Namanya juga mitos... Silakan kalau mau percaya atau tidak.
Mendaki Puncak Pulau Gililaba
Setelah semalaman bergulat dengan mabuk laut, pagi berteman sunrise, pulau kedua yang kami kunjungi adalah pulau Gililaba. Pulau yang tidak berpenghuni ini terkenal keindahan panorama perbukitan tanpa pohon besar dengan latar belakang selata di Gililaba.
Eksotis ! Ini baru Indonesia ....
[caption id="attachment_310573" align="aligncenter" width="120" caption="Memandangi laut dari puncak bukit Gililaba."]
Mendaki puncak bukit tertinggi menjadi agenda wajib jika kita silaturahmi ke pulau dengan pemandangan laut yang eksotis ini. Dari puncak dapat terlihat seluruh kepulauan yang ada di sekitar pulau Komodo.
[caption id="attachment_310576" align="aligncenter" width="160" caption=" Kami bertemu dengan rombongan kapal lain yang penuh bule. Terkadang muncul perasaan ironis, bule lebih banyak menjelajahi pulau-pulau Nusantara kita, sementara turis Indonesia ditemukan lebih banyak mengaduk-aduk barang sale di orchard road atau Disneyland Hongkong."]
Suruh nyebur ke laut ? Takut item ..... Biasanya begitu alasan kebanyakan turis Indonesia tentang wisata laut. Kalaupun pergi ke laut, perbekalan payung teh botol segede tombak Gajah Mada dan sunblock-nya menuh-menuhin tas.
Dari Gililaba kapal bertolak ke pulau Komodo berjarak kurang lebih 1 jam, karena padatnya pulau sehingga perjalanan menggunakan kapal tidak terlalu berombak, karena kita mengarungi selat.
Berjemur di Pantai Merah alias Pink Beach
Pantai ini lebih terkenal dengan pink beach. Yap, disebut pink beach pastinya karena warna pasirnya merah muda atau pink. Orang lokal menyebutnya Pantai Merah, coba pegang pasirnya maka akan terlihat bulir-bulir merah di antara pasir yang konon berasal dari batu karang yang hancur terkikis oleh waktu.
Datanglah pada saat pagi hari maka keindahan pasir merahnya akan sangat terasa. Underwater snorkling-nya juga boleh diadu di pantai merah ini.