah plastik. Itu baru kekinian.
Kita udah ketinggalan banget sama negara-negara bule lainnya dalam hal mengurangi sampah plastik. Pernah lihat di film-film Holywood, bule-bule belanja sambil bawa tas sendiri atau memeluk tas belanjaan kertas. Kepedulian masyarakat dunia terhadap daur ulang sampah sudah sangat tinggi. Bahkan di Jepang saja selokan di perumahan diisi dengan ikan Koi.
Sementara di kampung halaman kita, jangankan mengurangi sampah, membuang sampah pada tempatnya aja masih susah. Hari ini Car free day nih. Cobain deh jalan-jalan jam sembilan setelah orang-orang berolahraga ? Apakah mereka berolahraga ? Tidak. Kebanyakan mereka berbelanja dan jajan di car free day. Saya nggak mau ngebahas itu, yang saya sorotin, abis itu pastinya banyak buanget sampah plastik di jalanan.
"Kan ada petugas kebersihan. Biar mereka ada kerjaan"
"Tempat sampahnya jauh. jadi jangan salahkan saya kalau buang sembarangan."
"Semua tempat adalah tempat sampah."
"Ah kantung plastik kecil ini, nggak akan bikin orang mati lah."
"Tempatnya emang udah penuh sampah, jadi nggak papa dong ketambahan sampah satu doang."
Kira-kira begitu jawabannya kalau diwawancara soal kepedulian buang sampah. Level masyarakat kita memang baru sampai "buanglah sampah pada tempatnya" belum sampai level "mengurangi sampah" lha wong dipikir kenapa Jakarta banjir ? kali Ciliwung itu kesumbat sampah, bukan sekedar sampah plastik, tapi lemari dan kasur bekas. ck ck ck ck.... ampun dah.... Belum pernah disunat dua kali tuh orang.