Mohon tunggu...
Nur Cahyo
Nur Cahyo Mohon Tunggu... Konsultan - HRD Koplak

Curhat HRD Koplak

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Penembakan Supir Gojek di Kemang Menambah Daftar Tantangan Nadiem Makarim

14 Februari 2016   15:27 Diperbarui: 14 Februari 2016   15:57 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Supir Gojek ditembak di Kemang! Begitu berita yang menghiasi gadget di malam minggu jelang Valentine 13 Februari 2016 kemarin. Kejadian terjadi di Kemang Utara Raya, depan toko Susu. Supir Gojek sebelumnya terlibat adu mulut dan adu fisik dengan pelaku, yang kemudian terdengar letusan dan asap, yang membuat supir Gojek langsung tersungkur. Pelaku kabur ke arah Duren Tiga.

Korban sebelumnya meminta tolong warga namun warga baru berani menolong setelah pelaku melarikan diri. Korban yang bernama Reonaldo Agustin (27 tahun) luka di kepala pelipis kiri dalam keadaan kritis, kemudian dibawa ke Jakarta Medical Center (JMC). Belum diketahui motif penembakan, kemungkinan adalah konflik standar di jalan raya yaitu salip-salipan sepeda motor dan berujung emosi antara keduanya.

Penembakan supir Gojek ini menambah daftar panjang tantangan Nadiem Makarim, bos Gojek. Memang tidak terkait langsung dengan Bos Gojek ini, namun pastinya ia harus turun tangan untuk membantu penyelesaian kasus ini.

Mungkin tidak pernah terbayangkan di benak Nadiem Makarim, putra Nono Makarim, owner salah satu partner Makarim Taira Law Firm yang sangat terkenal di dunia hukum Indonesia, bisnis ojek online yang dirintisnya akan sebesar ini dan bahkan muncul kasus-kasus seperti penembakan yang mungkin tidak pernah dibayangkan olehnya.

Sejak Nadiem mendirikan Gojek, kayaknya memang dia sudah akrab dengan yang namanya "Mas salah" alias "trouble" alias "kasus melulu". Mungkin masih hangat di benak kita beberapa masalah yang menerpa Gojek :

1. Penolakan Opang (Ojek Pangkalan) atas hadirnya Gojek

Walaupun misi awal Gojek adalah mensejahterakan tukang ojek supaya lebih besar pendapatannya, namun Opang alias Ojek pangkalan, yang beberapa masih memiliki otak di dengkul susah diajak maju, lebih memilih menolak hadirnya Gojek, ditandai dengan adanya spanduk spanduk penolakan Gojek "OJEK ONLINE DILARANG AMBIL PENUMPANG DIDAERAH INI"   

2. Pemukulan supir Gojek

Episode selanjutnya dari penolakan Opang adalah pemukulan supir Gojek oleh oknum Opang yang tidak terima supir Gojek yang mengantar atau mengambil penumpang di daerahnya. Kasus ini tidak hanya terjadi di Jakarta namun juga di beberapa daerah yang menjadi daerah operasional Gojek. Bahkan pihak kepolisian pun harus turun tangan untuk mengatasi konflik yang sering terjadi ini. Jalan tengahnya adalah Gojek biasanya mangkal nggak jauh dari Opang mangkal. Penumpang yang sudah order akan jalan ke pangkalan bayangan Gojek itu.

3. Larangan operasional Gojek oleh Menteri Perhubungan (Jonan) yang akhirnya dianulir Jokowi

Masih ingat kan operasional Gojek sempat dibekukan oleh Jonan di pagi hari dan dianulir oleh Jokowi di siang harinya. Alasannya adalah terbukanya lapangan kerja bagi ribuan pengemudi Gojek, apabila dihapus maka akan timbul pengangguran massal, dimana pemerintah pun sudah pusing dengan tingginya angka pengangguran. Gojek dianggap sebagai salah satu jalan keluar untuk menekan angka pengangguran.

4. Gojek dimarahi Ahok karena ngetem sembarangan

Coba perhatikan daerah kasablanka Jakarta di hari kerja, di trotoar, di taman, di halte banyak bertebaran laler ijo alias supir Gojek yang ngetem sambil ngeliatin gadget nunggu orderan, yang tentunya membuat pemandangan tidak sedap. Ahok pun memarahi manajemen Gojek dan meminta untuk mentertibkan anggotanya.

5. Supir Gojek nakal, nggak narik tapi dapet komisi

Selain tantangan eksternal, Gojek pun mendapat tantangan internal yang nggak kalah dhasyat. Muncul kasus transaksi siluman dimana supir Gojek dan temannya kongkalingkong untuk order diantar ke tempat tertentu namun ternyata fiktif, dimana supir Gojek mendapat komisi atas transaksi fiktif itu.

Mungkin masih banyak lagi tantangan-tantangan yang dihadapi Gojek yang saya tidak sempat merangkum, namun tantangan demi tantangan itu pastinya sudah jadi bumbu penyedap yang siap dihadapi Nadiem dengan manajemen Gojeknya.

Jika benar kasus penembakan ini diawali dari cekcok jalanan, pastinya Nadiem harus memberikan sosialisasi tambahan bagi team-nya untuk lebih dapat menjaga emosi di jalanan karena dunia jalanan memang penuh dengan emosionalnya.

Supir Gojek yang rata-rata pernah saya gunakan sopan dan terlihat memiliki etika. Bukan hal yang mudah merubah tukang ojek yang kagak pernah pakai helm, pakai sandal jepit, nggak punya SIM, kebut-kebutan lewat trotoar BERUBAH menjadi driver Gojek yang memakai helm SNI, pakai sepatu, memberi masker ke penumpang dan yang paling dhasyat "berhenti saat lampu merah". Nadiem dalam hal ini sukses merubah "perilaku" yang mungkin bisa jadi inspirasi Revolusi Mental bagi Jokowi dalam membenahi mental PNS-nya.

Nadiem tidak seperti kebanyakan pemuda lulusan luar negeri pada umumnya. Setelah lulus dari HArdvard Business School, kalau biasanya para pemuda itu ogah pulang ke Indonesia dengan alasan gaji yang kecil, tidak dihargai lulusan luar negerinya. Ini malah kembali ke Indonesia dan mendirikan Gojek, dengan anggota awal 20 orang, sekarang sudah 10.000 anggota.

Apapun tantangannya seperti penembakan supir Gojek ini, saya yakin Nadiem dan team-nya dapat melewatinya dengan baik. Misi awal Nadiem adalah meningkatkan level hidup para tukang ojek yang tadinya hanya duduk manis nunggu penumpang menjadi pro aktif mencari order. Dengan Gojek, para supir Gojek yang mungkin tadinya pengangguran jadi memiliki penghasilan yang waue (asalkan mau kerja keras), para pedagang makanan (Go Food), tukang pijit (Go Massage), tukang salon (Go glam), supir angkutan barang (Go Box) menjadi memiliki penghasilan yang lebih dhasyat.  

Semuanya diawalin dari NIAT. Niat awal Nadiem pastinya bukan murni keuntungan namun misi sosial meningkatkan derajat hidup orang-orang yang mau kerja keras, bukan kerja instan.

Ayo kerja keras temukan pelaku penembak supir Gojek Kemang. Apapun tantangannya, maju terus Nadiem. Orang baik pasti didoakan banyak orang. Minimal ibu-ibu dan istri para supir Gojek yang dapurnya ngebul karena Nadiem.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun